" NDRESMO" , ada yg bilang SIDOSERMO atau SIDORESMO . namun nama asal dari kampung itu bernama NDRESMO .Perkampungan yang terletak di perbatasan antara Kecamatan Wonokromo dan Kecamatan Wonocolo, tepatnya di Jalan Sidosermo Dalam Surabaya, Jawa Timur,
Hampir seluruh daerah di Indonesia , bahkan di Luar Negeri terlebih timur tengah banyak yg kenal desa itu . karena kebanyakan penduduk nya punya pesantren . jumlahnya sangat banyak . hingga bisa dibilang Bahwa Daerah ini merupakan Komplek Pondok Pesantren.
Sejarah Dzurriyah/keturunan Nderesmo
Penduduk asli Ndresmo yang sebagaian besar masih mempunyai pertalian darah adalah masih merupakan Keturunan baginda nabi MUHAMMAD SAW dari berbagai arah silsilah yg berbeda . ada dua jalur silsilah yg menghubungkan nasab penduduk ndresmo ke-baginda Nabi Muhammad SAW . yaitu dari keturunan Sayyid Abu Bakar Basyaiban ( Berbeda dari Fam keturunan nabi Muhammad S.A.W seperti Al-Athos, Al-habsy, As Segaf dll yang berwajah Arab dan timur tengah , Fam Sayyid Abu Bakar Basyaiban lebih membumi dengan wajah Khas Nusantara karena Berda'wah dengan membaurkan diri ke Masyarakat ) dari jalur Dzurriyah Sayyid Abdurrahman . atau ada yang mengatakan Merupakan keturunan dari Adhomat Khon ( Keturunan dari Walisongo ).
Sayyid Abu Bakar Basyaiban yang mempunyai Putra Bernama Abdurrahman Basyaiban ( Aslinya dari Yaman ) yang berda'wah ke Tanah Jawa, yang sambil Syi'ar menikahi orang Pribumi yakni Syarifah Khodijah ( Merupakan Putri dari Syarif hidayatulloh atau yang dikenal Sunan Gunung Jati / dicerita lain merupakan cucu Sunan Gunung Jati dari Maulana Hasanuddin/Pangeran Subankinkin ) mempunyai Anak , Sayyid Arief atau dikenal Sayyid Abdurrohim (Sigoropuro ) , Sayyid Sulaiman ( Betek/Mojoagung ) , Sayyid Abd Karim ( makam di Ampel yang sebagaian cerita katanya merupakan anak bawaan dari Syarifah khodijah sebelum menikah dg Sayyid Abdurrahman Basyaiban )
Pernikahan Sayyid Abdurrahman dengan Syarifah khodijah , Putri/Cucu dari Syarif hidayatulloh atau Sunan Gunung Jati yg kakek nya adalah seorang Sultan di Mesir " Sultan Hud " dan Neneknya seorang Putri dari Kerajaan Sunda " Prabu Siliwangi " di Dokumen lain Merupakan Putra dari Maulanana Hasanuddin/Pangeran Subankinkin ibni Syarif hidayatulloh sang Raja Banten Pertama (sumber https://www.geni.com/people/Sultan-Maulana-Hasanudin-Sultan-Banten-Pertama-1552-1570/6000000018635607644 ) menjadikan keluarga Sayyid Abdurrahman Basyaiban sebagai Keluarga Kerajaan
Kisah Keturunan Nderosmo di panggil "Mas "
Diceritakan bahwa Putra dari Sayyid Abdurrahman yang bernama Sayyid Arief/Sayyid Aburrohim dan Sayyid Sulaiman , meminta "Mondok" , tetapi sang ibu yang merupakan Putri bangsawan keberatan sang putra mondok jauh dari kerajaan . Tetapi atas kebijakan dari sang ayah (Sayyid Abdurrahman ) hingga sang ibu ( Syarifah Khodijah ) ahirnya Mengijinkan dua putranya "Mondok " di Ampel Surabaya
Ditengah obrolan antara sang ibu dan kedua anaknya yang mau mondok tersebut ada permintaan dari Sayrifah Khodijah kepada kedua putranya Jika ke Jawa untuk mencari pamannya yang bernama Kyai Sholeh Semendi ,
Singkat cerita saat di pondok di kawasan Ampel yang diasuh oleh keturunan dari Sunan Ampel yang pada Zaman dahulu menjadi kebiasaan bagi sang Guru/Pengasuh pondok untuk berRiyadho dimalam hari dan menjadi kebiasaan setiap malam mengelilingi pondok ,
Pada suatu malam terlihat cahaya keemasan di salahsatu " gutekan/pondokan " yang Beliau (Pengasuh pondok Ampel ) belum tau persis siapa yang ada di gutekan/pondokan tersebut sehingga hanya bisa memberikan tanda pada sarung Santri Tersebut dg mengikatnya .
Pagi harinya dikumpulkan semua santri dan ditanyakan siapa yang punya sarung tersebut dan ahirnya mengakulah Sayyid Sulaiman dan Sayyid Arief tersebut . sehingga " Diusir" lah mereka dari pondok dan diumumkan kesemua santri agar jangan lagi memanggil mereka dengan panggilan langsung semua keturunan mereka tetapi harus dipanggil dengan Awalnya " Mas " yang menisbatkat pada kemilau Kuning emas yang dilihat oleh sang kyai tersebut
Atas Cerita Tersebut entah banar atau Tidak ( Waallohu a'lam ) Mulai saat itu hingga sekarang semua keturunan dari Sayyid Sulaiman dan Sayyid Arif/Sayyid Abdurrahim di Panggil dengan depannya " Mas " bagi Laki-laki maupun Perempuan
nama " NDRESMO" itu bukan sebuah kebetulan saja . namun terdapat sejarah awal penamaan itu . dahulu sekali , setelah Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban dan kakaknya Sayyid ali ( keduanya adalah putra dari Sayyid abdurrahman suami dari syarifah khodijah putri syarif hidayatullah ( sunan gunung jati ) berkelana dalam penyi'aran islam , akhirnya beliau berdua menetap disuatu tempat . Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban berakhir di mojoagung hingga wafat beliau dan dikebumikan disana . namun sebelum ke-mojoagung beliau sudah mendirikan sebuah pesantren dipasuruan yg hingga kini masih berdiri kokoh dan besar . nama pesantren itu adalah SIDOGIRI .
Sedangkan kakaknya , Sayyid Ali Al-arif bin Abdurrahman Basyaiban menetap dan mengajar didaerah pasuruan yg terkenal dg sebutan SEGOROPURO . beliau-pun diwafat dan dikebumikan disana .
Disaat Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban masih memangku pesantren dipasuruan itu-lah , beliau berkeinginan lebih meluaskan syi'ar islamnya ke-daerah2 lain . beliau menyuruh putra2-nya agar semakin giat dalam hal penyebaran islam diberbagai daerah . terdapat beberapa nama dari putra2 beliau yang tercatat diberbagai silsilah . diantaranya :
abdul wahab , hazam , tsabit , ali akbar , abdulloh , abid , hasan , husein dan muhammad baqeer . ( mungkin ada yg lain ? allahu a'lam ) .
para putra2 Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban itu banyak yg menyebar untuk melaksanakan keinginan ayah mereka utk memperluas penyebaran islam . tak terkecuali putra beliau yg bernama Sayyid Ali Akbar . dalam masa pengembaraan , beliau ( Sayyid Ali Akbar ) bermunajat pada Allah agar diberi petunjuk dimana tempat atau daerah yg layak buat dirinya menetap . dan ternyata AllahS.W.T memberikan petunjukNYA . terlihat oleh Sayyid Ali Akbar ditengah2 munajatnya , sebuah cahaya yg terang yang mengarah kesuatu tempat yg kala itu masih sebuah hutan yg angker .
menurut riwayat tidak ada satupun orang yg sanggup memasuki hutan itu . orang banyak yg menyebutkan nama daerah itu dengan nama ' alas demungan ' . akhirnya Sayyid Ali Akbar melaporkan hal itu pada ayahandanya . mendengar penuturan putranya itu , Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban menyuruh Sayyid Ali Akbar agar membabat dan menakhlukkan hutan itu dan membangun tempat tinggal disitu . beberapa santri ayahnya dipesantren sidogiri di-ikut sertakan untuk membantu putranya mengemban tugas itu .
singkat cerita , Sayyid Ali Akbar berhasil membabat dan menakhlukkan hutan itu . berbagai kendala dan cobaan alhamdulillah berhasil beliau lalui . setelah selesai , beliau membangun satu rumah sederhana yang dihalaman depan-nya terdapat sebuah ' gutek'an ' atau istilah sekarang satu tempat yg disediakan untuk santri menetap . setelah selesai semuanya , tak lama ayahanda beliau datang untuk melihat hasil kerja putranya itu . cukup puas perasaan Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban melihat semua hasilnya . maka beliau berpesan pada putranya agar menetap disitu dan beliau menyuruh sebagian santrinya yg tadinya membantu Sayyid Ali Akbar akbar agar ikut menetap bersama putranya . Sayyid Sulaiman memilih beberapa santri yg berjumlah 5 orang . akhirnya Sayyid Sulaiman kembali kepasuruan dan meninggalkan 5 santri buat putranya , ali akbar .
hari terus berganti . kehidupan Sayyid Ali Akbar penuh berisi dengan ibadah , ngaji dan pembenahan . setiap tak ada kegiatan ngaji bagi para 5 santri tersebut , mereka isi dengan muthola'ah ( belajar ) kitab2 yg telah diajarkan sayyid ali akbar . hingga suara mereka dalam hal membaca kitab terdengar oleh beliau . akhirnya beliau segera menghampiri para santri-nya itu . dihadapan para 5 santri itu beliau berkata :
" kang , tiap malam aku selalu mendengar kalian belajar bersama saling nderes ( membaca ) kitab yg telah aku ajarkan . maka ingat baik-baik , sejak saat ini yang mulanya desa ini bernama ndemungan , maka aku ganti dengan nama NDRESMO . sing nderes kabehe limo ( yang belajar lima orang ) .
" inggih kyai " ( iya kyai ) jawab para 5 santri itu kompak .
maka sejak itulah , desa itu mulai dikenal orang dengan nama ndresmo . dan lama kelamaan ndresmo mulai berdatangan para murid Sayyid Ali Akbar yang ingin menimba ilmu dipesantren beliau ini . semakin ramai dan terkenal desa itu . dan hingga kini kampung ndresmo terkenal dengan sebutan ' mekkah-nya tanah jawa ' .
perlu diketahui , salah satu dari 5 santri Sayyid Ali Akbar tersebut adalah ' ki Ageng Hasan Besari ' yg terkenal dg ki kasan besari ponorogo . seorang ulama besar dan sangat terkenal hingga kini .
NDRESMO DIMASA PENJAJAHAN
Sudah sejak dulu atau tepatnya sejak zaman penjajahan desa itu selalu dikunjungi banyak orang . bagaimanapun juga keamanan didesa itu terjamin sejak terikatnya perjanjian antara Sayyid Ali Akbar dan pemererintah kolonial belanda . lalu diperkuat lagi perjanjian sayyid iskandar (putra beliau yang di kenal di Bungkul-Surabaya).
jadi para tamu-tamu yang memasuki desa ndresmo dulunya itu bisa dipastikan ada 2 hal : yaitu niat belajar mengaji atau cari perlindungan dari kejaran para tentara belanda . perjanjian antar belanda dan kedua tokoh sentral ndresmo itu sudah tertulis . hingga sekarang konon tulisan perjanjian untuk menjadikan desa ndresmo sebagai tempat yg di-istimewakan masih tersimpan rapi dinegara belanda sana . desa itu memang membuat masalah dan mati kutu bagi para penjajah . tak bisa berbuat banyak jika berurusan dengan penduduk desa itu . dan itupun berlanjut hingga kepenjajahan jepang . sudah menjadi rahasia umum disaat penjajahan belanda dan jepang dulu , jika ada tentara yg berusaha melanggar perjanjian tersebut bisa dipastikan terkena musibah yg mengenaskan . bahkan jika ada tentara yg berusaha masuk kedesa itu , banyak yang matanya tertutupi dengan sesuatu hal, hingga keberadaan ndresmo se-akan hilang tak berbekas.
Ada beberapa peninggalan kuno yang masih ada didesa ndresmo . yaitu masih utuhnya rumah bekas kediaman Sayyid Ali Akbar hingga keputranya Sayyid Ali Ashghor . yang kini rumah itu ditempati oleh K.H.Mas Mas'ud (almarhum ) . lalu celana panjang yg biasa dipakai dalaman jubah milik sayyid ali ashghor yg masih tetap utuh . kemudian sumur yang dulunya biasa dipakai Sayyid Ali Akbar untuk memberi minuman para pejuang, hingga sesiapapun yg habis meminumnya secara fakta tak mempan oleh segala macam senjata para penjajah . sekarang keberadaan sumur itu ditutup karena pernah terjadi hal yg sangat menakjubkan . ada seseorang yang mencuci buah pepaya yang masih utuh disitu . lalu setelah habis dicuci ternyata pepaya itu tak mempan dikuliti oleh pisau . dan masih banyak lagi kejadian yg berhubungan dengan sumur itu hingga membuat orang yg meminumnya kebal akan segala senjata tajam ( fakta tak terbantahkan dan banyak saksi yg masih hidup hingga saat ini ) .
NDRESMO DIMASA tahun 1950 - 2009 .
Dimasa itu desa ndresmo ibarat bunga yang segar dan indah . dimasa itu pula makin banyak berdatangan para santri disetiap rumah-rumah anak cucu keturunan baginda nabi Muhammad SAW didesa itu . banyak tokoh-tokoh kyai ndresmo kala itu yang berwibawa dan kharismatik . baik kyai ndremo yg menetap didesa itu, ataupun kyai ndresmo ( ahli ndresmo ) yang berada dikota-kota lain seperti pasuruan dll . atau baik kyai ndresmo dari fam ( Anak Cucu ) Basyaiban atau fam ( anak Cucu ) adhamat khan atau fam lainnya .
Para sesepuh dulu dengan tindakan nyata memberikan contoh terhadap keturunan mereka kelak , agar senantiasa mementingkan ilmu agama daripada duniawi . juga pentingnya berserah diri pada Allah SWT disaat kondisi apapun . membiasakan diri utuk selalu meng-khatamkan alqu'an minimal 3 hari sekali .membiasakan diri agar tak tidur malam untuk memuji Allah hingga pagi . semua itu masih terlaksana hingga saat ini . maka jangan heran jika kita melihat dirumah-rumah keturunan baginda nabi di-ndresmo jika malam jarang yang tidur . ada yang dimasjid 'ali akbar' dan ada yang dirumah membaca alqu'an , ada yang memimpin para santrinya untuk istighotsah , ada yang ngelalar pelajaran agama . namun jika siang hari jarang yg keluar rumah ( ingat , bukan rumah para pendatang lo ) . terdapat nama-nama para kyai yang bisa mempertahankan kewibawaan ndresmo dari dulu hingga saat ini .
yaitu kyai Mujahid , kyai Mansur bin thoha , Kyai Muhibbin , kyai baqer , kyai abdul qadir , kyai yahya , kyai thoha , kyai ahmad dan kyai2 lainnya
kini , ndresmo masih tetap sebuah desa yg sangat religius sekali . makin banyak kegiatan saadah ( para sayyid ) dimasa modern ini . tak seperti sesepuh ndresmo hadapi, yg berupa para penjajahan dan peristiwa keganasan PKI yang penuh dengan kekerasan , maka para saadah sekarang menghadapi sesuatu yg complicated . baik dalam kehidupan bermasyarakat yg lain dg yg dulu . karena para pendatang baru makin banyak . apalagi teknologi yg maju pesat dan zaman telah banyak berubah . tapi alhamdulillah tak bisa merubah ke-religiusan ndresmo itu .
Meski "ndremo" desa yg sangat kecil tapi terdapat puluhan pesantren disitu , meski rata-rata santrinya cuma sedikit . terhitung hanya 2 pesantren yg bisa dikatakan besar dindresmo itu . yaitu ponpes annajiyah dan ponpes at-tauhid . dan inilah nama pesantren didesa ndremo yg memang sudah punya nama :
1 . Pondok Pesantren An-Najiyah ( pim. KH.Mas yusuf muhajir , diponpes barat )
2 . Pondok Pesantren An-Najiyah ( pim. KH.Mas Abdullah muhajir , diponpes timur )
3 . Pondok Pesantren Islam At – Tauhid ( pim. KH.Mansyur Tholhah )
5 . Yanaabi'ul-ulum ( pim. KH.Mas Khotib )
6 . Pondok Pesantren Islam Al-Haqiqi Al-Falahi Joyonegoro ". ( pim. KH.Mas Lukman abdul qadir )
7 . Al-wasilah ( pim. KH. Anshor Muhajir )
8 . Pondok Pesantren pim. KH.Mas Khalim dan K.Mas Abdul Qadir
9 . Pondok Pesantren pim. K.Mas Faqor
10. Pondok Pesantren pim. Nyai Hj. Mas Farohah
11. Al-irsyad ( pim. Nyai Hj. Mas Afifah binti KH.Mas Nur Rosul )
12. Pondok Pesantren pim. Nyai Mas Luthfa binti KH.Mas Abu Dzarrin
13. Pondok Pesantren Al-hasan ( pim . . . . )
14. At-Taqowwiyah ( pim. saya sendiri, pemilik blog ini,bin KH.Mas Nur Rosul )
15. Pondok Pesantren pim. Kyai Mas Qadir
16. Al-Ahih ( pim. KH.Mas Dawam )
17. Pondok Pesantren pim. KH.Mas Busyairi
18. Al-badar ( pim . KH.Mas Nur )
19. Pondok Pesantren pim. KH.Mas abdul qahar
20. Al-badar putri ( pim. KH.Mas Muzammil )
21. Pondok Pesantren pim. KH.Mas Yazid. dll
Sumber : http://ndresmo.blogspot.co.id/2009/03/artikel-7.html
1. SEKILAS TENTANG PONPES AN-NAJIYAH
KH. Mas Yusuf Bin Muhajir
Di pinggiran kota, tepatnya di kelurahan Sidosermo Kecamatan Wonocolo berdirilah Pondok Pesantren tertua, yang sekarang dikenal dengan nama Pondok Pesantren An-Najiyah.
Dalam catatan sejarah Pondok Pesantren ini didirikan pada tahun 1613 oleh KH. MAS ( Sayyid ) Ali Akbar putra Sayyid Sulaiman ( Sunan Mojoagung cucu dari Sunan Gunung Jati) bin Sayyid Abdurrahman bin Umar bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Achmad bin Sayyid Abu Bakar Al-Basyaiban.
Pondok Pesantren ini sakarang dibawah asuhan beberapa orang Kyai. Antara lain: K.H. Mas Yusuf Bin KH Mas Muhajir. KH.Mas Muhajir beliau adalah putra KH. Mas Mansur.
KH.Mas Muhajir Memangku Pesantren Sidosermo juga sekaligus perintis lembaga pendidikan formal di An-Najiyah. Beliau dikenal sebagai ulama pejuang kemerdekaan,juga dikenal sebagai prajurit yang ikut mengangkat senjata melawan tentara belanda dalam revolusi kemerdekaan. KH.Mas Muhajir berangkat mengangkat senjata bergabung dengan Bataliyon Mansur Sholihin. Karir perjuangan ini mulai ketika berada di Brangkal Mojokerto, dimana beliau dipercaya ayahandanya memangku Pesantren Al-Ikhsan di Brangkal. Dan beliau kembali ke Surabaya bersama Pak Jarot pada tahun 1949.
KH.Mas muhajir yang lahir pada tahun 1912. Menuntut ilmu agama Islam dan bermukim di Makkah selama 6 tahun setelah sebelumnya menjadi santri di Tebu Ireng Jombang. Kemudian berturut menuntut ilmu agama pada pesantren KH.Zaenal Abidin, di Mojosari-Nganjuk. KH. Halim,Sukrejo-Banyumas, KH.Muntaha, Jangkabuan Bangkalan-Madura dan pada KH Zahid, Sumelo- Jombang. Disamping itu pernah juga nyantri pada KH.Zaenal, Bungah-Gresik dan pada KH. Ya’qub, Panji Buduran-Sidoharjo ,
Saat ini Pondok Pesantern An-Najiyah telah dilengkapi pendidikan formal TK-SD-SMP-SMU, selain itu juga ada Madrasah Diniyah Putra dan Putri. Madrasah Diniyah Putra dibawah pimpinan KH.Mas Khoirul Anam, sadangkan Madrasah diniyah Putri dibawah pimpinan Nyai.Hj.Mas Jazilatul Chikmiyah Muhajir, dan diasuh oleh KH.Mas Yusuf Muhajir. KH.Mas Yusuf Muhajir setelah menamatkan pendidikan di SD,SLTP An-Najiyah kemudian sebuah SMU di Surabaya kemudian melanjutkan pendidikan di Timur Tengah tepatnya di Syiriah kurang lebih 5tahun. Beliau adalah salah satu wakil ketua yayasan An-Najiyah disamping KH.Mas Faqihuddin Muhajir, KH.Mas Abdullah Muhajir dan KH.Mas Mansur Muhajir sebagai ketua Umum Yayasan. Sedangkan KH. Mas Anshor Muhajir adalah pemangku Pondok Pesantren Al-Wasilah dan pendiri Yayasan Pendidikan An-Najiyah. Akan halnya dengan pondok itu sendiri berkembang menjadi pondok putri Barat dibawah asuhan Nyai.Hj.Mas Fatimah Muhajir, Pondok Pesantren Putri Timur dibawah asuhan Nyai Hj. Chasanah istri Almaghfurlah KH. Mas Muhajir Mansur. Disamping ada pesantren Al-Wasilah dibawah asuhan KH.Mas Anshor Muhajir.
sumber : https://bosoku.wordpress.com/2011/05/18/profil-ponpes-an-najiyah/
2. SEKILAS TENTANG PONPES AT-TAUHID
Pondok Pesantren Islam At – Tauhid berawal dari salah satu pewaris perjuangan dan keturunan pendiri pondok pesantren ndresmo. Beliau adalah KH. Mas Ahmad Tholhah Bin Abdulloh Sattar. Beliau lahir di Surabaya pada 12 Desember 1919 M. Sosok yang memiliki tekad pengabdian sepanjang hidup. Hampir seluruh hidupnya dihabiskan untuk mengabdikan diri dalam perjuangan Izzul Islam wal Muslimin. Pada masa mudanya beliau aktif dalam perang gerilya bersama-sama tentara Hizbullah dan Pasukan Panglima Besar Jenderal Soedirman
Pada masa itu pondok pesantren merupakan salah satu tempat yang dijadikan sebagai markas pasukan tentara Hizbullah, tak terkecuali pondok pesantren ndresmo. Pada suatu operasi yang dilancarkan oleh tentara Hizbullah, beliau Mas Tholhah muda berhasil mencuri senjata di gudang senjata Belanda di kawasan Ngagel Surabaya. Senjata-senjata itu kemudian dikirim ke markas batalyon di Ponorogo. Dari perjuangan tersebut beliau mendapatkan kehormatan berupa pangkat LETNAN TNI AD.
KH. Mas Tholhah Abdullah Sattar juga dikenal sebagai Kyai yang berilmu tinggi baik dalam tingkat ilmu pengetahuannya juga dalam ilmu kadikdayaan atau ilmu kanuragan, karena selain mengajar pendidikan agama di wilayah pondok pesantren juga mengajar pendidikan agama di luar pondok pesantren melalui media mimpi. Salah satu murid yang dididik melalui media mimpi yakni KH. Nur
Iskandar di Jakarta. 8 Meskipun banyak Kyai yang lebih sepuh dari KH. Mas Tholhah Abdullah Sattar, yang mempunyai ilmu tinggi di wilayah Sidoresmo,namun KH. Mas Tholhah Abdullah Sattar lah yang paling disegani. ( Paragraf ini sumber dari http://digilib.uinsby.ac.id/7837/1/BAB%20I.pdf )
Setelah Indonesia mendapatkan rahmat kemerdekaannya, perjuangan KH. Mas Tholhah tidak begitu saja berhenti. Beliau melanjutkan pengabdian hidupnya di jalur Tafaqquh Fid Diin. KH. Mas Tholhah melihat bahwa pola pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren dirasakan masih perlu adanya sentuhan perbaikan dan peningkatan di beberapa aspek. Kemudian pada tahun 1969 M dengan tekad keras beliau memulai mewujudkan sebuah pondok pesantren yang lebih sistemik dan berdirilah Pondok Pesantren Islam "At – Tauhid" sebagai bagian tak terpisahkan dari pondok pesantren Ndresmo. Pola pendidikan yang beliau ambil adalah menggabungkan ranah metode pendidikan salaf dengan metode pendidikan formal dengan kurikulum pendidikan nasional yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1969 itu pula Pondok Pesantren Islam At – Tauhid secara resmi membuka Madrasah Ibtida’iyah dengan menggabungkan kurikulum Departemen Agama dan kurikulum lokal pesantren yang menggunakan kitab-kitab salafi.
Pada tahun ajaran 1976-1977 M. Madrasah Ibtida’iyah AT – TAUHID mulai mengeluarkan lulusan perdananya dengan ijazah negeri. Pada tahun ajaran 1977-1978 Pondok Pesantren Islam At – Tauhid membuka secara resmi Madrasah Tsanawiyah dengan metode yang sama dengan Madrasah Ibtida’iyah yang lebih dahulu eksis. Tahun ajaran 1980-1981 Madrasah Tsanawiyah mengeluarkan ijazah negeri setingkat SMP untuk lulusan pertamanya. Sebagian besar dari mereka lulusan Madrasah Tsanawiyah tetap menetap di pondok sembari meneruskan jenjang pendidikan Madrasah Aliyah di luar pondok. Hal ini lebih disebabkan oleh belum dibukanya Madrasah untuk tingkatan Aliyah. Tuntutan dan harapan santri dan masyarakat yang begitu besar pada saat itu akhirnya terpenuhi dengan dibukanya Madrasah Aliyah pada tahun ajaran 1982-1983. Madrasah Aliyah At – Tauhid baru mengeluarkan lulusan pertamanya pada tahun ajaran 1985-1986.
Pada tahun 1986, Pondok Pesantren Islam At – Tauhid membuka Madrasah Tahfidzil Qur’an. Madrasah yang diresmikan langsung oleh beliau KH. Mas Tholhah Abdulloh Sattar pada 10 Muharram 1407 H ini merupakan jawaban atas banyaknya permintaan simpatisan dan masyarakat luas baik yang disampaikan langsung maupun melalui surat kepada pondok agar secara khusus menerima santri yang berminat memperdalam dan menghafal Alqur’an. Syarat untuk dapat mengikuti program Madrasah Tahfidzul Qur’an pada saat itu adalah; pertama, Santri calon Hafidz/Hafidzoh harus lulus dalam uji dasar calon Hafidz/Hafidzoh dengan standar yang telah ditetapkan. Kedua, sanggup untuk tidak mengikuti kegiatan lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan program Tahfidzul Qur’an hingga program selesai.
Pola penerapan kurikulum gabungan yang menjadi “Nilai Lebih” dari Madrasah Ibtida’iyah, Tsanawiyah dan Aliyah di Pondok Pesantren Islam AT – TAUHID terus berjalan dengan mulus hingga pemerintah mengeluarkan kebijakan baru pada tahun 1987. Kebijakan itu memaksa seluruh unit madrasah di lingkungan Pondok Pesantren Islam AT – TAUHID untuk membuang hampir seluruh materi kurikulum lokal yang sesungguhnya merupakan “Nilai Lebih” dari keberadaan Madrasah di Pondok Pesantren Islam AT – TAUHID. Seluruh unit madrasah di AT – TAUHID akhirnya tidak “berbeda” dengan madrasah dan sekolah-sekolah lainnya. Untuk menampung kembali muatan lokal yang terbuang dari unit madrasah Ibtida’iyah, Tsanawiyah dan Aliyah sekaligus memberi ruang lebih pada kajian pendalaman khazanah keilmuan agama secara lebih spesifik dan terfokus, KH. Mas Tholhah Abdullah Sattar meresmikan Madrasah Diniyah AT – TAUHID pada tahun 1988 M. Seluruh Santri Pondok Pesantren Islam AT – TAUHID diwajibkan mengikuti kegiatan di Madrasah Diniyah sesuai tingkatan masing-masing. Hal ini dilakukan demi menjaga dan mempertahankan sibghoh/karakter Ma’hadiyyah pada diri santri-santri Pondok Pesantren Islam AT – TAUHID. Pada tahun 1992 didirikan juga Taman Pendidikan Alqur’an/TPQ sebagai wujud kepedulian AT – TAUHID terhadap kebutuhan masyarakat untuk mengenalkan anak-anak mereka terhadap Alqur’an.
Sumber : https://santrindresmo.wordpress.com/2014/06/14/
3. SEKILAS TENTANG PONPES AL-HAQIQI
Sejarah berdirinya pondok pesantren al-haqiqi tidak terlepas dari sejarah pondok dresmo, kareba keberadaannya ditengah pondok dresmo. Ditinjau dari segi historisnya, sebagian besar dari penduduk dresmo dalem adalah berasal dari keturunan dari seorang sayid yang bernama sayid sulaiman. Beliau adalah cucu sunan gunung jati, dari putrinya yang dipersunting sayyid abdur rohman dari Hadromaut, Timur Tengah. Dari pernikahan itu dikaruniai dua putra yaitu sayyid sulaiman dan sayyid abdur rohim. Kedua putranya ini oleh masyarakat diberi gelar Kyai raden mas yang lazimnya disebut Kyai mas.
Sedangkan pondok pesantren Islam Al-haqiqi Al-Falahi Joyonegoro didirikan oleh KH. Raden Mas Abdul Qodir pada tahun 1930. Pada mulanya pesantren ini identik dengan padepokan (surau) yang dihuni oleh 30 santri. Pada saat itu santri yang mondok adalah pemuda dan orang dewasa karena mereka bertujuan untuk mendalami ilmu tenaga dalam (ilmu kanuragan) dan ilmu agama Islam. Dan mereka mayoritas berasal dari Madura, dan sebagian dari daerah lain.KH. Mas Abdul qodir dalam mendidik santrinya berusaha untuk mengembangkan dan melestarikan ajaran agama Islam. Perjuangan beliau melalui lembaga pesantren sebagai penanaman aqidah Islam yang kuat bagi umat islam. Beliau juga memberikan bekal ilmu kanuragan untuk menghimpun kekuatan fisik. Karena pada saat itu beliau juga berjuang untuk mengusir penjajah.
Beliau terkenal sebagai Kyai yang alim dan pendekar yang sakti mandraguna. Sehingga banyak pemuda yang datang untuk menjadi santrinya. Beliau membekali santri dengan ilmu agama dan ilmu kesaktian, karena ilmu kesaktian sangat diperlukan pada saat berjuang mengusir penjajah. Perjuangan beliau berlanjut sampai paska kemerdekaan Indonesia.
Setelah KH. Abdul Qodir wafat pada tahun 1969, kepemimpinan pondok pesantren dilanjutkan oleh putra beliau yang kedua yaitu KH. Raden Mas Luqman Hakim. Pergantian kepemimpinan ini berdasarkan wasiat KH. Abdul Qodir yang mengutus KH. Luqman Hakim untuk meneruskan dan melanjutkan pondok pesantren tersebut. Disamping itu, hanya KH. Luqman Hakim lah yang pada mudanya belajar dipesantren. Dan pada saat KH. Abdul Qodir masih hidup beliau berpesan kepada KH. Luqman Hakim agar nantinya tidak mengajar ilmu “kanuragan”, pada santri-santrinya, akan tetapi lebih difokuskan pada ilmu akidah, syariah dan perilaku yang benar.
KH. Mas Luqman Hakim mulai mengasuh pondok pesantren Islam Al-Haqiqi sejak beliau berusia 18 tahun guna menjalankan wasiat dari ayah beliau. Selama kepemimpinan beliau, terjadi pergantian nama pondok pesantren. Pertama kali pondok pesantren bernama " Al-Muawwanah " , lalu diganti dengan nama " Pondok pesantren Islam Al-Haqiqi Joyonegoro." Setelah beberapa tahun beiau mengasuh pondok pesantren ini, beliau jatuh sakit dan disaat sakit itulah beliau diwasiati agar nama pondok pesantren Islam Al-Haqiqi itu ditambah dengan nama Al-Falahi. Akhirnya nama pondok ini menjadi " Pondok Pesantren Islam Al-Haqiqi Al-Falahi Joyonegoro ".
Sumber : http://alhaqiqi.net/sejarah-berdirinya-pondok-pesantren-al-haqiqi/
>
Script
para putra2 Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban itu banyak yg menyebar untuk melaksanakan keinginan ayah mereka utk memperluas penyebaran islam . tak terkecuali putra beliau yg bernama Sayyid Ali Akbar . dalam masa pengembaraan , beliau ( Sayyid Ali Akbar ) bermunajat pada Allah agar diberi petunjuk dimana tempat atau daerah yg layak buat dirinya menetap . dan ternyata AllahS.W.T memberikan petunjukNYA . terlihat oleh Sayyid Ali Akbar ditengah2 munajatnya , sebuah cahaya yg terang yang mengarah kesuatu tempat yg kala itu masih sebuah hutan yg angker .
menurut riwayat tidak ada satupun orang yg sanggup memasuki hutan itu . orang banyak yg menyebutkan nama daerah itu dengan nama ' alas demungan ' . akhirnya Sayyid Ali Akbar melaporkan hal itu pada ayahandanya . mendengar penuturan putranya itu , Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban menyuruh Sayyid Ali Akbar agar membabat dan menakhlukkan hutan itu dan membangun tempat tinggal disitu . beberapa santri ayahnya dipesantren sidogiri di-ikut sertakan untuk membantu putranya mengemban tugas itu .
singkat cerita , Sayyid Ali Akbar berhasil membabat dan menakhlukkan hutan itu . berbagai kendala dan cobaan alhamdulillah berhasil beliau lalui . setelah selesai , beliau membangun satu rumah sederhana yang dihalaman depan-nya terdapat sebuah ' gutek'an ' atau istilah sekarang satu tempat yg disediakan untuk santri menetap . setelah selesai semuanya , tak lama ayahanda beliau datang untuk melihat hasil kerja putranya itu . cukup puas perasaan Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban melihat semua hasilnya . maka beliau berpesan pada putranya agar menetap disitu dan beliau menyuruh sebagian santrinya yg tadinya membantu Sayyid Ali Akbar akbar agar ikut menetap bersama putranya . Sayyid Sulaiman memilih beberapa santri yg berjumlah 5 orang . akhirnya Sayyid Sulaiman kembali kepasuruan dan meninggalkan 5 santri buat putranya , ali akbar .
hari terus berganti . kehidupan Sayyid Ali Akbar penuh berisi dengan ibadah , ngaji dan pembenahan . setiap tak ada kegiatan ngaji bagi para 5 santri tersebut , mereka isi dengan muthola'ah ( belajar ) kitab2 yg telah diajarkan sayyid ali akbar . hingga suara mereka dalam hal membaca kitab terdengar oleh beliau . akhirnya beliau segera menghampiri para santri-nya itu . dihadapan para 5 santri itu beliau berkata :
" kang , tiap malam aku selalu mendengar kalian belajar bersama saling nderes ( membaca ) kitab yg telah aku ajarkan . maka ingat baik-baik , sejak saat ini yang mulanya desa ini bernama ndemungan , maka aku ganti dengan nama NDRESMO . sing nderes kabehe limo ( yang belajar lima orang ) .
" inggih kyai " ( iya kyai ) jawab para 5 santri itu kompak .
maka sejak itulah , desa itu mulai dikenal orang dengan nama ndresmo . dan lama kelamaan ndresmo mulai berdatangan para murid Sayyid Ali Akbar yang ingin menimba ilmu dipesantren beliau ini . semakin ramai dan terkenal desa itu . dan hingga kini kampung ndresmo terkenal dengan sebutan ' mekkah-nya tanah jawa ' .
perlu diketahui , salah satu dari 5 santri Sayyid Ali Akbar tersebut adalah ' ki Ageng Hasan Besari ' yg terkenal dg ki kasan besari ponorogo . seorang ulama besar dan sangat terkenal hingga kini .
NDRESMO DIMASA PENJAJAHAN
Sudah sejak dulu atau tepatnya sejak zaman penjajahan desa itu selalu dikunjungi banyak orang . bagaimanapun juga keamanan didesa itu terjamin sejak terikatnya perjanjian antara Sayyid Ali Akbar dan pemererintah kolonial belanda . lalu diperkuat lagi perjanjian sayyid iskandar (putra beliau yang di kenal di Bungkul-Surabaya).
jadi para tamu-tamu yang memasuki desa ndresmo dulunya itu bisa dipastikan ada 2 hal : yaitu niat belajar mengaji atau cari perlindungan dari kejaran para tentara belanda . perjanjian antar belanda dan kedua tokoh sentral ndresmo itu sudah tertulis . hingga sekarang konon tulisan perjanjian untuk menjadikan desa ndresmo sebagai tempat yg di-istimewakan masih tersimpan rapi dinegara belanda sana . desa itu memang membuat masalah dan mati kutu bagi para penjajah . tak bisa berbuat banyak jika berurusan dengan penduduk desa itu . dan itupun berlanjut hingga kepenjajahan jepang . sudah menjadi rahasia umum disaat penjajahan belanda dan jepang dulu , jika ada tentara yg berusaha melanggar perjanjian tersebut bisa dipastikan terkena musibah yg mengenaskan . bahkan jika ada tentara yg berusaha masuk kedesa itu , banyak yang matanya tertutupi dengan sesuatu hal, hingga keberadaan ndresmo se-akan hilang tak berbekas.
Ada beberapa peninggalan kuno yang masih ada didesa ndresmo . yaitu masih utuhnya rumah bekas kediaman Sayyid Ali Akbar hingga keputranya Sayyid Ali Ashghor . yang kini rumah itu ditempati oleh K.H.Mas Mas'ud (almarhum ) . lalu celana panjang yg biasa dipakai dalaman jubah milik sayyid ali ashghor yg masih tetap utuh . kemudian sumur yang dulunya biasa dipakai Sayyid Ali Akbar untuk memberi minuman para pejuang, hingga sesiapapun yg habis meminumnya secara fakta tak mempan oleh segala macam senjata para penjajah . sekarang keberadaan sumur itu ditutup karena pernah terjadi hal yg sangat menakjubkan . ada seseorang yang mencuci buah pepaya yang masih utuh disitu . lalu setelah habis dicuci ternyata pepaya itu tak mempan dikuliti oleh pisau . dan masih banyak lagi kejadian yg berhubungan dengan sumur itu hingga membuat orang yg meminumnya kebal akan segala senjata tajam ( fakta tak terbantahkan dan banyak saksi yg masih hidup hingga saat ini ) .
NDRESMO DIMASA tahun 1950 - 2009 .
Dimasa itu desa ndresmo ibarat bunga yang segar dan indah . dimasa itu pula makin banyak berdatangan para santri disetiap rumah-rumah anak cucu keturunan baginda nabi Muhammad SAW didesa itu . banyak tokoh-tokoh kyai ndresmo kala itu yang berwibawa dan kharismatik . baik kyai ndremo yg menetap didesa itu, ataupun kyai ndresmo ( ahli ndresmo ) yang berada dikota-kota lain seperti pasuruan dll . atau baik kyai ndresmo dari fam ( Anak Cucu ) Basyaiban atau fam ( anak Cucu ) adhamat khan atau fam lainnya .
Para sesepuh dulu dengan tindakan nyata memberikan contoh terhadap keturunan mereka kelak , agar senantiasa mementingkan ilmu agama daripada duniawi . juga pentingnya berserah diri pada Allah SWT disaat kondisi apapun . membiasakan diri utuk selalu meng-khatamkan alqu'an minimal 3 hari sekali .membiasakan diri agar tak tidur malam untuk memuji Allah hingga pagi . semua itu masih terlaksana hingga saat ini . maka jangan heran jika kita melihat dirumah-rumah keturunan baginda nabi di-ndresmo jika malam jarang yang tidur . ada yang dimasjid 'ali akbar' dan ada yang dirumah membaca alqu'an , ada yang memimpin para santrinya untuk istighotsah , ada yang ngelalar pelajaran agama . namun jika siang hari jarang yg keluar rumah ( ingat , bukan rumah para pendatang lo ) . terdapat nama-nama para kyai yang bisa mempertahankan kewibawaan ndresmo dari dulu hingga saat ini .
yaitu kyai Mujahid , kyai Mansur bin thoha , Kyai Muhibbin , kyai baqer , kyai abdul qadir , kyai yahya , kyai thoha , kyai ahmad dan kyai2 lainnya
kini , ndresmo masih tetap sebuah desa yg sangat religius sekali . makin banyak kegiatan saadah ( para sayyid ) dimasa modern ini . tak seperti sesepuh ndresmo hadapi, yg berupa para penjajahan dan peristiwa keganasan PKI yang penuh dengan kekerasan , maka para saadah sekarang menghadapi sesuatu yg complicated . baik dalam kehidupan bermasyarakat yg lain dg yg dulu . karena para pendatang baru makin banyak . apalagi teknologi yg maju pesat dan zaman telah banyak berubah . tapi alhamdulillah tak bisa merubah ke-religiusan ndresmo itu .
Meski "ndremo" desa yg sangat kecil tapi terdapat puluhan pesantren disitu , meski rata-rata santrinya cuma sedikit . terhitung hanya 2 pesantren yg bisa dikatakan besar dindresmo itu . yaitu ponpes annajiyah dan ponpes at-tauhid . dan inilah nama pesantren didesa ndremo yg memang sudah punya nama :
1 . Pondok Pesantren An-Najiyah ( pim. KH.Mas yusuf muhajir , diponpes barat )
2 . Pondok Pesantren An-Najiyah ( pim. KH.Mas Abdullah muhajir , diponpes timur )
3 . Pondok Pesantren Islam At – Tauhid ( pim. KH.Mansyur Tholhah )
5 . Yanaabi'ul-ulum ( pim. KH.Mas Khotib )
6 . Pondok Pesantren Islam Al-Haqiqi Al-Falahi Joyonegoro ". ( pim. KH.Mas Lukman abdul qadir )
7 . Al-wasilah ( pim. KH. Anshor Muhajir )
8 . Pondok Pesantren pim. KH.Mas Khalim dan K.Mas Abdul Qadir
9 . Pondok Pesantren pim. K.Mas Faqor
10. Pondok Pesantren pim. Nyai Hj. Mas Farohah
11. Al-irsyad ( pim. Nyai Hj. Mas Afifah binti KH.Mas Nur Rosul )
12. Pondok Pesantren pim. Nyai Mas Luthfa binti KH.Mas Abu Dzarrin
13. Pondok Pesantren Al-hasan ( pim . . . . )
14. At-Taqowwiyah ( pim. saya sendiri, pemilik blog ini,bin KH.Mas Nur Rosul )
15. Pondok Pesantren pim. Kyai Mas Qadir
16. Al-Ahih ( pim. KH.Mas Dawam )
17. Pondok Pesantren pim. KH.Mas Busyairi
18. Al-badar ( pim . KH.Mas Nur )
19. Pondok Pesantren pim. KH.Mas abdul qahar
20. Al-badar putri ( pim. KH.Mas Muzammil )
21. Pondok Pesantren pim. KH.Mas Yazid. dll
Sumber : http://ndresmo.blogspot.co.id/2009/03/artikel-7.html
KH. Mas Yusuf Bin Muhajir
Di pinggiran kota, tepatnya di kelurahan Sidosermo Kecamatan Wonocolo berdirilah Pondok Pesantren tertua, yang sekarang dikenal dengan nama Pondok Pesantren An-Najiyah.
Dalam catatan sejarah Pondok Pesantren ini didirikan pada tahun 1613 oleh KH. MAS ( Sayyid ) Ali Akbar putra Sayyid Sulaiman ( Sunan Mojoagung cucu dari Sunan Gunung Jati) bin Sayyid Abdurrahman bin Umar bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Achmad bin Sayyid Abu Bakar Al-Basyaiban.
Pondok Pesantren ini sakarang dibawah asuhan beberapa orang Kyai. Antara lain: K.H. Mas Yusuf Bin KH Mas Muhajir. KH.Mas Muhajir beliau adalah putra KH. Mas Mansur.
KH.Mas Muhajir Memangku Pesantren Sidosermo juga sekaligus perintis lembaga pendidikan formal di An-Najiyah. Beliau dikenal sebagai ulama pejuang kemerdekaan,juga dikenal sebagai prajurit yang ikut mengangkat senjata melawan tentara belanda dalam revolusi kemerdekaan. KH.Mas Muhajir berangkat mengangkat senjata bergabung dengan Bataliyon Mansur Sholihin. Karir perjuangan ini mulai ketika berada di Brangkal Mojokerto, dimana beliau dipercaya ayahandanya memangku Pesantren Al-Ikhsan di Brangkal. Dan beliau kembali ke Surabaya bersama Pak Jarot pada tahun 1949.
KH.Mas muhajir yang lahir pada tahun 1912. Menuntut ilmu agama Islam dan bermukim di Makkah selama 6 tahun setelah sebelumnya menjadi santri di Tebu Ireng Jombang. Kemudian berturut menuntut ilmu agama pada pesantren KH.Zaenal Abidin, di Mojosari-Nganjuk. KH. Halim,Sukrejo-Banyumas, KH.Muntaha, Jangkabuan Bangkalan-Madura dan pada KH Zahid, Sumelo- Jombang. Disamping itu pernah juga nyantri pada KH.Zaenal, Bungah-Gresik dan pada KH. Ya’qub, Panji Buduran-Sidoharjo ,
Saat ini Pondok Pesantern An-Najiyah telah dilengkapi pendidikan formal TK-SD-SMP-SMU, selain itu juga ada Madrasah Diniyah Putra dan Putri. Madrasah Diniyah Putra dibawah pimpinan KH.Mas Khoirul Anam, sadangkan Madrasah diniyah Putri dibawah pimpinan Nyai.Hj.Mas Jazilatul Chikmiyah Muhajir, dan diasuh oleh KH.Mas Yusuf Muhajir. KH.Mas Yusuf Muhajir setelah menamatkan pendidikan di SD,SLTP An-Najiyah kemudian sebuah SMU di Surabaya kemudian melanjutkan pendidikan di Timur Tengah tepatnya di Syiriah kurang lebih 5tahun. Beliau adalah salah satu wakil ketua yayasan An-Najiyah disamping KH.Mas Faqihuddin Muhajir, KH.Mas Abdullah Muhajir dan KH.Mas Mansur Muhajir sebagai ketua Umum Yayasan. Sedangkan KH. Mas Anshor Muhajir adalah pemangku Pondok Pesantren Al-Wasilah dan pendiri Yayasan Pendidikan An-Najiyah. Akan halnya dengan pondok itu sendiri berkembang menjadi pondok putri Barat dibawah asuhan Nyai.Hj.Mas Fatimah Muhajir, Pondok Pesantren Putri Timur dibawah asuhan Nyai Hj. Chasanah istri Almaghfurlah KH. Mas Muhajir Mansur. Disamping ada pesantren Al-Wasilah dibawah asuhan KH.Mas Anshor Muhajir.
sumber : https://bosoku.wordpress.com/2011/05/18/profil-ponpes-an-najiyah/
2. SEKILAS TENTANG PONPES AT-TAUHID
Pondok Pesantren Islam At – Tauhid berawal dari salah satu pewaris perjuangan dan keturunan pendiri pondok pesantren ndresmo. Beliau adalah KH. Mas Ahmad Tholhah Bin Abdulloh Sattar. Beliau lahir di Surabaya pada 12 Desember 1919 M. Sosok yang memiliki tekad pengabdian sepanjang hidup. Hampir seluruh hidupnya dihabiskan untuk mengabdikan diri dalam perjuangan Izzul Islam wal Muslimin. Pada masa mudanya beliau aktif dalam perang gerilya bersama-sama tentara Hizbullah dan Pasukan Panglima Besar Jenderal Soedirman
Pada masa itu pondok pesantren merupakan salah satu tempat yang dijadikan sebagai markas pasukan tentara Hizbullah, tak terkecuali pondok pesantren ndresmo. Pada suatu operasi yang dilancarkan oleh tentara Hizbullah, beliau Mas Tholhah muda berhasil mencuri senjata di gudang senjata Belanda di kawasan Ngagel Surabaya. Senjata-senjata itu kemudian dikirim ke markas batalyon di Ponorogo. Dari perjuangan tersebut beliau mendapatkan kehormatan berupa pangkat LETNAN TNI AD.
KH. Mas Tholhah Abdullah Sattar juga dikenal sebagai Kyai yang berilmu tinggi baik dalam tingkat ilmu pengetahuannya juga dalam ilmu kadikdayaan atau ilmu kanuragan, karena selain mengajar pendidikan agama di wilayah pondok pesantren juga mengajar pendidikan agama di luar pondok pesantren melalui media mimpi. Salah satu murid yang dididik melalui media mimpi yakni KH. Nur
Iskandar di Jakarta. 8 Meskipun banyak Kyai yang lebih sepuh dari KH. Mas Tholhah Abdullah Sattar, yang mempunyai ilmu tinggi di wilayah Sidoresmo,namun KH. Mas Tholhah Abdullah Sattar lah yang paling disegani. ( Paragraf ini sumber dari http://digilib.uinsby.ac.id/7837/1/BAB%20I.pdf )
Setelah Indonesia mendapatkan rahmat kemerdekaannya, perjuangan KH. Mas Tholhah tidak begitu saja berhenti. Beliau melanjutkan pengabdian hidupnya di jalur Tafaqquh Fid Diin. KH. Mas Tholhah melihat bahwa pola pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren dirasakan masih perlu adanya sentuhan perbaikan dan peningkatan di beberapa aspek. Kemudian pada tahun 1969 M dengan tekad keras beliau memulai mewujudkan sebuah pondok pesantren yang lebih sistemik dan berdirilah Pondok Pesantren Islam "At – Tauhid" sebagai bagian tak terpisahkan dari pondok pesantren Ndresmo. Pola pendidikan yang beliau ambil adalah menggabungkan ranah metode pendidikan salaf dengan metode pendidikan formal dengan kurikulum pendidikan nasional yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1969 itu pula Pondok Pesantren Islam At – Tauhid secara resmi membuka Madrasah Ibtida’iyah dengan menggabungkan kurikulum Departemen Agama dan kurikulum lokal pesantren yang menggunakan kitab-kitab salafi.
Pada tahun ajaran 1976-1977 M. Madrasah Ibtida’iyah AT – TAUHID mulai mengeluarkan lulusan perdananya dengan ijazah negeri. Pada tahun ajaran 1977-1978 Pondok Pesantren Islam At – Tauhid membuka secara resmi Madrasah Tsanawiyah dengan metode yang sama dengan Madrasah Ibtida’iyah yang lebih dahulu eksis. Tahun ajaran 1980-1981 Madrasah Tsanawiyah mengeluarkan ijazah negeri setingkat SMP untuk lulusan pertamanya. Sebagian besar dari mereka lulusan Madrasah Tsanawiyah tetap menetap di pondok sembari meneruskan jenjang pendidikan Madrasah Aliyah di luar pondok. Hal ini lebih disebabkan oleh belum dibukanya Madrasah untuk tingkatan Aliyah. Tuntutan dan harapan santri dan masyarakat yang begitu besar pada saat itu akhirnya terpenuhi dengan dibukanya Madrasah Aliyah pada tahun ajaran 1982-1983. Madrasah Aliyah At – Tauhid baru mengeluarkan lulusan pertamanya pada tahun ajaran 1985-1986.
Pada tahun 1986, Pondok Pesantren Islam At – Tauhid membuka Madrasah Tahfidzil Qur’an. Madrasah yang diresmikan langsung oleh beliau KH. Mas Tholhah Abdulloh Sattar pada 10 Muharram 1407 H ini merupakan jawaban atas banyaknya permintaan simpatisan dan masyarakat luas baik yang disampaikan langsung maupun melalui surat kepada pondok agar secara khusus menerima santri yang berminat memperdalam dan menghafal Alqur’an. Syarat untuk dapat mengikuti program Madrasah Tahfidzul Qur’an pada saat itu adalah; pertama, Santri calon Hafidz/Hafidzoh harus lulus dalam uji dasar calon Hafidz/Hafidzoh dengan standar yang telah ditetapkan. Kedua, sanggup untuk tidak mengikuti kegiatan lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan program Tahfidzul Qur’an hingga program selesai.
Pola penerapan kurikulum gabungan yang menjadi “Nilai Lebih” dari Madrasah Ibtida’iyah, Tsanawiyah dan Aliyah di Pondok Pesantren Islam AT – TAUHID terus berjalan dengan mulus hingga pemerintah mengeluarkan kebijakan baru pada tahun 1987. Kebijakan itu memaksa seluruh unit madrasah di lingkungan Pondok Pesantren Islam AT – TAUHID untuk membuang hampir seluruh materi kurikulum lokal yang sesungguhnya merupakan “Nilai Lebih” dari keberadaan Madrasah di Pondok Pesantren Islam AT – TAUHID. Seluruh unit madrasah di AT – TAUHID akhirnya tidak “berbeda” dengan madrasah dan sekolah-sekolah lainnya. Untuk menampung kembali muatan lokal yang terbuang dari unit madrasah Ibtida’iyah, Tsanawiyah dan Aliyah sekaligus memberi ruang lebih pada kajian pendalaman khazanah keilmuan agama secara lebih spesifik dan terfokus, KH. Mas Tholhah Abdullah Sattar meresmikan Madrasah Diniyah AT – TAUHID pada tahun 1988 M. Seluruh Santri Pondok Pesantren Islam AT – TAUHID diwajibkan mengikuti kegiatan di Madrasah Diniyah sesuai tingkatan masing-masing. Hal ini dilakukan demi menjaga dan mempertahankan sibghoh/karakter Ma’hadiyyah pada diri santri-santri Pondok Pesantren Islam AT – TAUHID. Pada tahun 1992 didirikan juga Taman Pendidikan Alqur’an/TPQ sebagai wujud kepedulian AT – TAUHID terhadap kebutuhan masyarakat untuk mengenalkan anak-anak mereka terhadap Alqur’an.
Sumber : https://santrindresmo.wordpress.com/2014/06/14/
3. SEKILAS TENTANG PONPES AL-HAQIQI
Sejarah berdirinya pondok pesantren al-haqiqi tidak terlepas dari sejarah pondok dresmo, kareba keberadaannya ditengah pondok dresmo. Ditinjau dari segi historisnya, sebagian besar dari penduduk dresmo dalem adalah berasal dari keturunan dari seorang sayid yang bernama sayid sulaiman. Beliau adalah cucu sunan gunung jati, dari putrinya yang dipersunting sayyid abdur rohman dari Hadromaut, Timur Tengah. Dari pernikahan itu dikaruniai dua putra yaitu sayyid sulaiman dan sayyid abdur rohim. Kedua putranya ini oleh masyarakat diberi gelar Kyai raden mas yang lazimnya disebut Kyai mas.
Sedangkan pondok pesantren Islam Al-haqiqi Al-Falahi Joyonegoro didirikan oleh KH. Raden Mas Abdul Qodir pada tahun 1930. Pada mulanya pesantren ini identik dengan padepokan (surau) yang dihuni oleh 30 santri. Pada saat itu santri yang mondok adalah pemuda dan orang dewasa karena mereka bertujuan untuk mendalami ilmu tenaga dalam (ilmu kanuragan) dan ilmu agama Islam. Dan mereka mayoritas berasal dari Madura, dan sebagian dari daerah lain.KH. Mas Abdul qodir dalam mendidik santrinya berusaha untuk mengembangkan dan melestarikan ajaran agama Islam. Perjuangan beliau melalui lembaga pesantren sebagai penanaman aqidah Islam yang kuat bagi umat islam. Beliau juga memberikan bekal ilmu kanuragan untuk menghimpun kekuatan fisik. Karena pada saat itu beliau juga berjuang untuk mengusir penjajah.
Beliau terkenal sebagai Kyai yang alim dan pendekar yang sakti mandraguna. Sehingga banyak pemuda yang datang untuk menjadi santrinya. Beliau membekali santri dengan ilmu agama dan ilmu kesaktian, karena ilmu kesaktian sangat diperlukan pada saat berjuang mengusir penjajah. Perjuangan beliau berlanjut sampai paska kemerdekaan Indonesia.
Setelah KH. Abdul Qodir wafat pada tahun 1969, kepemimpinan pondok pesantren dilanjutkan oleh putra beliau yang kedua yaitu KH. Raden Mas Luqman Hakim. Pergantian kepemimpinan ini berdasarkan wasiat KH. Abdul Qodir yang mengutus KH. Luqman Hakim untuk meneruskan dan melanjutkan pondok pesantren tersebut. Disamping itu, hanya KH. Luqman Hakim lah yang pada mudanya belajar dipesantren. Dan pada saat KH. Abdul Qodir masih hidup beliau berpesan kepada KH. Luqman Hakim agar nantinya tidak mengajar ilmu “kanuragan”, pada santri-santrinya, akan tetapi lebih difokuskan pada ilmu akidah, syariah dan perilaku yang benar.
KH. Mas Luqman Hakim mulai mengasuh pondok pesantren Islam Al-Haqiqi sejak beliau berusia 18 tahun guna menjalankan wasiat dari ayah beliau. Selama kepemimpinan beliau, terjadi pergantian nama pondok pesantren. Pertama kali pondok pesantren bernama " Al-Muawwanah " , lalu diganti dengan nama " Pondok pesantren Islam Al-Haqiqi Joyonegoro." Setelah beberapa tahun beiau mengasuh pondok pesantren ini, beliau jatuh sakit dan disaat sakit itulah beliau diwasiati agar nama pondok pesantren Islam Al-Haqiqi itu ditambah dengan nama Al-Falahi. Akhirnya nama pondok ini menjadi " Pondok Pesantren Islam Al-Haqiqi Al-Falahi Joyonegoro ".
Sumber : http://alhaqiqi.net/sejarah-berdirinya-pondok-pesantren-al-haqiqi/
>