باب توقير العلماء والكبار وأهل الفضل وتقديمهم عَلَى غيرهم ورفع مجالسهم وإظهار مرتبتهم
BAB 44 : TENTANG MENGHORMATI [ MEMULIAKAN ] ALIM ULAMA, ORANG-ORANG TUA , AHLI KEUTAMAAN
Dan Mendahulukan Mereka Atas Lain-lainnya, Meninggikan Kedudukan Mereka Serta Menampakkan Martabat Mereka
قَالَ الله تَعَالَى: ﴿قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الأَلْبَابِ﴾ [ الزمر: 9 ]
وعن أَبي مسعودٍ عقبةَ بن عمرو البدري الأنصاري - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( يَؤُمُّ القَوْمَ أقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ الله، فَإنْ كَانُوا في القِراءةِ سَوَاءً، فأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ، فَإنْ كَانُوا في السُّنَّةِ سَوَاءً، فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً، فَإنْ كَانُوا في الهِجْرَةِ سَوَاءً، فَأقْدَمُهُمْ سِنّاً، وَلاَ يُؤمّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ في سُلْطَانِهِ، وَلاَ يَقْعُدْ في بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إلاَّ بِإذْنهِ )) رواه مسلم
وفي رواية لَهُ: (( فَأقْدَمُهُمْ سِلْماً )) بَدَلَ (( سِنّاً )): أيْ إسْلاماً.
وفي رواية: (( يَؤُمُّ القَومَ أقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ، وَأقْدَمُهُمْ قِراءةً، فَإنْ كَانَتْ قِرَاءتُهُمْ سَوَاءً فَيَؤُمُّهُمْ أقْدَمُهُمْ هِجْرَةً، فَإنْ كَانُوا في الهِجْرَةِ سَواء، فَليَؤُمُّهُمْ أكْبَرُهُمْ سِنّاً
والمراد (( بِسلطانهِ )) : محل ولايتهِ، أَو الموضعِ الَّذِي يختص بِهِ (( وتَكرِمتُهُ )) بفتح التاءِ وكسر الراءِ: وهي مَا ينفرد بِهِ من فِراشٍ وسَريرٍ ونحوهِما.
أخرجه: مسلم 133/2 ( 673 ) ( 290 ) و( 291 ).
Dalam riwayat lain, oleh Muslim dikatakan : “ (( Maka { dipilih } yang paling dahulu masuk Islam )) mengganti (( yang paling tua ))“. maksudnya Islamnya
Dalam riwayat lain dikatakan : “ (( Yang berhak menjadi imam dari suatu kaum adalah yang paling baik dalam membaca kitabulloh [Al Qur’an]. Didahulukan yang paling dulu pandai membaca kitab Al Qur’an. Bila mereka sama dalam hal membaca Al Qur’an, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling dulu berhijrah. Dan bila mereka sama lamanya dalam berhijrah maka yang berhak menjadi imam diantara mereka adalah yang paling tua usianya )) ”.
Yang dimaksudkan "bisulthanihi" iaitu tempat kekuasaannya atau tempat yang ditentukan untuknya. "Takrimatihi" dengan fathahnya ta' dan kasrahnya ra' ialah sesuatu yang dikhususkan untuk diri sendiri, baik berupa bantal, hamparan, ataupun lain-lainnya.
349.- Dan darinya [ Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Badri Al Anshari ra.] ia berkata : “Rasulullah ﷺ mengusap bahu-bahu kita
{ ketika akan } dalam shalat dan { sambil Nabi ﷺ } bersabda: " (( Ratakanlah { saf-saf dalam shalat } dan jangan membeda-bedakan { lebih maju atau lebih ke belakang } , sebab jikalau tidak rata [ membeda-bedakan] , maka hatimu semua pun menjadi berselisih [ berbeda-beda ] . Hendaklah menyampingi [ mendekat kepada ] ku { dalam shalat itu } orang-orang yang sudah baligh dan orang-orang yang berakal { di antara engkau semua } . Kemudian { di sebelahnya lagi ialah orang-orang yang
bertaraf } di bawahnya { mereka ini }, kemudian orang { yang bertaraf } di bawah mereka ini pula. )) " Riwayat Muslim
Sabda Beliau ﷺ : (( Liyalini )) diucapkan dengan takhfifnya nun { tidak disyaddahkan serta } tidak menggunakan ya' sebelum nun ini, { tetapi } ada yang meriwayatkan dengan syaddahnya nun dan ada ya' sesudah nun itu { lalu dibaca liyalianni }. (( Annuha )) yakni akal. (( Ululahlami )) ialah orang-orang yang sudah baligh, ada pula yang mengertikan: ahli hilm [ kesabaran ] dan fadhal [ keutamaan ] .
350.- Dari Abdullah bin Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah ﷺ bersabda: " (( Hendaklah menyampingi saya { dalam shalat } itu orang-orang yang sudah baligh dan berakal, kemudian orang-orang yang bertaraf di bawah itu. ))" Ini disabdakannya sampai tiga kali. { Beliauﷺ lalu melanjutkan bersabda } : " (( Jauhilah olehmu semua akan berkeras-keras suara , seperti { suara di } pasar. )) Riwayat Muslim
351.- Dari Abu Yahya, ada yang mengatakan, { namanya } Abu Muhammad Sahl bin Abu Hatsmah - dengan fathahnya ha' muhmalah dan sukunnya tsa' mutsallatsah - al Anshari r.a., katanya: "Abdullah bin Sahal dan Muhayyishah bin Mas'ud berangkat ke Khaibar dan pada saat itu { antara penduduk Khaibar dengan Nabi ﷺ. } ada Suluh [ persetujuan perdamaian] . Kemudian kedua orang itu berpisah. Setelah itu Muhayyishah mendatangi tempat Abdullah bin Sahal, tetapi yang didatangi ini sudah dalam keadaan meninggal berlumuran darah dan telah terbunuh. Muhayyishah lalu menanamnya [ menguburkannya ] , terus pergi [ berangkat ] kembali ke Madinah. Setelah itu { berangkat } Abdur Rahman bin Sahal, Muhayyishah dan Huwayyishah, yakni
putera-putera Mas'ud, berangkat ke tempat Nabi ﷺ. { dan mau memberitahukan tentang kejadian itu } , lalu Abdur Rahman mulai berbicara, kemudian Rasulullah ﷺ. bersabda: " (( Kabbir, Kabbir [ Yang lebih tua saja yang berbicara, yang tua saja yang
berbicara, )) " sebab { Abdur Rahman } adalah yang termuda antara orang-orang { yang menghadap itu }. { Abdur Rahman } lalu berdiam diri dan kedua orang itulah yang berbicara { menceritakan tentang kejadian yang terjadi } . Sesudah itu Nabi ﷺ bersabda: " (( Adakah engkau semua bersumpah dan dapat menghaki [ menuntut Hak ] kepada orang yang membunuhnya itu?……. ))" Seterusnya Abu Yahya yang merawikan Hadis ini { menyebutkan kelengkapan Hadis di atas.} Muttafaq 'alaih
وعنه، قَالَ: كَانَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا في الصَّلاةِ، ويَقُولُ: (( اسْتَوُوا وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، لِيَلِني مِنْكُمْ أُولُوا الأحْلاَمِ وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ )) رواه مسلم.
وقوله - صلى الله عليه وسلم -: (( لِيَلِني)) هُوَ بتخفيف النون وليس قبلها ياءٌ، وَرُوِيَ بتشديد النُّون مَعَ يَاءٍ قَبْلَهَا. (( وَالنُّهَى )): العُقُولُ. (( وَأُولُوا الأحْلام )): هُم البَالِغُونَ، وقَيلَ: أهْلُ الحِلْمِ وَالفَضْلِ.
أخرجه: مسلم 30/2 ( 432 ) ( 122 ).
وعن عبد الله بن مسعود - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: {لِيَلِني مِنْكُمْ أُولُوا الأحْلام وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ} ثَلاثاً (( وَإيَّاكُمْ وَهَيْشَاتِ([*]) الأسْوَاق )) رواه مسلم.
أخرجه: مسلم 30/2 ( 432 م) ( 123 ).
.
قـال النـوويفي شرح صـحيح مـسلم 333/2 ( 342 ): (( أي اختلاطهـا والمنازعـة والخـصومات
وارتفاع الأصوات واللغط والفتن التي فيها )) .
وعن أَبي يَحيَى، وقيل: أَبي محمد سهلِ بن أَبي حَثْمة - بفتح الحاءِ المهملة وإسكان الثاءِ المثلثةِ - الأنصاري - رضي الله عنه -، قَالَ: انطَلَقَ عَبدُ اللهِ بنُ سهْلٍ وَمُحَيِّصَة بن مَسْعُود إِلَى خَيْبَرَ وَهِيَ يَومَئذٍ صُلْحٌ، فَتَفَرَّقَا، فَأتَى مُحَيِّصَةُ إِلَى عبدِ اللهِ ابنِ سهل وَهُوَ يَتشَحَّطُ([*]) في دَمِهِ قَتِيلاً، فَدَفَنَهُ، ثُمَّ قَدِمَ المَدِينَةَ فَانْطَلَقَ عَبدُ الرحمان ابنُ سهل وَمُحَيِّصَةُ وحوَيِّصَةُ ابْنَا مَسْعُودٍ إِلَى النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، فَذَهَبَ عَبدُ الرحمان يَتَكَلَّمُ، فَقَالَ: (( كَبِّرْ كَبِّرْ)) وَهُوَ أحْدَثُ القَوم، فَسَكَتَ، فَتَكَلَّمَا، فَقَالَ: (( أتَحْلِفُونَ وتَسْتَحِقُّونَ قَاتِلَكُمْ؟ …)) وذكر تمام الحديث. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وقوله - صلى الله عليه وسلم -: (( كَبِّرْ كَبِّرْ)) معناه: يتكلم الأكبر.
أخرجه: البخاري 123/4 ( 3173 )، ومسلم 98/5 ( 1669 ) ( 1 ).
.
أي يتخبط فيه ويضطرب ويتمرغ . النهاية 449/2 .
dan sabda Nabi ﷺ (( Kabbir Kabbir )) maknanya adalah yang berbicara adalah yang lebih tua lebih dulu
وعن جابر - رضي الله عنه -: أن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُد يَعْنِي في القَبْرِ، ثُمَّ يَقُولُ: (( أيُّهُما أكْثَرُ أخذاً للقُرآنِ؟ )) فَإذَا أُشيرَ لَهُ إِلَى أحَدِهِمَا قَدَّمَهُ في اللَّحْدِ. رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 114/2 ( 1343 ).
وعن ابن عمر - رضي الله عنهما -: أن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( أرَانِي فِي المَنَامِ أتَسَوَّكُ بِسِوَاكٍ، فَجَاءنِي رَجُلانِ، أحَدُهُما أكبر مِنَ الآخرِ، فَنَاوَلْتُ السِّوَاكَ الأصْغَرَ، فَقِيلَ لِي: كَبِّرْ، فَدَفَعْتهُ إِلَى الأكْبَرِ مِنْهُمَا )) رواه مسلم مسنداً والبخاري تعليقاً.
أخرجه: مسلم 57/7 ( 2271 ) ( 19 )، وعّلقهالبخاري 70/1 ( 246 ).
353.- Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi ﷺ bersabda: " (( Saya pernah melihat diri saya sendiri dalam tidur [impian] di waktu saya sedang bersiwak [ menggosok gigi] dengan { menggunakan sebatang kayu } siwak. Kemudian datanglah padaku dua orang lelaki, yang satu lebih tua daripada yang lainnya. Lalu siwak itu hendak saya berikan kepada orang yang lebih muda, tiba-tiba ada seorang yang berkata padaku: "Berikanlah kepada yang tua." Oleh sebab itu, maka saya berikanlah kepada yang tertua di antara kedua orang tadi. ))" Diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai musnad dan oleh Imam Bukhari sebagai
ta'liq.
وعن أَبي موسى - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( إنَّ مِنْ إجْلالِ اللهِ تَعَالَى: إكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ([1]) المُسْلِمِ، وَحَامِلِ القُرآنِ غَيْرِ الغَالِي([2]) فِيهِ، وَالجَافِي عَنْهُ، وَإكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ المُقْسِط([3]) )) حديث حسن رواه أَبُو داود.
أخرجه: أبو داود( 4843 )
.
أي المسلم الذيشاب شعره . دليل الفالحين 278/3 .
أيالمتجاوزالحد في التشدد والعمل . دليل الفالحين 278/3 .
أيالعادل . النهاية 60/4 .
354.- Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah ﷺ bersabda: " (( Setengah daripada cara mengagungkan Allah Ta'ala ialah dengan jalan memuliakan orang Islam yang sudah beruban [orang tua] , serta orang yang hafal al-Quran yang tidak melampaui batas { orang yang terlalu Tasaddud yaitu meneliti hingga akalnya tidak sampai sehingga terjadi kebid’ahan atas ayat-ayat yang tidak bisa diketahui , dan melampaui ketentuan } dalam membacanya , dan tidak pula meninggalkan membacanya. Demikian pula memuliakan seorang sultan { penguasa pemerintahan } yang adil. ))"
Hadist hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud.
وعن عمرو بن شعيب، عن أبيه، عن جده y، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرنَا، وَيَعْرِفْ شَرَفَ كَبيرِنَا )) حديث صحيح رواه أَبُو داود والترمذي، وَقالَ الترمذي: {حديث حسن صحيح}.
وفي رواية أبي داود: {حَقَّ كَبيرِنَا}.
أخرجه: أبو داود( 4943 )، والترمذي ( 1920 ).
355.- Dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari neneknya r.a., katanya: "Rasulullahﷺ bersabda: " (( Tidak termasuk golongan kita { dari ahli sunnah kita / ummat Islam } orang yang tidak belas kasihan kepada Anak [ golongan ] kecil di antara kita { baik usia atau kedudukannya } serta { tidak termasuk golongan kita pula orang } tidak mengetahui [ mengerti ] kemuliaan orang tua di antara kita. )) "
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi.
Imam Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan dan shahih.
Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan: "hak orang yang tua dari kita."
Dalam banyak Hadist banyak kata “ laisa Minna “ yang berarti tidak mengikuti jalan yang diajarkan Nabi secara sempurna yang berarti disetiap ada “ laisa Minna “ sebagai penegasan sehingga “ sangat dianjurkan “
وعن ميمون بن أَبي شَبيب رحمه الله: أنَّ عائشة - رضي الله عنها - مَرَّ بِهَا سَائِلٌ، فَأعْطَتْهُ كِسْرَةً، وَمَرَّ بِهَا رَجُلٌ عَلَيهِ ثِيَابٌ وَهَيْئَةٌ، فَأقْعَدَتهُ، فَأكَلَ، فقِيلَ لَهَا في ذلِكَ؟ فقَالتْ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( أنْزِلُوا النَّاسَ مَنَازِلَهُمْ )) رواه أبو داود. لكن قال: ميمون لم يدرك عائشة. وقد ذكره مسلم في أول صحيحه تعليقاً فقال: وذكر عن عائشة - رضي الله عنها - قالت: أمرنا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أن ننـزل الناس منازلهم، وَذَكَرَهُ الحَاكِمُ أَبُو عبد الله في كتابه {مَعرِفَة عُلُومِ الحَديث} وَقالَ: {هُوَ حديث صحيح}
أخرجـــــــه: أبـــــــو داود( 4842 )، وذكـــــــرهمــــــــسلم في مقدمـــــــة صــــــــحيحه 5/1 ،
والحاكم في معرفة علومالحديث : 217 ، وهو ضعيف غير صحيح ، وانظرتعليقي على معرفة أنـواع
علم الحديث: 410 – 411 ، وشرح التبصرة والتذكرة 173/2
356-. Dari Maimun bin Abu Syabib R.A bahawasanya Aisyah radhiallahu 'anha pernah dilewati [ dilalui ] oleh seorang peminta-minta lalu olehnya diberi sepotong roti, { Beliau [ Aisyah ] } juga pernah dilewati [dilalui ] oleh seorang lelaki yang mengenakan pakaian baik serta berkeadaan baik, lalu orang itu didudukkan kemudian ia { diberi } makan. Kepada Aisyah ditanyakan, { mengapa berbuat demikian - yakni tidak dipersamakan cara memberinya } . Lalu ia berkata: "Rasulullahﷺ. bersabda: " (( Letakkanlah masing-masing manusia itu di tempatnya sendiri-sendiri.)) " Diriwayatkan oleh Abu Dawud, tetapi kata Imam Abu Dawud: "Maimun itu tidak pernah menemui Aisyah."
Hadis ini disebutkan oleh Imam Muslim dalam permulaan kitab shahihnya sebagai ta'liq, lalu katanya: "Dan disebutkan dari Aisyah, katanya: " Rasulullah ﷺ. memerintahkan kepada kita supaya kita menempatkan para manusia itu di tempatnya sendiri-sendiri -{ yakni yang sesuai dengan kedudukannya. } ))"
Imam Hakim Abu Abdillah menyebutkan ini dalam kitabnya "Ma'rifatu 'ulumil Hadis" dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis shahih.
وعن ابن عباس - رضي الله عنهما -، قَالَ: قَدِمَ عُيَيْنَةُ بنُ حِصْن، فَنَزَلَ عَلَى ابْنِ أخِيهِ الحُرِّ بنِ قَيسٍ، وَكَانَ مِنَ النَّفَرِ الَّذِينَ يُدْنِيهِمْ عُمرُ - رضي الله عنه -، وَكَانَ القُرَّاءُ أصْحَاب مَجْلِس عُمَرَ وَمُشاوَرَتِهِ، كُهُولاً كاَنُوا أَوْ شُبَّاناً، فَقَالَ عُيَيْنَةُ لابْنِ أخيهِ: يَا ابْنَ أخِي، لَكَ وَجْهٌ عِنْدَ هَذَا الأمِيرِ، فَاسْتَأذِنْ لِي عَلَيهِ، فاسْتَأذَن له، فَإذِنَ لَهُ عُمَرُ - رضي الله عنه -، فَلَمَّا دَخَلَ قَالَ: هِي يَا ابنَ الخَطَّابِ، فَواللهِ مَا تُعْطِينَا الْجَزْلَ، وَلا تَحْكُمُ فِينَا بالعَدْلِ، فَغَضِبَ عُمَرُ - رضي الله عنه - حَتَّى هَمَّ أنْ يُوقِعَ بِهِ، فَقَالَ لَهُ الحُرُّ: يَا أميرَ المُؤْمِنينَ، إنَّ الله تَعَالَى قَالَ لِنَبيِّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ﴿خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ﴾ وَإنَّ هَذَا مِنَ الجَاهِلِينَ. واللهِ مَا جَاوَزَهاَ عُمَرُ حِينَ تَلاَهَا عليه، وكَانَ وَقَّافاً عِنْدَ كِتَابِ اللهِ تَعَالَى. رواه البخاري.
انظرالحديث ( 50 )
357-. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: 'Uyainah bin Hishn datang [di Madinah ] lalu bertemu di rumah anak saudaranya [sepupunya] yAitu Hur bin Qais. Hur ini adalah di antara golongan orang-orang yang dekat hubungannya dengan Umar r.a. dan ada memang para ahli membaca Al-Quran itu menjadi sahabat dalam majlisnya Umar dan yang diajaknya bermusyawarah, Kuhulan [ usia 33-40 th ] baik pun mereka itu golongan orang-orang yang sudah tua ataupun yang masih pemuda.
'Uyainah berkata kepada sepupunya: "Hai anak saudaraku, engkau ini mempunyai wajah { yakni dikenal amat baik } di sisi Amirul mu'minin ini [ maksudnya Umar] , maka dari itu mintakanlah izin untukku supaya aku dapat bertemu dengannya. Hur memintakan izin lalu Umar mengizinkannya. Setelah 'Uyainah masuk lalu ia berkata: " Ingat { Hii dengan Ha’ di kasroh untuk kalimat menakut-nakuti } hai putranya Alkhaththab, demi Allah, engkau ini tidak dapat memberikan banyak keenakan [ memperhatikan ] pada kita dan engkau tidak menghukumi [ memerintah ] kepada kita dengan cara yang adil."
Umar r.a. marah padanya sehingga hampir saja bermaksud akan memberikan hukuman pada 'Uyainah itu. Tetapi Hur kemudian berkata pada Umar: "Hai Amirul mu'minin, sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman kepada Nabinya ﷺ.. - yang artinya: "Berilah pengampunan, perintahkan dengan kebajikan dan janganlah menghiraukan kepada orang-orang yang bodoh." (al-A'raf: 199) dan sesungguhnya orang ini { yakni 'Uyainah } adalah termasuk golongan orang-orang yang bodoh."
Demi Allah, maka Umar tidak suka melanggar ayat tersebut ketika dibacakan padanya dan Umar adalah orang yang paling dapat menahan dirinya [ yakni paling mentaati ] kepada isi kitabullah Ta'ala itu." - Riwayat Bukhari -
وعن أَبي سعيد سَمُرة بنِ جُندب - رضي الله عنه -، قَالَ: لقد كنت عَلَى عَهْدِ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - غُلاماً، فَكُنْتُ أحْفَظُ عَنْهُ، فَمَا يَمْنَعُنِي مِنَ القَوْلِ إلاَّ أنَّ هاهُنَا رِجَالاً هُمْ أسَنُّ مِنِّي. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجــه: البخــاري 111/2 ( 1331 )، ومــسلم 60/3 ( 964 ) ( 88 ). وروايــةالبخــاري
مختصرة .
358.- Dari Abu Said yaitu Samurah bin jundub r.a., berkatanya: "Niscayalah saya dahulu pada zaman [ masa] Rosulullohﷺ itu { masih } sebagai seorang anak Muda [“ Shohir Fis sin “ yang berumur 20 th lebih sedikit ] , adapun saya { banyak } menghafal { berbagai ajaran -} dari Beliau ﷺ. Juga Beliau ﷺ tidak pernah melarang saya berbicara [ menceritakan ] , melainkan jikalau di
situ ada orang-orang { laki-laki } yang lebih tua usianya daripadaku sendiri." - Muttafaq 'alaih -
وعن أنس - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( مَا أكْرَمَ شَابٌّ شَيْخاً لِسِنِّهِ إلاَّ قَيَّضَ([1]) الله لَهُ مَنْ يُكْرِمُهُ عِنْدَ سِنِّه )) رواه الترمذي، وَقالَ: {حديث غريب}
أخرجه : الترمذي ( 2022 )، وقوله : (( غريب )) أي ضعيف وضـعفه بـسبب ضـعف يزيـد بـن
بيان وشيخه أبي الرحال الأنصاري
أيسبّ َب وقّدر. النهاية 132/4 .
359.- Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah ﷺ. bersabda: " (( Tidaklah seseorang pemuda itu memuliakan seseorang tua kerana usianya, melainkan Allah akan mengira-ngirakan [ mentakdirkan ] untuknya orang yang akan memuliakannya nanti, jikalau ia telah berusia tua - { maksudnya setelah tuanya pasti akan dimuliakan anak-anak yang lebih muda daripadanya } ))."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa Hadis ini adalah Hadis gharib.
باب زيارة أهل الخير ومجالستهم وصحبتهم ومحبتهم وطلب زيارتهم والدعاء منهم وزيارة المواضع الفاضلة
BAB BERZIARAH [ BERKUNJUNG] KEPADA AHLI KEBAIKAN , DUDUK-DUDUK [BERGAUL] , MENEMANINYA , MENCINTAINYA , MEMINTA MEREKA SUPAYA BERKUNJUNG [ BERZIARAH] KE TEMPAT KITA , MEMINTA DO’A DARINYA SERTA BERZIARAH KE TEMPAT-TEMPAT YANG UTAMA
قَالَ الله تَعَالَى: ﴿وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ لا أَبْرَحُ حَتَّى أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُباً﴾ إِلَى قوله تَعَالَى: ﴿قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْداً؟﴾ [ الكهف: 60 - 66 ]
، وَقالَ تَعَالَى: ﴿وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ﴾ [ الكهف: 28 ].
Allah Ta'ala berfirman: " (( Dan ketika Musa berkata kepada bujangnya: Saya tidak akan berhenti berjalan sehingga
sampai di pertemuan dua sungai [ laut ] atau aku berjalan sampai bertahun-tahun ))
Sehingga firman Allah: " (( Musa berkata kepadanya { yakni Nabi Hidhir } "Bolehkah aku mengikuti engkau dengan maksud supaya engkau mengajarkan kepadaku kebenaran yang telah diajarkan kepadamu? ))” 34 (al-Kahfi: 60-66)
Allah Ta'ala berfirman pula:"(( Dan lebih baik menahan [ sabarkanlah ] dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka di waktu pagi dan sore, mereka menginginkan keridhaan Tuhan.))" (al-Kahfi: 28)
Catatan :
- Menggambarkan orang yang mempunyai Ilmu banyak namun masih mau berguru kepada orang yang mempunyai Ilmu lainnya seperti kisah Nabi Haidir tingkatannnya berada dibawa nabi Musa namun Nabi Musa AS masih mau berguru kepada Nabi Haidir
- Ada perkataan Ulama’ : “ Tidak dikatakan Orang Alim benar jika dia mau berguru dengan orang yang berada dibawahnya kedudukannya “ dan dalam pelaksanaan banyak Ulama'-ulama' yang melakukan Rihlah untuk berguru
- Ayat yang menerangkan adanya Ahli kuffar yang menginginkan menghadap Rosululloh dalam keadaan Majlis Khusus yang tidak mencampurkan orang lain yang lemah ( Dhuafa’ , Fukoro’ , Abid ) dan meski ada keinginan Nabi untuk memenuhinya untuk berda'wah kepada Merekan Namun Niat tersebut tidak diperkenankan oleh Alloh Ta’ala sehingga turun ayat tersebut dan justru Rosululloh dilarang dan diperintahkan bersamaan dengan orang2 tersebut yaitu Ahli Suffah ( ahli ibadah ) yang hanya karena Alloh SWT
- Ayat ini Menunjukan Hikmah yang ada jika ada keutamaan untuk duduk dan bergaul dengan Ahli Suffah
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar yang sekaligus sebagai Informasi dan Diskusi Kita , Bila Belum ada Jawaban Akan secepatnya ditindaklanjuti