KELAHIRAN
KH. Ahmad Hafidzuddin bin Ustman Basyaiban atau yang kerap disapa dengan panggilan Mbah Hafid Nogosari lahir di Desa Brongkal Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Ageng Usman berasal dari Mataram dan masih ada keturunan dengan Raden Fatah sekaligus juga keturunan Prabu Brawijaya Majapahit. Ayah beliau, KH. Ageng Usman di makamkan di pemakaman Gribik Malang. Beliau yang merupakan saudara kandung dengan KH. Kholil Ustman Brongkal - Pagelaran - Malang
Mbah Hafid menghadap keharibaan ilahi Rabbi pada Senin tanggal 27 Shafar 1406 H, dalam usia kurang lebih 105 tahun. Beliau yang bertempat tinggal terahir di Komplek Pondok Pesantren Al-Hafidzi, Sari, Nogosari, Kec. Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur , tersebut dimakamkan di Pesarean Keluarga nDalem Pondok Pesantren Al-Hafidzi dan meninggalkan 12 putra-putri,
KELUARGA
- A.5.4.A. Syarifah
- A.5.4.B. KH. Moch. Khadir
- A.5.4.C. Abdulloh Dzofir
- A.5.4.D. KH. Nur Ali Yasin
- A.5.4.E. A'isyah
- A.5.4.F. Syarifah Khodijah
- A.5.4.G. Syarifah Fatimatuz Zahro
- A.5.4.H. Masyrifah
- A.5.4.I. Chuzainah
- A.5.4.J. KH. Imam Achmad Nur Sadah
- A.5.4.K. Syarif Ahmad Nur Hasanuddin
- A.5.4.B.1. Zainal Ali
- A.5.4.B.2. Anis ( Wafat saat masih kecil )
- A.5.4.B.3. Qomariyah
- A.5.4.B.4. Sunniyah
- A.5.4.C.1. Syarifah Romlah
- A.5.4.C.2. Syarifah Siti Arofah
- A.5.4.C.3. Syarif Ali Ahmad Din yalin ( Syarif Achmad Ali Danial )
- A.5.4.C.4. Syarif Ahmad Hidayatullah.
- A.5.4.F.1. Syarif Ahmad Nadir Ali
- A.5.4.F.2. Syarif Ahmad Zainul Hakam ( Wafat pada usia 4 bulan.)
- A.5.4.F.3. Syarifah Nur Humaidah
- A.5.4.F.4. Syarif Ahmad Nur Hamim Al Basyaiban
- A.5.4.F.5. Syarif Ali Ahmad Zainal Anwar
- A.5.4.G.1. Syarifah Nudhoifah
- A.5.4.G.2. Achmad Qosim Murridho
- A.5.4.G.3. Syarifah Siti Zulaikah
- A.5.4.J.1. Dewi Noer asimah tri ani ary sandi
- A.5.4.J.2. Bakhrain Akhmad Naqib Khafidzi
- A.5.4.J.3. Kharman Akhmad Farchani Dzannur
- A.5.4.J.4. Linny Ariena Fitrah Kumala
- A.5.4.K.1. Syarif Ahmad fahmi Syihabuddin Jaelani
- A.5.4.K.2. Syarifat Nur Azminatul Azizah
- A.5.4.K.3. Syarifat Noer 'Aini Qoriatur Rofi'ah
- A.5.4.K.4. Syarifat Nur Irmianti Fardiatul Muhsinah
- A.5.4.K.5. Syarif Ahmad Syakaruddin Haidar Ali Hafidzi
- A.5.4.K.6. Syarifat Amirah Tika Amalia Bibi
PENDIDIKAN
KH. Ahmad Hafidzuddin memulai pendidikannya dengan belajar ilmu agama kepada ayahnya yang juga seorang Ulama' yang Alim . Setelah selesai belajar dengan sang Ayah , beliau melanjutkan dengan belajar ilmu agama kepada KH. R Khozin bin Khoiruddin Siwalan Panji Sidoarjo.
Setelah bebarapa tahun beliau belajar kepada Mbah Kiai Khozin, Kiai Hafidz berangkat menimba ilmu di Mekkah kurang lebih selama tujuh tahun. Menurut salah satu sumber dari Almarhum mbah Kiai Ibrohim Pasuruan (teman mondok Mbah Hafid) bahwasanya menurut beliau jika Kiai Hafid juga berguru kepada Mbah Kholil Bangkalan selama kurang lebih 16 tahun.
Dikisahkan oleh KH. As'ad Syamsul Arifin Situbondo yang juga merupakan teman Beliau (KH. Ahmad Hafidzuddin ) sama-sama menjadi santri KH. R Khozin , Bahwasannya suatu ketika Kyai Khozin menyatakan ini calon Waliyulloh sambil menunjuk ke Kyai Hafidz yang masih muda , cerita tersebut diampaikan KH. As'ad Syamsul Arifin waktu acara memperingati 40 hari wafatnya Kyai Hafidz Nogosari.
AMALIAH DAN KAROMAH
Setiap hari Ahad beliau Mbah Hafid mengadakan pengajian kitab tafsir secara umum yang banyak di hadiri oleh masyarakat dan kiai-kiai sekitar Kecamatan Rambipuji - Jember
Ketika membaca ayat-ayat suci al-Quran suara beliau sangat tartil, merdu dan sangat fasih, beliau sangat hati-hati dan benar-benar menerapkan ilmu tajwid seuai makhorijul hurufnya. Begitu juga ketika beliau membaca aurad dzikir-dzikir beliau membacanya dengan cara perlahan, jelas, fasih, tidak terburu buru, karena bahasa arab beda pengucapan artinya bisa jauh berbeda.
- Mengerjakan wudlu di usahakan dengan sesempurna mungkin
- Mengerjakan shalat di usahakan dengan sesempurna mungkin
Mbah Hafidz tidak hanya terkenal dengan kealimannya tapi juga dengan kekeramatanya, banyak orang yang sowan kepada beliau minta sambung barokah doa, mulai dari habib, ulama, kiai, masyarakat umum dan orang-orang non muslim, juga orang-orang tionghoa atau china.
Habib Muhammad bin Ali Al-Habsy dari Ketapang Probolinggo sendiri sangat menghormati Mbah Hafid Nogosari, sampai-sampai karena ta’dzimnya Habib Muhammad beliau tidak berani duduk dihadapannya tanpa seizin Mbah Kyai Hafid.
Menurut beberapa sumber yang bisa dipercaya salah satu kekeramatan Mbah Hafid yang luar biasa yang Allah S.W.T Anugrahkan bahwasannya beliau sering dirawuhi (di kunjungi) Rasulullah secara yaqdloh secara sadar. Kejadian ini sering terjadi kepada orang-orang yang sudah menjadi pilihan Allah, yang memiliki tingkat mahabbah billah serta mahabbah birrasul yang tinggi.
Hal lain yang juga salah satu menunjukan Karomah Beliau adalah cerita yaitu Suatu hari sekitar tahun 1975 Mbah Hafid kedatangan tamu istimewa dari Brongkal Malang, yang tidak lain adalah adik kandung beliau sendiri yang bernama KH. Muhammad Kholil bin Usman (Mbah Kholil Brongkal) yang rencana mau pamitan kepada sang kakak untuk menunaikan ibadah Haji. Belum sempat Kiai Kholil masuk rumah tiba-tiba Mbah Hafid sudah keluar untuk menyambut sang adik langsung menciuminya dan memeluknya begitu lama sambil beliau menangis, dengan suara gemetar Mbah Hafid mengucapkan waktunya sudah tiba – waktunya sudah tiba. Ternyata sang adik tercinta di panggil oleh Allah dan di makamkan di Makkah.
Selain itu, ada suatu kisah yang menarik, suatu hari Pak Sholeh sowan kepada Mbah Kiai Khotib Abdul Karim Curah Kates- Ajung Jember yang juga terkenal kekeramatannya, banyak yang mengatakan jika Mbah Khotib adalah seorang Waliyullah.
“Nama saya Sholeh dari Nogosari Kiai”, jawab sang tamu
Kamu beruntung tinggal di Nogosari, disitu ada wali agung yang masih hidup dan kedudukanya lebih tinggi dari saya, Mbah Hafid itu adalah Wali Qutub.
Begitu kata Mbah Khotib kepada Pak sholeh.
Ucapan beliau yang terkenal dan di ketahui banyak orang, bahwasanya beliau Mbah Hafid pernah berkata “saya mengetahui jumlah para wali-wali Allah di dunia ini, lokasi atau tempat dimana mereka tinggal, saya mengetahui mereka semua tetapi mereka tidak mengetahui saya”.
Suatu ketika Mbah Kiai Hafid di depan rumah beliau, tiba-tiba Mbah Hafid berteriak-teriak memanggil Wahyu...... Wahyu.... kamu segera kesini. Wahyu adalah Khadam sekaligus santrinya Mbah Kiai afid
“Ada apa Mbah Kiai” ? tanya Wahyu
“Sebentar lagi akan ada peristiwa besar, aku melihat di langit ada tulisan besar Lailaha illa Allah Muhammadurasulullah, yang arahnya dari pasuruan tepatnya di lokasinya KH. Hamid Pasuruan, dan aku juga punya tulisan itu berada atasku,” Jawab Mbah Kiai Hafid.
Wallohu A'lam Bissowab
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar yang sekaligus sebagai Informasi dan Diskusi Kita , Bila Belum ada Jawaban Akan secepatnya ditindaklanjuti