3- باب الصبر
BAB 3 : SABAR
قَالَ الله تَعَالَى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا﴾ [ آل عمران: 200 ]
وقال تعالى: ﴿وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ﴾ [ البقرة: 155]
، وَقالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَاب﴾ [ الزمر:10 ]
، وَقالَ تَعَالَى: ﴿وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ﴾ [الشورى: 43 ]
وَقالَ تَعَالَى: ﴿اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ﴾ [البقرة: 153]
وَقالَ تَعَالَى: ﴿وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ﴾ [ محمد: 31 ]
وَالآياتُ في الأمر بالصَّبْر وَبَيانِ فَضْلهِ كَثيرةٌ مَعْرُوفةٌ.
Allah Ta`ala berfirman, " (( Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan saling menyabarkan [ cukupkanlah kesabaran itu.] ))" ( Ali-Imran: 200) Allah Ta`ala berfirman pula, " (( Sesungguhnya Kami akan { pasti } memberikan cobaan { sedikit } kepadamu semua seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. ))" (al-Baqarah: 155)
Lagi Allah Ta`ala berfirman, " (( Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya { karena amat banyaknya } ))." (az-Zumar: 10)
Juga Allah Ta`ala berfirman, "(( Orang yang bersabar dan suka memaafkan, sesungguhnya hal yang demikian itu sesungguhnya termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh.)) " (as-Syura: 43)
Allah Ta`ala berfirman pula, "(( Mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (al-Baqarah: 153)
Lagi Allah Ta`ala berfirman, "(( Dan sesungguhnya Kami hendak menguji kepadamu semua, sehingga Kami dapat mengetahui siapa diantara engkau semua itu yang benar-benar berjihad dan siapa pula orang-orang yang bersabar.)) " (Muhammad: 31)
Ayat-ayat yang mengandung perintah untuk bersabar dan yang menerangkan keutamaan sabar itu amat banyak sekali dan dapat dimaklumi.
- Setiap orang pasti diberikan coba’an oleh Alloh swt dengan Ketakutan yang bisa berupa ketakutan atas kejadian yang akan menimpa . bisa berupa kelaparan , kekurangan harta , kekurangan jiwa atau buah2an yang mengalami gagal panen
- Dalam bahasa indonesia ada dua kata yaitu Sabar dan Tabah yang dalam bahasa Arab cukup dengan satu kata yaitu Sabar"
وعن أبي مالكٍ الحارث بن عاصم الأشعريِّ - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمان، والحَمدُ لله تَمْلأُ الميزَانَ، وَسُبْحَانَ الله والحَمدُ لله تَملآن - أَوْ تَمْلأُ - مَا بَينَ السَّماوات وَالأَرْضِ، والصَّلاةُ نُورٌ، والصَّدقةُ بُرهَانٌ، والصَّبْرُ ضِياءٌ، والقُرْآنُ حُجةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ([*]). كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائعٌ نَفسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُها )) رواه مسلم.
أخرجه: مسلم 140/1 ( 223 ).
حجة لك إذا امتثلت أوامره واجتنبت نواهيه، وحجة عليـك إن لمتمتثـل أوامـره ولم تجتنـب نواهيـه
دليل الفالحين 171/1 ، وهذا ليس خاصًا بالقرآن بل يشمل كـل العلـومالـشرعية فـما علمنـاه إمـا أن
يكون حجة لنا وإما أن يكون حجة علينا ، فإن عملنا به فهو حجة لنا وإن لمنعمل به فهـو علينـا وهـو
وبال أي إثم وعقوبة. انظر: فتح ذي الجلال والإكرام 41/1 .
25.- Dari { Nama Kehormatan } Abu Malik { Nama Aslinya } al-Harits bin Ashim al-Asy'ari r.a. berkata, Rasulullahﷺ bersabda, " (( Bersuci adalah separuh keimanan , dan { ucapan } Alhamdulillah itu memenuhi timbangan, { ucapan } “ Subhanallah wa Alhamdulillah” itu dapat memenuhi atau mengisi penuh apa-apa yang ada diantara langit-langit dan bumi, Shalat itu adalah cahaya, sedekah adalah sebagai tanda { keimanan bagi yang memberikannya } sabar adalah merupakan Sinar [ cahaya yang terang ] pula, Al-Quran adalah merupakan hujjah [ argumentasi ] untuk kepentinganmu atau untuk melawanmu {{ kebahagiaanmu jikalau mengikuti perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya } dan dapat pula sebagai hujjah atas kemalanganmu { jikalau tidak mengikuti perintah-perintahnya dan suka melanggar larangan-larangannya} } . Setiap Manusia [ saling bergegas ] itu berpagi-pagi, maka ada yang menjual dirinya [kepada Allah] { berarti ia memerdekakan dirinya sendiri [dari siksa Allah Ta'ala itu]} dan ada yang merusakkan dirinya sendiri pula { karena tidak menginginkan keridhaan Allah Ta'ala} ))." Riwayat Muslim
وعن أبي سَعيد سعدِ بن مالكِ بنِ سنانٍ الخدري - رضي الله عنهما -: أَنَّ نَاساً مِنَ الأَنْصَارِ سَألوا رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - فَأعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَألوهُ فَأعْطَاهُمْ، حَتَّى نَفِدَ مَا عِندَهُ، فَقَالَ لَهُمْ حِينَ أنْفْقَ كُلَّ شَيءٍ بِيَدِهِ: (( مَا يَكُنْ عِنْدي مِنْ خَيْر فَلَنْ أدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ. وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْراً وَأوْسَعَ مِنَ الصَّبْر([*])) مُتَّفَقٌ عليه.
أخرجه: البخاري 151/2 ( 1469 )، ومسلم 102/3 ( 1053 ) ( 124 ).
في الحديث : الحث على التعفف والقناعة، والصبر على ضيق العيش وغيرهمن مكـاره الـدنيا . شرح
صحيح مسلم للنووي 145/4 ( 1053 )
26.- Dari Abu Said yaitu Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta [sedekah] kepada Rasulullah ﷺ , lalu Beliauﷺ memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliauﷺ pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya , kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda, " (( Apa saja kebaikan [ yakni harta] yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali { akan kusimpan darimu sehingga } tidak kuberikan padamu semua,{ tetapi karena sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan } . Barangsiapa yang menjaga diri [dari meminta-minta pada orang lain], maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah, dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup [kaya ] maka akan diberi kekayaan oleh Allah [ kaya hati dan jiwa] dan barangsiapa yang berlaku sabar maka akan dikarunia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas [ kegunaannya] daripada { karunia } kesabaran itu.)) " Muttafaq 'alaih
وعن أبي يحيى صهيب بن سنانٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( عَجَباً لأمْرِ المُؤمنِ إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خيرٌ ولَيسَ ذلِكَ لأَحَدٍ إلاَّ للمُؤْمِن: إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكانَ خَيراً لَهُ، وإنْ أصَابَتْهُ ضرَاءُ صَبَرَ فَكانَ خَيْراً لَهُ )) رواه مسلم.
أخرجه: مسلم 227/8 ( 2999 ).
27.- Dari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan r.a., katanya, Rasulullah ﷺ. bersabda, " (( Amat mengherankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seorangpun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan sesuatu yang menggembirakan [kelapangan hidup ], iapun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya, sedang apabila ia ditimpa oleh sesuatu yang tidak meggembirakan [ kesukaran ] { yakni yang merupakan bencana } iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya.)) " Riwayat Muslim
وعن أنَسٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: لَمَّا ثَقُلَ([*]) النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - جَعلَ يَتَغَشَّاهُ الكَرْبُ، فَقَالَتْ فَاطِمَةُ - رضي الله عنها -: وَاكَربَ أَبَتَاهُ. فقَالَ: (( لَيْسَ عَلَى أَبيكِ كَرْبٌ بَعْدَ اليَوْمِ )) فَلَمَّا مَاتَ، قَالَتْ: يَا أَبَتَاهُ، أَجَابَ رَبّاً دَعَاهُ ! يَا أَبتَاهُ، جَنَّةُ الفِردَوسِ مَأْوَاهُ ! يَا أَبَتَاهُ، إِلَى جبْريلَ نَنْعَاهُ ! فَلَمَّا دُفِنَ قَالَتْ فَاطِمَةُ - رضي الله عنها -: أَطَابَتْ أنْفُسُكُمْ أنْ تَحْثُوا عَلَى رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - التُّرَابَ؟! رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 18/6 ( 4462 )
.
ثقل : من شدة المرض. وفي الحديث : جوازالتوجع للميت عند احتضاره ، أمـا قولهـا بعـد أن قـبض
، فيؤخذ منه أن تلك الألفاظ إذاكان الميـت متـصفًا بهـا لا يمنـع ذكـره بهـا بعـد موتـه، بخـلاف مـا إذا
كانت فيه ظاه ًرا وهو في الباطن بخلاف ذلك أو لا يتحقق اتـصافه بهـا فيـدخل المنـع . دليـل الفـالحين
. 180/1
28.- Dari Anas r.a. katanya: " Ketika Nabi ﷺ. sudah berat sakitnya [ sakit keras] { Menjelang wafat Beliauﷺ } , Jadi beliauﷺ diliputi oleh kedukaan { kerana diliputi oleh kedukaan menghadapi sakratulmaut } , kemudian Fathimah radhiallahu 'anha berkata: '' Aduhai { Alangkah berat } kedukaan [ sesuatu yang memberatkan diri ] yang dihadapi ayahanda." . Nabi ﷺ. bersabda: “ (( Ayahmu tidak akan { menderita } kedukaan [ sesuatu yang memberatkan diri ] lagi setelah hari ini )) ”. Selanjutnya setelah beliau ﷺ. wafat, Fathimah berkata: " Aduhai ayahanda, beliau telah memenuhi panggilan Tuhannya ! . Aduhai ayahanda, syurga Firdaus adalah tempat kediamannya ! . Aduhai ayahanda, kepada Jibril kita sampaikan berita wafatnya. !" Kemudian setelah Beliauﷺ dikebumikan, Fathimah radhiallahuanha berkata pula: " { Hai
Anas } , mengapa hatimu semua merasa tenang dengan menyebarkan tanah [ menimbun ] di atas makam Rasulullah ﷺ tanah [debu] itu?" -Riwayat Bukhari -
- Maksudnya: Melihat betapa besar kecintaan para sahabat kepada Beliauﷺ itu tentunya akan merasa tidak sampai hati mereka untuk menutupi makam Rasulullahﷺ dengan tanah. Mendengar ucapan Fathimah radhiallahu 'anha ini, Anas r.a. diam belaka dan tentunya dalam hati ia berkata: "Hati memang tidak sampai berbuat demikian, tetapi sudah demikian itulah yang diperintahkan oleh Beliauﷺ. sendiri."
- واَكر َ َب أبَتاُ ه Sighot keluhan / aduhan dengan wau Alif dan ha dibelakangnya
وعن أبي زَيدٍ أُسَامَةَ بنِ زيدِ بنِ حارثةَ مَوْلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - وحِبِّه وابنِ حبِّه - رضي الله عنهما -، قَالَ: أرْسَلَتْ بنْتُ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - إنَّ ابْني قَد احْتُضِرَ فَاشْهَدنَا، فَأَرْسَلَ يُقْرىءُ السَّلامَ، ويقُولُ: (( إنَّ لله مَا أخَذَ وَلَهُ مَا أعطَى وَكُلُّ شَيءٍ عِندَهُ بِأجَلٍ مُسَمًّى فَلتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ)) فَأَرسَلَتْ إِلَيْهِ تُقْسِمُ عَلَيهِ لَيَأتِينَّهَا. فقامَ وَمَعَهُ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ، وَمُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ، وَأُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ، وَزَيْدُ بْنُ ثَابتٍ، وَرجَالٌ y، فَرُفعَ إِلَى رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - الصَّبيُّ، فَأقْعَدَهُ في حِجْرِهِ وَنَفْسُهُ تَقَعْقَعُ، فَفَاضَتْ عَينَاهُ فَقالَ سَعدٌ: يَا رسولَ الله، مَا هَذَا؟ فَقالَ: (( هذِهِ رَحمَةٌ جَعَلَها اللهُ تَعَالَى في قُلُوبِ عِبَادِهِ )) وفي رواية: (( فِي قُلُوبِ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ، وَإِنَّما يَرْحَمُ اللهُ مِنْ عِبادِهِ الرُّحَماءَ)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وَمَعنَى {تَقَعْقَعُ}: تَتَحرَّكُ وتَضْطَربُ.
أخرجه: البخاري 100/2 ( 1284 )، ومسلم 39/3 ( 923 ).
وفيه دليل على وجوب الصبر لأن الرسول
r، قال : (( ُمرها فلتصبر ولتحتسب )) وفيه دليل عـلى أن هذه الصيغة . وأفضل من قول بعـض النـاس : (( أعظـم االله أجـرك ، وأحـسن
عزاءك وغفرلميتك )) هذه صيغةاختارها بعض العلماء لكن الصيغةالتي اختارها الرسـول
rأفـضل
، لأن المصاب إذا سمعها اقتنع أكثر.
29.- Dari Abu Zaid, yaitu Usamah bin Zaid bin Haritsah, sahaya Rasulullah ﷺ. serta kekasihnya ﷺ serta putera kekasihnya pula radhiallahu 'anhuma, katanya: " Mengirimkan seorang utusan Puteri Nabiﷺ. { tidak disebutkan namanya } untuk mengirimkan berita kepada Nabiﷺ " bahwa anakku sudah sekarat [hampir meninggal dunia], maka { nabi diharapkan segera datang } supaya menyaksikan keadaan kita.{ yang akan meninggal serta yang sedang menungguinya } . Beliauﷺ lalu mengirimkan kabar sambil menyampaikan salam, Bersabda nabiﷺ: " (( Sesungguhnya bagi Allah adalah apa yang Dia ambil dan bagiNya pula apa yang Dia berikan dan segala sesuatu di sampingnya itu adalah dengan ajal yang telah ditentukan , maka hendaklah bersabar dan supaya memcari pahala { berniat mencari keridhaan Allah.} "
Puteri Nabiﷺ. mengirimkan berita lagi serta bersumpah nadanya supaya beliau suka mendatanginya [ mengunjunginya ] dengan sungguh-sungguh. Beliauﷺ. lalu berdiri dan disertai oleh Sa'ad bin Ubadah, Mu'az bin Jabal, Ubai bin Ka'ab dan Zaid bin Tsabit dan beberapa orang lelaki [sahabat] lain radhiallahu 'anhum. maka diangkat { Anak kecil } lalu disampaikan kepada Rasulullahﷺ., kemudian diletakkannya [ didudukkan ] di atas pangkuannya sedang nafas anak itu terengah-engah [ tersengal-sengal ]. Kemudian melelehlah airmata dari kedua mata beliauﷺ. itu. Sa'ad berkata: "Hai Rasulullah, apakah itu { menangis } ?" Beliauﷺ. menjawab : " (( { tetesan } Air mata ini adalah sebagai kerahmatan Allah Ta'ala { yang dikaruniakan } dalam hati para hambaNya. )) " Dalam riwayat lain disebutkan: " (( { Air mata merupakan kerahmatan } Dalam hati siapa saja yang disukai [dikehendaki] olehNyaﷻ daripada hambaNyaﷻ. Dan sesungguhnya Allahﷻ akan menyayangi hambahamba-Nyaﷻ yang mempunyai rasa kasih sayang kepada sesamanya ))”." Muttafaq 'alaih
Makna (( Taqa'qa'u )) ialah bergerak dan bergoncang keras (berdebar-debar).
وعن صهيب - رضي الله عنه -: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( كَانَ مَلِكٌ فيمَنْ كَانَ قَبلَكمْ وَكَانَ لَهُ سَاحِرٌ فَلَمَّا كَبِرَ قَالَ للمَلِكِ: إنِّي قَدْ كَبِرْتُ فَابْعَثْ إلَيَّ غُلاماً أُعَلِّمْهُ السِّحْرَ؛ فَبَعثَ إِلَيْهِ غُلاماً يُعَلِّمُهُ، وَكانَ في طرِيقِهِ إِذَا سَلَكَ رَاهِبٌ، فَقَعدَ إِلَيْه وسَمِعَ كَلامَهُ فَأعْجَبَهُ، وَكانَ إِذَا أتَى السَّاحِرَ، مَرَّ بالرَّاهبِ وَقَعَدَ إِلَيْه، فَإذَا أَتَى السَّاحِرَ ضَرَبَهُ، فَشَكَا ذلِكَ إِلَى الرَّاهِب، فَقَالَ: إِذَا خَشيتَ السَّاحِرَ، فَقُلْ: حَبَسَنِي أَهْلِي، وَإذَا خَشِيتَ أهلَكَ، فَقُلْ: حَبَسَنِي السَّاحِرُ([1]). فَبَيْنَما هُوَ عَلَى ذلِكَ إِذْ أَتَى عَلَى دَابَّةٍ عَظِيمَةٍ قَدْ حَبَسَتِ النَّاسَ، فَقَالَ: اليَوْمَ أعْلَمُ السَّاحرُ أفْضَلُ أم الرَّاهبُ أفْضَلُ؟ فَأخَذَ حَجَراً، فَقَالَ: اللَّهُمَّ إنْ كَانَ أمْرُ الرَّاهِبِ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ أمْرِ السَّاحِرِ فَاقْتُلْ هذِهِ الدّابَّةَ حَتَّى يَمضِي النَّاسُ، فَرَمَاهَا فَقَتَلَها ومَضَى النَّاسُ، فَأتَى الرَّاهبَ فَأَخبَرَهُ. فَقَالَ لَهُ الرَّاهبُ: أَيْ بُنَيَّ أَنْتَ اليَومَ أفْضَل منِّي قَدْ بَلَغَ مِنْ أَمْرِكَ مَا أَرَى، وَإنَّكَ سَتُبْتَلَى، فَإن ابْتُلِيتَ فَلاَ تَدُلَّ عَلَيَّ؛ وَكانَ الغُلامُ يُبْرىءُ الأكْمَهَ وَالأَبْرصَ، ويداوي النَّاسَ مِنْ سَائِرِ الأَدْوَاء. فَسَمِعَ جَليسٌ لِلملِكِ كَانَ قَدْ عَمِيَ، فأتاه بَهَدَايا كَثيرَةٍ، فَقَالَ: مَا ها هُنَا لَكَ أَجْمعُ إنْ أنتَ شَفَيتَنِي، فَقَالَ: إنّي لا أشْفِي أحَداً إِنَّمَا يَشفِي اللهُ تَعَالَى، فَإنْ آمَنْتَ بالله تَعَالَى دَعَوتُ اللهَ فَشفَاكَ، فَآمَنَ بالله تَعَالَى فَشفَاهُ اللهُ تَعَالَى، فَأَتَى المَلِكَ فَجَلسَ إِلَيْهِ كَما كَانَ يَجلِسُ، فَقَالَ لَهُ المَلِكُ: مَنْ رَدّ عَلَيْكَ بَصَرَكَ؟ قَالَ: رَبِّي، قَالَ: وَلَكَ رَبٌّ غَيري؟ قَالَ: رَبِّي وَرَبُّكَ اللهُ، فَأَخَذَهُ فَلَمْ يَزَلْ يُعَذِّبُهُ حَتَّى دَلَّ عَلَى الغُلامِ، فَجيء بالغُلاَمِ، فَقَالَ لَهُ المَلِكُ: أيْ بُنَيَّ، قَدْ بَلَغَ مِنْ سِحْرِكَ مَا تُبْرىء الأَكْمَهَ وَالأَبْرَصَ([2]) وتَفْعَلُ وتَفْعَلُ ! فَقَالَ: إنِّي لا أَشْفي أحَداً، إِنَّمَا يَشفِي الله تَعَالَى. فَأَخَذَهُ فَلَمْ يَزَلْ يُعَذِّبُهُ حَتَّى دَلَّ عَلَى الرَّاهبِ؛ فَجِيء بالرَّاهبِ فَقيلَ لَهُ: ارجِعْ عَنْ دِينكَ، فَأَبَى، فَدَعَا بِالمِنْشَارِ([3]) فَوُضِعَ المِنْشَارُ في مَفْرق رَأسِهِ، فَشَقَّهُ حَتَّى وَقَعَ شِقَّاهُ، ثُمَّ جِيءَ بِجَليسِ المَلِكِ فقيل لَهُ: ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ، فَأَبَى، فَوضِعَ المِنْشَارُ في مَفْرِق رَأسِهِ، فَشَقَّهُ بِهِ حَتَّى وَقَعَ شِقَّاهُ، ثُمَّ جِيءَ بالغُلاَمِ فقيلَ لَهُ: ارْجِعْ عَنْ دِينكَ، فَأَبَى، فَدَفَعَهُ إِلَى نَفَرٍ مِنْ أصْحَابهِ، فَقَالَ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى جَبَلِ كَذَا وَكَذَا فَاصْعَدُوا بِهِ الجَبَل، فَإِذَا بَلَغْتُمْ ذِرْوَتَهُ فَإِنْ رَجَعَ عَنْ دِينِهِ وَإلاَّ فَاطْرَحُوهُ. فَذَهَبُوا بِهِ فَصَعِدُوا بِهِ الجَبَلَ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ أكْفنيهمْ بِمَا شِئْتَ، فَرَجَفَ بهِمُ الجَبلُ فَسَقَطُوا([4])، وَجاءَ يَمشي إِلَى المَلِكِ، فَقَالَ لَهُ المَلِكُ: مَا فَعَلَ أصْحَابُكَ؟ فَقَالَ: كَفَانِيهمُ الله تَعَالَى، فَدَفَعَهُ إِلَى نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ: اذْهَبُوا بِهِ فاحْمِلُوهُ في قُرْقُورٍ وتَوَسَّطُوا بِهِ البَحْرَ، فَإنْ رَجعَ عَنْ دِينِهِ وإِلاَّ فَاقْذِفُوهُ. فَذَهَبُوا بِهِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ أكْفِنيهمْ بمَا شِئْتَ، فانْكَفَأَتْ بِهمُ السَّفينةُ فَغَرِقُوا، وَجَاء يَمْشي إِلَى المَلِكِ. فَقَالَ لَهُ المَلِكُ: مَا فعلَ أصْحَابُكَ؟ فَقَالَ: كَفَانيهمُ الله تَعَالَى. فَقَالَ لِلمَلِكِ: إنَّكَ لَسْتَ بقَاتلي حَتَّى تَفْعَلَ مَا آمُرُكَ بِهِ. قَالَ: مَا هُوَ؟ قَالَ: تَجْمَعُ النَّاسَ في صَعيدٍ وَاحدٍ وتَصْلُبُني عَلَى جِذْعٍ، ثُمَّ خُذْ سَهْماً مِنْ كِنَانَتي، ثُمَّ ضَعِ السَّهْمَ في كَبدِ القَوْسِ ثُمَّ قُلْ: بسْم الله ربِّ الغُلاَمِ([5])، ثُمَّ ارْمِني، فَإنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذلِكَ قَتَلتَني، فَجَمَعَ النَّاسَ في صَعيد واحدٍ، وَصَلَبَهُ عَلَى جِذْعٍ، ثُمَّ أَخَذَ سَهْماً مِنْ كِنَانَتِهِ، ثُمَّ وَضَعَ السَّهْمَ في كَبِدِ القَوْسِ، ثُمَّ قَالَ: بِسمِ اللهِ ربِّ الغُلامِ، ثُمَّ رَمَاهُ فَوقَعَ في صُدْغِهِ([6])، فَوَضَعَ يَدَهُ في صُدْغِهِ فَمَاتَ، فَقَالَ النَّاسُ: آمَنَّا بِرَبِّ الغُلامِ، فَأُتِيَ المَلِكُ فقيلَ لَهُ: أَرَأَيْتَ مَا كُنْتَ تَحْذَرُ قَدْ والله نَزَلَ بكَ حَذَرُكَ. قَدْ آمَنَ النَّاسُ. فَأَمَرَ بِالأُخْدُودِ بأفْواهِ السِّكَكِ فَخُدَّتْ([7]) وأُضْرِمَ فيهَا النِّيرانُ وَقَالَ: مَنْ لَمْ يَرْجعْ عَنْ دِينهِ فَأقْحموهُ فيهَا، أَوْ قيلَ لَهُ: اقتَحِمْ فَفَعَلُوا حَتَّى جَاءت امْرَأةٌ وَمَعَهَا صَبيٌّ لَهَا، فَتَقَاعَسَتْ أنْ تَقَعَ فيهَا، فَقَالَ لَهَا الغُلامُ: يَا أُمهْ اصْبِري فَإِنَّكِ عَلَى الحَقِّ !)) رواه مسلم .(( ذِروَةُ الجَبَلِ )): أعْلاهُ، وَهيَ - بكَسْر الذَّال المُعْجَمَة وَضَمِّهَا - و(( القُرْقُورُ)) : بضَمِّ القَافَينِ نَوعٌ مِنَ السُّفُن وَ(( الصَّعيدُ)) هُنَا: الأَرضُ البَارِزَةُ وَ(( الأُخْدُودُ)) الشُّقُوقُ في الأَرضِ كَالنَّهْرِ الصَّغير، وَ(( أُضْرِمَ)) : أوْقدَ، وَ(( انْكَفَأتْ)) أَي: انْقَلَبَتْ، وَ{تَقَاعَسَتْ}: تَوَقفت وجبنت.
أخرجه: مسلم 229/8 ( 3005 )
جوَزذلك إن قيل بإسلامه واستقامته لأنه رأى أن مصلحة تخلفه عنده تزيد على مفسدة تلك الكذبة
(1)
، فهو نظير الكذب لإصـلاح الخـصمين ، أو أنـه مـن بـاب الكـذب لإنقـاذ المحـترم مـن التعـدي عليـه
بالضرب . دليل الفالحين 187/1 .
الأكمه: الذي يولد أعمى . النهاية
201/4 .
والبرص : داء معروف ، نسأل االله العافية منه ومن كل داء، وهو بياضيقع في الجسد . اللـسان 377/1
(برص).
وفيه لغة صحيحة أخرى هي بالهمزة وهي الأفصح ( المئشار) .
فيه نصر مـن توكـل عـلى االله سـبحانه وانتـصربـه وفـرج عـن حـول نفـسه وقواهـا ، ومـا أحوجنـا إلى
التوكل الخالص على االله مع التوحيد التام والرجوع والالتجاء إلى االله في هذه الأيام الـشديدة نـسأل االله
العافية.
قــصد الغــلا م مــن هــذا الكــلام إفــشاء توحيــد االله تعــالى بــين النــاس وإظهــارأن لا مــؤثر فيشيء
ٍ
سواه ، ولميفطن الملك لذلك ؛ لفرط غباوته.
الصدغ : ما بين العين إلى شحمةالأذن . ووضع يده لتأ لمه من السهم .
أي شقت الأخاديد في الطرق وأشعلت فيها النار. انظر في هذاكلهدليـل الفـالحين 192/1 – 1
30.- Dari Shuhaib r.a. bahwasanya Rasulullah ﷺ. bersabda: " (( Dahulu ada seorang raja dari golongan [ummat ] yang sebelum engkau semua, ia mempunyai seorang ahli sihir. Setelah penyihir itu tua, ia berkata kepada raja: " Sesungguhnya saya ini telah tua, maka itu kirimkanlah padaku seorang pemuda [anak] yang akan saya beri pelajaran ilmu sihir." , Kemudian raja itu mengirimkan padanya seorang anak untuk diajarinya. ketika Anak ini di tengah perjalanannya { menuju tempat tukang sihir } ia bertemu dengan seseorang rahib [pendeta Nasrani ], ia pun duduklah padanya dan mendengarkan ucapan-ucapannya dan ia pun terpesona { atas omongan rohib tersebut } . Apabila ia telah datang {berjalan } di tempat penyihir { yakni dari pelajarannya } ia pun melalui tempat rahib tadi dan terus duduk
di situ . Selanjutnya apabila datang di tempat penyihir, ia pun dipukul olehnya { kerana kelambatandatangnya } maka { Hal yang sedemikian itu } diadukan { oleh anak itu } kepada rahib, lalu rahib berkata: "Jikalau engkau takut pada penyihir itu, katakanlah : " Aku ditahan oleh keluargaku , dan jikalau engkau takut pada keluargamu, maka katakanlah bahwa aku ditahan oleh penyihir." .Pada suatu ketika di waktu ia dalam keadaan yang sedemikian itu, lalu tibalah ia di suatu tempat dan di situ ada seekor binatang yang besar dan menghalang-halangi orang-orang { untuk berlalu di jalanan itu } . Anak itu lalu berkata: "Pada hari ini saya akan mengetahui, apakah penyihir itu yang lebih baik ataukah pendeta itu yang lebih baik?" Ia pun lalu mengambil sebuah batu kemudian berkata: "Ya Allah, apabila perkara pendeta itu lebih dicintai di sisiMu daripada perkara penyihir, maka bunuhlah binatang ini { binatang yang besar dan menghalang-halangi }sehingga orang-orang banyak dapat berlalu.{ melewati jalan } " Selanjutnya binatang itu dilemparnya dengan batu tadi, kemudian dibunuhnya dan orang-orang pun berlalulah. Ia lalu mendatangi rahib dan memberitahukan hal tersebut. Rahib itupun berkata: "Hai anakku, engkau sekarang adalah lebih mulia daripada ku sendiri. { Keadaanmu } sudah sampai di suatu tingkat yang saya sendiri
dapat melihatnya [memakluminya]. Sesungguhnya engkau akan terkena cobaan, maka jikalau engkau terkena cobaan itu, janganlah menunjuk kepadaku."
kemudian Pemuda [Anak itu] lalu dapat menyembuhkan orang buta dan { menyembuhkan orang } berpenyakit Abros [ kulit putih belonteng-belonteng/belang ] serta dapat mengobati orang banyak dari segala macam penyakit. Hal itu didengar oleh kawan seduduk [ yakni sahabat karib / penasehat ] raja yang telah menjadi buta. Ia datang pada anak itu dengan membawa beberapa hadiah yang banyak jumlahnya, kemudian berkata: "Apa saja yang ada di sisimu ini adalah menjadi milikmu, apabila engkau dapat menyembuhkan aku." Pemuda [Anak ] itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapapun, hanya Allah Ta'ala yang dapat menyembuhkannya. Maka jikalau Tuan beriman kepada Allah Ta'ala, saya akan berdoa kepada Allahﷻ, semoga Dia suka menyembuhkan Tuan. Kawan raja itu lalu
beriman kepada Allah Ta'ala, kemudian Allahﷻ menyembuhkannya. Ia lalu mendatangi raja terus duduk di dekatnya sebagaimana duduknya yang sudah-sudah. Raja kemudian bertanya: "Siapakah yang mengembalikan penglihatanmu itu?" { Maksudnya: Siapakah yang menyembuhkan butamu itu? } {sahabat karib / penasehat} itu menjawab: "Tuhanku." Raja bertanya: "Adakah engkau mempunyai Tuhan lain lagi selain dari diriku?" Ia menjawab: "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allahﷻ ." Kawannya itu lalu ditindak oleh raja tadi dan terus-menerus diberikan siksaan padanya, sehingga kawannya itu menunjuk kepada anak yang
menyebabkan kesembuhannya. Anak itupun didatangkan. Raja berkata padanya: "Hai anakku, kiranya sihirmu sudah sampai ke tingkat dapat menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit Abros [ kulit putih belonteng-belonteng/belang ] dan engkau dapat melakukan ini dan dapat pula melakukan itu."
Anak itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan seseorangpun, hanya Allah Ta'ala jualah yang menyembuhkannya." Anak itupun ditindaknya, dan
terus-menerus diberikan siksaan padanya, sehingga ia menunjuk kepada pendeta. Pendetapun didatangkan, kemudian kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu!" {Maksudnya supaya meninggalkan agama Nasrani dan beralih menyembah raja dan patung-patung } . Pendeta itu enggan mengikuti perintahnya. Raja meminta supaya diberi gergaji, kemudian diletakkanlah gergaji itu di tengah kepalanya. Kepala itu dibelahnya sehingga jatuhlah kedua belahan kepala tersebut. Selanjutnya didatangkan pula kawan seduduk [ yakni sahabat karib / penasehat ] raja dahulu itu, lalu kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu itu!" Ia pun enggan menuruti perintahnya. Kemudian diletakkan pulalah gergaji itu di tengah kepalanya lalu dibelahnya, sehingga jatuhlah kedua belahannya itu. Seterusnya didatangkan pulalah Pemuda [anak] itu. Kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu." ia pun menolak ajakannya.
Kemudian anak itu diberikan kepada sekelompok sahabatnya lalu berkata: "Pergilah membawa anak ini ke gunung ini atau itu, naiklah dengannya { dengan pemuda tadi } ke gunung itu. Jikalau engkau semua telah sampai di puncaknya, maka apabila anak ini kembali dari agamanya, bolehlah engkau lepaskan, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ia dari atas gunung itu." Sahabat- sahabatnya itu pergi membawanya, kemudian menaiki gunung, lalu Pemuda [anak ] itu berdo'a: "Ya Allah, lepaskanlah hamba dari orang-orang ini dengan kehendakMu." Kemudian gunung itupun bergerak keras [ bergetar ]dan orang-orang itu jatuhlah semuanya. Pemuda [Anak itu] lalu berjalan menuju ke tempat raja. Raja berkata: "Apa yang dilakukan oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab:
"Allah Ta'ala telah melepaskan aku dari tindakan mereka. Anak tersebut terus diberikan kepada sekelompok sahabat-sahabatnya yang lain lagi dan berkata: "Pergilah dengan membawa anak ini dalam sebuah perahu kecil dan berlayarlah sampai di tengah lautan. Jikalau ia kembali dari agamanya - maka lepaskanlah ia, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ke lautan itu." Orang-orang bersama-sama pergi membawanya, lalu anak itu berdo'a: "Ya Allah,
lepaskanlah hamba dari orang-orang ini dengan kehendakMu." Tiba-tiba perahu [ tongkang ] itu terbalik, maka tenggelam lah semuanya. Anak itu sekali lagi berjalan ke tempat raja. Rajapun berkatalah: "Apakah yang dikerjakan oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab: "Allah Ta'ala telah melepaskan aku dari tindakan mereka." Selanjutnya ia berkata pula pada raja: "Tuan tidak dapat membunuh saya, sehingga Tuan suka melakukan apa yang kuperintahkan." Raja
bertanya: "Apakah itu?" Ia menjawab: "Tuan kumpulkan semua orang di lapangan menjadi satu dan Tuan salibkan [ diikat ] saya di batang pohon, kemudian ambillah sebatang anak panah dari tempat panahku ini, lalu letakkanlah anak panah itu pada busurnya, lalu ucapkanlah: "Dengan nama Allah, Tuhan anak ini," terus lemparkanlah anak panah itu. Sesungguhnya apabila Tuan mengerjakan semua itu, tentu Tuan dapat membunuhku."
Raja mengumpulkan semua orang di suatu padang luas dan Pemuda [Anak itu] disalibkan pada sebatang pohon, kemudian mengambil sebuah anak panah dari tempat panahnya, lalu meletakkan anak panah di busur, terus mengucapkan: "Dengan nama Allah, Tuhan anak ini." Anak panah dilemparkan dan jatuhlah anak panah itu pada pelipis anak tersebut. Anak itu meletakkan tangannya di pelipisnya, kemudian meninggal dunia. Orang-orang yang berkumpul itu sama berkata: "Kita semua beriman kepada
Tuhannya anak ini." Raja didatangi dan kepadanya dikatakan: " Adakah Tuan mengetahui apa yang selama ini Tuan takutkan? Benar-benar, demi Allah, apa yang Tuan takutkan itu telah tiba { yakni tentang keimanan seluruh rakyatnya.} Orang-orang semuanya telah beriman." . Raja memerintahkan supaya orang-orang itu digiring di parit celah-celah bumi [ yang bertebing dua kanan-kiri , yaitu di pintu lorong jalan. ] Celah-celah itu dibelahkan dan dinyalakan api di situ, Ia berkata: "Barangsiapa yang tidak kembali dari agamanya, maka lemparkanlah ke dalam celah-celah itu," atau dikatakan: "Supaya melemparkan dirinya
sendiri ke dalamnya." Orang banyak melakukan yang sedemikian itu { sebab tidak ingin kembali menjadi kafir dan musyrik lagi,} sehingga ada seorang wanita yang datang dengan membawa bayinya. Wanita ini agaknya gemetar [ketakutan ] ketika hendak menceburkan diri ke dalamnya. Bayinya itu lalu berkata: "Hai ibunda, bersabarlah, kerana sesungguhnya ibu adalah menetapi atas kebenaran.")) Riwayat Muslim
(( Dzirwatul jabal )) artinya puncaknya gunung. Ini boleh dibaca dengan kasrahnya dzal mu'jamah atau dhammahnya. (( Alqurquur )) dengan didhammahkannya kedua qafnya, adalah suatu macam dari golongan perahu. (( Ashsha'id )) di sini artinya bumi lapang dan panas .
(( Alukhduud )) ialah beberapa belahan di bumi seperti sungai kecil. (( Adhrama )) artinya menyalakan. (( Inkafa-at )) artinya bolak-balik / berubah. (( Taqaa-'asat)) , artinya terhenti atau tidak berani maju dan pula merasa ketakutan.
وعن أنس - رضي الله عنه -، قَالَ: مَرَّ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - بامرأةٍ تَبكي عِنْدَ قَبْرٍ، فَقَالَ: (( اتّقِي الله واصْبِري)) فَقَالَتْ: إِليْكَ عَنِّي؛ فإِنَّكَ لم تُصَبْ بمُصِيبَتي وَلَمْ تَعرِفْهُ، فَقيلَ لَهَا: إنَّه النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - فَأَتَتْ بَابَ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم -، فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابينَ، فقالتْ: لَمْ أعْرِفكَ، فَقَالَ: (( إنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولى([*]) )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
(( وفي رواية لمسلم : (( تبكي عَلَى صَبيٍّ لَهَا .
أخرجه: البخاري 99/2 ( 1283 )، ومسلم 40/3 ( 926 ) ( 15 ).
قال النووي : في الحديث الأمـر بـالمعروف والنهـي عـن المنكـر مـع كـل أحـد ، والاعتـذار إلى أهـل
الفضل إذا أساء الإنسان أدبه معهم ، وفيه ماكـان عليـه النبـي مـن التواضـع ، وأنـه ينبغـي للإ مـام
والقاضي إذ الم يحتج إلى ّبواب أن لا يتخذه )) . شرح صحيح مسلم 11/4 ( 926 ).
31- . Dari Anas r.a., katanya: " Nabi ﷺ berjalan melewati [ melalui ] seorang wanita yang sedang menangis di atas sebuah kubur. Beliau bersabda ﷺ: " (( Bertaqwalah kepada Allahﷻ dan bersabarlah! )) " Wanita itu berkata: "Ah, menjauhlah daripadaku { ungkapan untuk mengusir } , kerana Tuan tidak terkena mushibah { sebagaimana yang mengenai diriku } dan Tuan tidak mengetahui mushibah apa itu." Wanita tersebut diberitahu { oleh sahabat beliauﷺ. } bahwa { yang diajak bicara } tadi adalah Nabi ﷺ. } , Ia lalu mendatangi pintu rumah Nabiﷺ tetapi di depannya [mukanya] itu tidak didapatinya penjaga-penjaga pintu { sehingga ia dapat masuk dengan tidak bersusah payah } . Wanita itu lalu berkata: "Saya memang tidak mengenal Tuanﷺ { maka itu maafkan pembicaraanku tadi. } " Kemudian beliauﷺ. bersabda: " (( Bahwasanya bersabar { yang sangat terpuji } itu ialah di kala benturan [ mendadaknya kedatangan mushibah] yang pertama. )) " - Muttafaq 'alaih - Dalam riwayat Muslim disebutkan: " (( Wanita itu menangisi anak kecilnya { yang mati }. )) "
-
Maksud "Mendadaknya kedatangan mushibah yang pertama," bukan berarti ketika mendapatkan mushibah yang pertama kali dialami sejak hidupnya, tetapi di saat baru terkena mushibah itu ia bersabar, baik mushibah itu yang pertama kalinya atau keduanya, ketiganya dan selanjutnya.
- Jadi kalau sesudah sehari atau dua hari baru ia mengatakan: "Aku sekarang sudah berhati sabar tertimpa mushibah yang kemarin itu," maka ini bukannya sabar pada pertama kali, sebab sudah terlambat.
وعن أبي هريرة - رضي الله عنه -: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: مَا لعَبدِي المُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ([*]) مِنْ أهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إلاَّ الجَنَّةَ )) رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 112/8 ( 6424 ).
يسمي العلماء هذا القسم من الحديث ، الحديث القدسي ؛ لأن الرسول رواه عـن االله . والـصفي
:
مـن يـصطفيه الإنـسان ويختـاره مـن ولـد ، أو أخ ، أو عـم ، أو أب ، أو أم، أو صـديق ، المهـم أن مـا
يصطفيه الإنسان ويختاره ويرى أنه ذ و صلة منه قوية. إذا أخذه االله، ثم احتسبه الإنـسان ، فلـيس
له جزاء إلا الجنة. شرح رياض الصالحين لابن عثيمين 101/1 .
32.- Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasululiahﷺ. bersabda: " (( Allah Ta'ala berfirman: " Tidak ada { balasan } bagi seseorang hambaKu yang mu'min di sisiKu berupa Balasan [ pahala] , di waktu Aku mengambil [mematikan ] kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia bersabar mengharapkan Balasan [ keridhaan Allah ] , melainkan orang itu akan mendapatkan syurga.)) " - Riwayat Bukhari -
Merupakan Hadist Qudsi yang disampaikan Nabi Muhammadﷺ atas Firman Allohﷻ yang bukan merupakan Ayat Al-Qur'an
وعن عائشةَ - رضي الله عنها -: أَنَّهَا سَألَتْ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - عَنِ الطّاعُونِ([*])، فَأَخْبَرَهَا أنَّهُ كَانَ عَذَاباً يَبْعَثُهُ اللهُ تَعَالَى عَلَى مَنْ يشَاءُ، فَجَعَلَهُ اللهُ تعالى رَحْمَةً للْمُؤْمِنينَ، فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ في الطَّاعُونِ فيمكثُ في بلدِهِ صَابراً مُحْتَسِباً يَعْلَمُ أنَّهُ لا يصيبُهُ إلاَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ إلاَّ كَانَ لَهُ مِثْلُ أجْرِ الشّهيدِ. رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 213/4 ( 3474 ).
الطاعون : قيل : إنه وباء معـين . وقيـل : إنـه كـل وبـاء عـام يحـل بـا لأرض فيـصيب أهلهـا ويمـوت
الناس منه مثل الكوليرا . شرح رياض الصالحين لابن عثيمين 103/1 .
33.- Dari Aisyah radhiallahu 'anha, bahwasanya ia bertanya kepada Rasululiahﷺ. perihal penyakit taun [ penyakit Pandemi ] , lalu beliauﷺ memberi tahukannya bahwa sesungguhnya { taun [pandemi] } itu adalah sebagai siksaan yang dikirimkan oleh Allah Ta'ala kepada siapa saja yang dikehendaki olehNyaﷻ , tetapi juga sebagai kerahmatan yang dijadikan oleh Allah Ta'ala kepada kaum mu'minin. Maka tidak seorang hambapun yang tertimpa oleh taun, kemudian menetap [ berdiam diri ] di negerinya sambil bersabar dan mengharapkan keridhaan Allahﷻ serta mengetahui pula bahwa taun itu tidak akan mengenainya kecuali kerana telah ditetapkan oleh Allahﷻ untuknya, kecuali ia akan memperoleh seperti pahala orang yang mati syahid. " - Riwayat Bukhari -
وعن أنس - رضي الله عنه -، قَالَ: سمعتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، يقول: (( إنَّ الله - عز وجل -، قَالَ: إِذَا ابْتَلَيْتُ عبدي بحَبيبتَيه فَصَبرَ عَوَّضتُهُ مِنْهُمَا الجَنَّةَ)) يريد عينيه، رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 151/7 ( 5653 ).
34.- Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengar Rasululiahﷺ bersabda: " (( Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla berfirman: "Jikalau Aku memberi cobaan kepada hambaKu dengan melenyapkan kedua matanya { yakni menjadi buta }, kemudian ia bersabar, maka untuknya akan Kuberi ganti syurga {kerana kehilangan keduanya yakni kedua matanya itu.} ))" - Riwayat Bukhari-
وعن عطَاء بن أبي رَباحٍ، قَالَ: قَالَ لي ابنُ عَباسٍ - رضي الله عنهما -: ألاَ أُريكَ امْرَأةً مِنْ أَهْلِ الجَنَّة؟ فَقُلْتُ: بَلَى، قَالَ: هذِهِ المَرْأةُ السَّوداءُ أتتِ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم -، فَقَالَتْ: إنّي أُصْرَعُ([*])، وإِنِّي أتَكَشَّفُ، فادْعُ الله تَعَالَى لي. قَالَ: (( إنْ شئْتِ صَبَرتِ وَلَكِ الجَنَّةُ، وَإنْ شئْتِ دَعَوتُ الله تَعَالَى أنْ يُعَافِيكِ )) فَقَالَتْ: أَصْبِرُ، فَقَالَتْ: إنِّي أتَكَشَّفُ فَادعُ الله أنْ لا أَتَكَشَّف، فَدَعَا لَهَا. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه: البخاري 150/7 و151 ( 5652 )، ومسلم 16/8 ( 2576 ).
من الصرع وهو مرض معروف نسأل االله العافية.
35. - Dari 'Atha' bin Abu Rabah, katanya: "Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma mengatakan padaku: "Apakah engkau suka saya tunjukkan [ beritahu ] seorang wanita yang tergolong ahli syurga?" Saya berkata: "Baiklah. { saya mau }" Ia [Ibnu Abbas] berkata lagi: "Wanita hitam itu pernah datang kepada Nabiﷺ lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini terserang oleh penyakit ayan [ epilepsi] dan oleh sebab itu lalu saya membuka aurat tubuhku. Oleh kerananya haraplah Tuanﷺ mendoakan untuk saya kepada Allahﷻ { agar saya sembuh. } " Beliauﷺ bersabda: " (( Jikalau engkau suka [ mengharapkan ] hendaklah bersabar saja dan untukmu adalah syurga, tetapi jikalau engkau suka [ mengharapkan] maka saya akan mendoakan untukmu kepada Allah Ta'ala agar penyakitmu itu disembuhkan olehNya. )) " Wanita itu lalu berkata: "Saya bersabar," lalu katanya pula: "Sesungguhnya { kerana penyakit itu }, saya membuka aurat tubuh saya. { Kalau begitu } sudilah Tuanﷺ mendoakan saja untuk saya kepada Allah agar saya tidak sampai membuka aurat tubuh itu." Nabiﷺ lalu mendoakan untuknya { sebagaimana yang dikehendakinya } itu." - Muttafaq 'alaih -
وعن أبي عبد الرحمانِ عبدِ الله بنِ مسعودٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: كَأَنِّي أنْظُرُ إِلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - يَحْكِي نَبِيّاً مِنَ الأَنْبِياءِ، صَلَواتُ الله وَسَلامُهُ عَلَيْهمْ، ضَرَبه قَوْمُهُ فَأدْمَوهُ، وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ وَجْهِهِ، يَقُولُ: (( اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَومي، فَإِنَّهُمْ لا يَعْلَمونَ )) مُتَّفَقٌ علَيهِ.
أخرجه: البخاري 213/4 ( 3477 )، ومسلم 179/5 ( 1792 ).
36.- Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah bin Mas'ud r.a. katanya: " Seakan-akan saya masih bisa melihat kepada Rasulullahﷺ yang sedang menceriterakan tentang seorang Nabi dari sekian banyak Nabi-nabi shalawatuliah wa salamuhu 'alaihim. Beliau [ambiya'] dipukuli oleh kaumnya, sehingga menyebabkan melukai [ keluar darahnya] dan { Nabi tersebut } mengusap darah dari wajahnya sambil mengucapkan: " (( Ya Allahﷻ ampunilah kaum hamba itu, sebab mereka itu memang tidak mengerti. ))" -Muttafaq 'alaih-
وعن أبي سعيدٍ وأبي هريرةَ - رضي الله عنهما -، عن النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( مَا يُصيبُ المُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ أذَىً، وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوكَةُ يُشَاكُهَا إلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَا ياهُ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
و{الوَصَبُ}: المرض.
أخرجه: البخاري 148/7 ( 5641 )، ومسلم 16/8 ( 2573 ) ( 52 ).
المصائب تكون على وجهين
37.- Dari Abu Said { Al-Hudri } dan Abu Hurairah radhiallahu 'anhuma dari Nabiﷺ, sabdanya: (( "Tidak suatupun yang mengenai seseorang muslim {sebagai mushibah } baik dari kelelahan, { tidak pula sesuatu yang mengenainya yang berupa } kesakitan, juga kesedihan { yang
akan datang ataupun yang lampau } , tidak pula yang berupa hal yang menyakiti { yakni sesuatu yang tidak mencocoki kehendak hatinya }, ataupun kesedihan segala macam dan segala waktunya, sampaipun sebuah duri yang masuk dalam anggota tubuhnya, melainkan
Allahﷻ menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab apa-apa yang mengenainya {yakni sesuai dengan mushibah yang diperolehnya- itu. } )) " - Muttafaq 'alaih -
- Kesakitan apapun yang diderita oleh seseorang mu'min, ataupun bencana dalam bentuk bagaimana yang ditemui olehnya itu dapat membersihkan dosa-dosanya dan berpahalalah ia dalam keadaan seperti itu, tetap bersabar dan tabah
- Sebaliknya jikalau tidak sabar dan uring-uringan serta mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan, maka bukan pahala yang didapatkan, tetapi makin menambah besarnya dosa. Oleh sebab itu jikalau kita tertimpa oleh kesakitan atau malapetaka, jangan sampai malahan melenyapkan pahala yang semestinya kita peroleh.
وعن ابنِ مسعودٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: دخلتُ عَلَى النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - وهو يُوعَكُ، فقلت: يَا رسُولَ الله، إنَّكَ تُوْعَكُ وَعْكاً شَدِيداً، قَالَ: (( أجَلْ، إنِّي أوعَكُ كمَا يُوعَكُ رَجُلانِ مِنكُمْ} قلْتُ: ذلِكَ أن لَكَ أجْرينِ؟ قَالَ: {أَجَلْ، ذلِكَ كَذلِكَ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصيبُهُ أذىً، شَوْكَةٌ فَمَا فَوقَهَا إلاَّ كَفَّرَ اللهُ بهَا سَيِّئَاتِهِ، وَحُطَّتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وَ{الوَعْكُ}: مَغْثُ الحُمَّى، وَقيلَ: الحُمَّى.
أخرجه: البخاري 149/7 ( 5648 )، ومسلم 14/8 ( 2571 ) ( 45 ).
38.- Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: Saya memasuki tempat Nabiﷺ dan beliau sedang dihinggapi penyakit panas. Saya lalu berkata: "Ya Rasulullah,ﷺ sesungguhnya Tuanﷺ dihinggapi penyakit panas yang amat sangat." Beliau kemudian bersabda: " (( Benar, sesungguhnya sayaﷺ terkena {penyakit } panas [ demam] sebagaimana panas [demam] { yang diderita} dua orang dari engkau semua yang menjadi satu. { dua kali lipat sakit panas } " Saya berkata lagi: "Kalau demikian Tuanﷺ tentulah mendapatkan dua kali pahala. ? " Beliauﷺ bersabda: " (( Benar, demikianlah memang keadaannya, tiada seorang Muslimpun { mim zaidah } yang terkena oleh sesuatu kesakitan, baik itu berupa duri { penyakit ringan } ataupun sesuatu yang lebih dari itu, melainkan Allahﷻ pasti menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab mushibah yang mengenainya tadi dan diturunkanlah [ dikurangi] dosa-dosanya sebagaimana sebuah pohon menurunkan [ menggugurkan/menurunkan] daunnya - { jikalau disertai kesabaran. } ))"Alwa'ku yaitu sangatnya panas (dalam tubuh sebab sakit), tetapi ada yang mengatakan panas (biasa).
وعن أبي هريرة - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْراً يُصِبْ مِنْهُ)) رواه البخاري.
* وَضَبَطُوا {يُصِبْ} بفَتْح الصَّاد وكَسْرها.
أخرجه: البخاري 149/7 ( 5645 ).
قرئت على وجهين وكلاهما صحيح ، فمعناها بالكـسر : أن االله يقـدر عليـها لمـصائب حتـى يبتليـه بهـا
أيصبر أميضجر ؟ ومعناها بالفتح : أعم أي يصاب من االله ومن غيره . شرح رياضا لـصالحين لابـن
عثيمين 110/1 .
39.- Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullahﷺ bersabda: " (( Barangsiapa oleh Allahﷻ dikehendaki akan memperoleh kebaikan, maka Allah akan memberikan mushibah padanya { baik yang mengenai tubuhnya, hartanya ataupun apa-apa yang menjadi kekasihnya.} ))" -Riwayat Bukhari -
Para ulama mencatat: Yushab, boleh dibaca fathah shadnya dan boleh pula dikasrahkan, (lalu dibaca yushib).
وعن أنس - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( لا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ المَوتَ لضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فاعلاً، فَليَقُلْ: اللَّهُمَّ أحْيني مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيراً لِي، وَتَوفّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيراً لي)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه: البخاري 156/7 ( 5671 )، ومسلم 64/8 ( 2680 ) ( 10 ).
40. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullahﷺ. bersabda: " (( Janganlah seseorang dari engkau semua itu mengharap-harapkan tibanya kematian
dengan sebab adanya sesuatu kemelaratan [bahaya] yang mengenainya. Tetapi jikalau ia terpaksa harus berbuat demikian maka hendaklah mengatakan: "Ya Allah, tetapkanlah aku hidup selama kehidupanku itu masih merupakan kebaikan untukku dan matikanlah aku apabila kematian itu merupakan kebaikan untukku. ))" - Muttafaq 'alaih)
Dengan kalimat taukid agar tidak mengharapkan kematian ( do'a minta mati )apapun penyakit yang diderita , tetapi bisa dengan berdo'a dipilihkan pilihan dengan do'a اللهم أحيني ما كانت الحياة خيرا لي، وتوفني إذا كانت َ الَوَفاة َخيرًا لي
وعن أبي عبد الله خَبَّاب بنِ الأَرتِّ - رضي الله عنه -، قَالَ: شَكَوْنَا إِلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ متَوَسِّدٌ بُرْدَةً([*]) لَهُ في ظلِّ الكَعْبَةِ، فقُلْنَا: أَلاَ تَسْتَنْصِرُ لَنَا ألاَ تَدْعُو لَنا؟ فَقَالَ: (( قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ في الأرضِ فَيُجْعَلُ فِيهَا، ثُمَّ يُؤْتَى بِالمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأسِهِ فَيُجْعَلُ نصفَينِ، وَيُمْشَطُ بأمْشَاطِ الحَديدِ مَا دُونَ لَحْمِه وَعَظْمِهِ، مَا يَصُدُّهُ ذلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَاللهِ لَيُتِمَّنَّ الله هَذَا الأَمْر حَتَّى يَسيرَ الرَّاكبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَموتَ لاَ يَخَافُ إلاَّ اللهَ والذِّئْب عَلَى غَنَمِهِ، ولكنكم تَسْتَعجِلُونَ)) رواه البخاري.
وفي رواية: (( وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً وَقَدْ لَقِينا مِنَ المُشْرِكِينَ شدَّةً)).
أخرجه: البخاري 244/4 ( 3612 ) و56/5 ( 3852 ).
نوع من الثياب معروف . النهاية 116/1 .
41.- Dari Abu Abdullah, yaitu Khabbab bin Aratti r.a., katanya: "Kita mengadu kepada Rasulullahﷺ. dan beliauﷺ ketika itu meletakkan pakaian [kemulan] burdahnya { di bawah kepalanya sebagai bantal } dan berada di naungan Ka'bah, kita berkata: Mengapa Tuanﷺ tidak memohonkan pertolongan {kepada Allahﷻ } untuk kita, sehingga kita menang? Mengapa Tuanﷺ tidak berdoa sedemikian itu untuk kita?" Beliauﷺ lalu bersabda:" (( Benar-benar Pernah terjadi terhadap orang-orang sebelummu {yakni zaman Nabi-nabi yang lalu,} yaitu ada seorang yang diambil [ditangkap] { oleh musuhnya, kerana ia beriman }, kemudian digali kanlah [ditanamkan] tanah untuknya dan ia diletakkan di dalam tanah tadi [dikuburkan] { hidup-hidup } , selanjutnya didatangkanlah sebuah gergaji dan ini diletakkan di atas kepalanya, seterusnya kepalanya itu dibelah menjadi dua. {Selain itu iapun } disisir dengan sisir yang terbuat dari besi yang dikenakan di bawah daging dan tulangnya, semua siksaan itu tidak memalingkan ia dari agamanya {yakni ia tetap beriman kepada Allahﷻ } . Demi Allah, niscayalah Allahﷻ sungguh akan menyempurnakan perkara ini { yakni Agama Islam } sehingga seseorang yang berkendaraan yang berjalan dari Shan'a [ ibukota Yaman ] ke Hadhramaut tidak ada yang ditakuti melainkan { ketakutan } kepada { kemurkaan } Allahﷻ { atau karena takut seperti takut pada serigala } atas kambingnya {sebab takut sedemikian ini lumrah saja } Tetapi engkau semua itu hendak bercepat-cepat saja. )) " - Riwayat Bukhari -
Dalam riwayat lain diterangkan: " (( Beliauﷺ saat itu sedang berkemulan burdahnya, padahal kita telah memperoleh kesukaran [penindasan] yang amat sangat dari kaum musyrikin."
وعن ابن مسعودٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: لَمَّا كَانَ يَومُ حُنَينٍ آثَرَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - نَاساً في القسْمَةِ، فَأعْطَى الأقْرَعَ بْنَ حَابسٍ مئَةً مِنَ الإِبِلِ، وَأَعْطَى عُيَيْنَة بْنَ حصن مِثْلَ ذلِكَ، وَأَعطَى نَاساً مِنْ أشْرافِ العَرَبِ وآثَرَهُمْ يَوْمَئِذٍ في القسْمَةِ. فَقَالَ رَجُلٌ: واللهِ إنَّ هذِهِ قِسْمَةٌ مَا عُدِلَ فِيهَا، وَمَا أُريدَ فيهَا وَجْهُ اللهِ، فَقُلْتُ: وَاللهِ لأُخْبِرَنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، فَأَتَيْتُهُ فَأخْبَرتُهُ بمَا قَالَ، فَتَغَيَّرَ وَجْهُهُ حَتَّى كَانَ كالصِّرْفِ. ثُمَّ قَالَ: (( فَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لم يَعْدِلِ اللهُ وَرسولُهُ؟)) ثُمَّ قَالَ: (( يَرْحَمُ اللهُ مُوسَى قَدْ أُوذِيَ بأكْثَرَ مِنْ هَذَا فَصَبر)) . فَقُلْتُ: لاَ جَرَمَ لاَ أرْفَعُ إِلَيْه بَعدَهَا حَدِيثاً([*]). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وَقَوْلُهُ: (( كالصِّرْفِ )) هُوَ بِكَسْرِ الصَّادِ المُهْمَلَةِ: وَهُوَ صِبْغٌ أحْمَر.
أخرجه: البخاري 115/4 ( 3150 )، ومسلم 109/3 ( 1062 ) ( 140 ).
في الحديث : دليل على أن للإمام أن يعطي من يرىفي عطيتهالمصلحة ولـو أكثـرمـن غـيره ، إذاكـان
في هذا مصلحة للإسلام، ليست مصلحة شخصية يحابي من يحـب ويمنـع مـن لا يحـب ، لا ، إذارأى
في هذامصلحة للإسـلام وزاد في العطـاء؛ فـإن هـذا إليـه وهـو مـسؤول أمـاماالله ، ولا يحـل لأحـد أن
يعترضعليه فإن اعترضعليه فقد ظلم نفسه.شرح رياضالصالحين لابن عثيمين 116/1 .
42.- Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: " Ketika hari peperangan Hunain { tahun 8 Hijriyah setelah Fathul makkah } , Rasulullahﷺ
mendahulukan [mengutamakan/melebihkan ] beberapa orang dalam pemberian pembagian {harta rampasan} , lalu mem-berikan kepada al-aqra' bin Habis seratus ekor unta dan memberikan kepada 'Uyainah bin Hishn seperti itu pula [seratus ekor unta] , juga memberikan kepada
orang-orang yang termasuk bangsawan Arab dan mendahulukan [mengutamakan] dalam cara pembagian kepada mereka tadi. Kemudian ada seorang lelaki berkata: "Demi Allah, pembagian secara ini, sama sekali tidak ada keadilannya dan agaknya tidak dikehendaki untuk mencari keridhaan Allahﷻ." Saya [Ibnu Mas'ud r.a.] lalu berkata: "Demi Allahﷻ, hal ini akan saya beritahukan kepada Rasulullahﷺ." Saya pun mendatanginyaﷺ terus memberitahukan kepadanyaﷺ tentang apa-apa yang dikatakan oleh orang itu. Maka berubahlah warna wajah beliauﷺ sehingga menjadi semacam sumba [wenter] merah {merah padam kerana marah} lalu bersabdaﷺ : " (( Siapakah yang dapat dinamakan adil, jikalau Allahﷻ dan RasulNya dianggap tidak adil juga ?. )) " Selanjutnya beliauﷺ bersabda: " (( Semoga Allahﷻ merahmati Nabi Musa. Ia telah disakiti dengan cara yang lebih sangat dari ini, tetapi ia tetap sabar. ))" Saya sendiri berkata: " Pasti ! {rasa penyesalan} saya tidak memberitahukan dan saya tidak akan mengadukan lagi sesuatu pembicaraanpun setelah peristiwa itu kepada beliau lagi." - Muttafaq 'alaih -
Sabda Nabiﷺ ((Kashshirfi)) dengan kasrahnya shad muhmalah, artinya sumba merah
Nabi membagi harta rampasan tidak merata , dan perlakuan tersebut ada yang mengatakan jika Nabi ﷺ tidak adil sehingga membuat wajah nabiﷺ keliahatan merah padam , karena semua adalah karena perintah Allohﷻ dan membandingkan nya dengan Beliau yang kembali ikut ke Madinah beserta pasukannya ( sebagai hadiah tak ternilai melebihi harta rampasan )
وعن أنسٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( إِذَا أَرَادَ الله بعبدِهِ الخَيرَ عَجَّلَ لَهُ العُقُوبَةَ في الدُّنْيا، وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبدِهِ الشَّرَّ أمْسَكَ عَنْهُ بذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يومَ القِيَامَةِ )).
وَقالَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم -: (( إنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلاَءِ، وَإنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَحَبَّ قَوْماً ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ )) رواه الترمذي،
وَقالَ: {حديث حسن}.
أخرجه: الترمذي ( 2396 ) بهذا اللفظ .
وأخرجه: ابن ماجه ( 4031 ) باللفظ الثاني فقط . وقال الترمذي : (( هذا حديث حسن غريب )) .
43.- Dari Anas r.a., berkata: "Rasulullahﷺ bersabda: "Jikalau Allah menghendaki kebaikan pada seseorang hambaNya, maka ia mempercepatkan suatu siksaan [penderitaan ] sewaktu dunia, tetapi jikalau Allah menghendaki keburukan { pada se-seorang hambaNya }, maka orang itu dibiarkan sajalah dengan dosanya, sehingga nanti akan dipenuhkan balasan [siksaannya] hari kiamat."
Dan Nabiﷺ bersabda [juga riwayat Anas r.a.] " (( Sesungguhnya besarnya balasan [pahala] itu menilik besarnya bala' [ coba'an] { yang menimpa } , dan sesungguhnya Allah itu apabila mencintai sesuatu kaum, maka mereka itu diberi cobaan. {Oleh sebab itu} barangsiapa yang rela [menerima bala' tadi] , ia akan memperoleh keridhaan dari Allahﷻ dan barangsiapa yang uring-uringan maka ia memperoleh kemurkaan Allahﷻ pula."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi
dan ia mengatakan bahwa ini Hadis hasan.
Hukuman di dunia dengan Musibah , sakit , kemelaratan dll yang ditimpakan kepada seorang hamba yang dikehendaki kebaikan diberikan di dunia sebagai penebus kesalahan/dosa hambanya sehingga didunia sudah dibersihkan dosanya
وعن أنسٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: كَانَ ابنٌ لأبي طَلْحَةَ - رضي الله عنه - يَشتَكِي، فَخَرَجَ أبُو طَلْحَةَ، فَقُبِضَ الصَّبيُّ، فَلَمَّا رَجَعَ أَبُو طَلْحَةَ، قَالَ: مَا فَعَلَ ابْنِي؟ قَالَتْ أمُّ سُلَيم وَهِيَ أمُّ الصَّبيِّ: هُوَ أَسْكَنُ مَا كَانَ، فَقَرَّبَتْ إليه العَشَاءَ فَتَعَشَّى، ثُمَّ أَصَابَ منْهَا، فَلَمَّا فَرَغَ، قَالَتْ: وَارُوا الصَّبيَّ فَلَمَّا أَصْبحَ أَبُو طَلْحَةَ أَتَى رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - فَأخْبَرَهُ، فَقَالَ: (( أعَرَّسْتُمُ اللَّيلَةَ؟)) قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: (( اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا ))، فَوَلَدَتْ غُلاماً، فَقَالَ لي أَبُو طَلْحَةَ: احْمِلْهُ حَتَّى تَأْتِيَ بِهِ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم -، وَبَعَثَ مَعَهُ بِتَمَراتٍ، فَقَالَ: (( أَمَعَهُ شَيءٌ؟)) قَالَ: نَعَمْ، تَمَراتٌ، فَأخَذَهَا النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - فَمَضَغَهَا، ثُمَّ أَخَذَهَا مِنْ فِيهِ فَجَعَلَهَا في فِيِّ الصَّبيِّ، ثُمَّ حَنَّكَهُ وَسَمَّاهُ عَبدَ الله. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وفي رواية للبُخَارِيِّ: قَالَ ابنُ عُيَيْنَةَ: فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصارِ: فَرَأيْتُ تِسعَةَ أوْلادٍ كُلُّهُمْ قَدْ قَرَؤُوا القُرْآنَ، يَعْنِي: مِنْ أوْلادِ عَبدِ الله المَولُودِ.
وَفي رواية لمسلمٍ: مَاتَ ابنٌ لأبي طَلْحَةَ مِنْ أمِّ سُلَيمٍ، فَقَالَتْ لأَهْلِهَا: لاَ تُحَدِّثُوا أَبَا طَلْحَةَ بابْنِهِ حَتَّى أَكُونَ أَنَا أُحَدِّثُهُ، فَجَاءَ فَقَرَّبَتْ إِلَيْه عَشَاءً فَأَكَلَ وَشَرِبَ، ثُمَّ تَصَنَّعَتْ لَهُ أَحْسَنَ مَا كَانَتْ تَصَنَّعُ قَبْلَ ذلِكَ، فَوَقَعَ بِهَا. فَلَمَّا أَنْ رَأَتْ أَنَّهُ قَدْ شَبِعَ وأَصَابَ مِنْهَا، قَالَتْ: يَا أَبَا طَلْحَةَ، أَرَأَيتَ لو أنَّ قَوماً أعارُوا عَارِيَتَهُمْ أَهْلَ بَيتٍ فَطَلَبُوا عَارِيَتَهُمْ، أَلَهُمْ أن يَمْنَعُوهُمْ؟ قَالَ: لا، فَقَالَتْ: فَاحْتَسِبْ ابْنَكَ، قَالَ: فَغَضِبَ، ثُمَّ قَالَ: تَرَكْتِني حَتَّى إِذَا تَلطَّخْتُ، ثُمَّ أخْبَرتني بِابْنِي؟! فانْطَلَقَ حَتَّى أَتَى رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - فَأخْبَرَهُ بِمَا كَانَ فَقَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: ((بَارَكَ اللهُ في لَيْلَتِكُمَا ))، قَالَ: فَحَمَلَتْ. قَالَ: وَكانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - في سَفَرٍ وَهيَ مَعَهُ، وَكَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - إِذَا أَتَى المَدِينَةَ مِنْ سَفَرٍ لاَ يَطْرُقُهَا طُرُوقاً فَدَنَوا مِنَ المَدِينَة، فَضَرَبَهَا المَخَاضُ، فَاحْتَبَسَ عَلَيْهَا أَبُو طَلْحَةَ، وانْطَلَقَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -. قَالَ: يَقُولَ أَبُو طَلْحَةَ: إنَّكَ لَتَعْلَمُ يَا رَبِّ أَنَّهُ يُعْجِبُنِي أنْ أخْرُجَ مَعَ رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - إِذَا خَرَجَ وَأَدْخُلَ مَعَهُ إِذَا دَخَلَ وَقَدِ احْتَبَسْتُ بِمَا تَرَى، تَقُولُ أُمُّ سُلَيْمٍ: يَا أَبَا طَلْحَةَ، مَا أَجِدُ الَّذِي كُنْتُ أجدُ انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْنَا وَضَرَبَهَا المَخَاضُ حِينَ قَدِمَا فَوَلدَت غُلامَاً. فَقَالَتْ لِي أمِّي: يَا أنَسُ، لا يُرْضِعْهُ أحَدٌ حَتَّى تَغْدُو بِهِ عَلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم -، فَلَمَّا أصْبَحَ احْتَمَلْتُهُ فَانْطَلَقْتُ بِهِ إِلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم -..وَذَكَرَ تَمَامَ الحَدِيثِ.
أخرجه: البخاري 109/7 ( 5470 )، ومسلم 174/6 ( 2144 ) ( 23 ).
وفي الحديث فوائد منها : دليل على قوة صبر أم ُسليم رضي االله عنها ، وفيـه جـوازالتوريـة: أي أن يـتكلم الإنسان بكلام تخالف نيته ما في ظاهر هذا الكلام، وفيه أنه يستحب التسمية بعبـد االله . شرح ريـاض الصالحين لابن عثيمين 121/1 .
44.- Dari Anas r.a., katanya: "Abu Thalhah itu mempunyai seorang putera yang sedang menderita sakit {mengeluh karena sakit} , {saat} Abu Thalhah keluar pergi {berjuang / menghadap Nabiﷺ. }, kemudian anaknya itu dicabutlah ruhnya {yakni meninggal dunia}. Ketika Abu Thalhah kembali {waktu itu ia sedang berpuasa} , ia berkata: "Bagaimanakah keadaan anakku?" [Ummu Sulaim], yaitu ibu anak tersebut [jadi isterinya Abu Thalhah] menjawab: "Ia dalam keadaan yang setenang-tenangnya." Isterinya itu lalu menyiapkan makanan malam untuknya , kemudian Abu
Thalhah pun makan malamlah, selanjutnya ia menyetubuhinya {isterinya itu}. Setelah selesai, berkata [Ummu Sulaim] : "Tutupi [Makamkanlah] anak itu." Setelah menjelang pagi harinya Abu Thalhah mendatangi Rasulullahﷺ., lalu memberitahukan hal tersebut {kematiannya anaknya yang ia baru mengerti setelah selesai tidur bersama isterinya}. Kemudian Nabiﷺ bersabda: " (( Adakah engkau berdua bersetubuh tadi malam? )) " Abu Thalhah menjawab: "Ya." Beliauﷺ lalu bersabda pula: " (( Ya Allah, berikanlah keberkahan pada kedua orang ini [yakni Abu Thalhah dan isterinya] )) . Selanjutnya [Ummu Suiaim] itu melahirkan seorang anak lelaki lagi. Abu Thalhah lalu berkata padaku {aku di sini ialah Anas r.a. yang meriwayatkan Hadis ini: } "Bawalah ia sehingga engkau datang di tempat Nabiﷺ. dan besertanya kirimkanlah
beberapa biji buah kurma. Nabiﷺ. bersabda: " (( Adakah besertanya sesuatu benda? ))" Ia [Anas] menjawab: "Ya.ada beberapa biji buah kurma." Buah kurma itu diambil oleh Nabiﷺ lalu dikunyahnya kemudian diambillah dari mulutnya, selanjutnya dimasukkanlah dalam mulut anak tersebut. Setelah itu digosokkan di langit-langit mulutnya dan memberinya nama Abdullah." - Muttafaq 'alaih -
Dalam riwayat Bukhari disebutkan demikian: Ibnu 'Uyainah berkata: "Kemudian ada seorang dari golongan sahabat Anshar berkata:
"Lalu saya melihat sembilan orang anak lelaki yang semuanya dapat membaca [dengan baik dan hafal] akan al-Quran, yaitu semuanya dari anak-anak Abdullah yang dilahirkan {hasil peristiwa malam dahulu itu} .
Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia, lalu isterinya itu berkata kepada seluruh keluarganya: "Janganlah engkau semua memberitahukan hal kematian anak itu kepada Abu Thalhah, sehingga aku sendirilah yang hendak memberitahukannya nanti. " Lalu datanglah Abu Thalhah { yang saat itu bepergian } , kemudian isterinya menyiapkan makan malam untuknya dan iapun makan dan minumlah. Selanjutnya isterinya itu memperhias diri dengan sebaik-baik hiasan yang ada padanya dan bahkan belum pernah berhias semacam itu sebelum peristiwa tersebut. Seterusnya Abu Thalhah menyetubuhi isterinya [Ummu Sulaim]. Sewaktu isterinya telah mengetahui bahwa suaminya telah kenyang dan selesai menyetubuhinya, iapun berkatalah {pada Abu Thalhah } : " Hai Abu Tholhah Bagaimanakah pendapat kanda, jikalau sesuatu kaum meminjamkan sesuatu yang dipinjamkannya kepada salah satu keluarga, kemudian mereka meminta kembalinya apa yang dipinjamkannya. Berhakkah [Patutkah] keluarga yang meminjamnya itu menolak untuk mengembalikannya benda tersebut kepada yang meminjaminya?" menjawab [Abu Thalhah] : "Tidak boleh [menolaknya] { yakni harus menyerahkannya. } " Kemudian berkata pula isterinya [Ummu Sulaim] : "Nah, perhitungkanlah {bagaimana pinjaman itu jikalau berupa } anakmu sendiri , " berkata [Abu Thalhah] lalu marah-marah , kemudian berkata [Abu Thalhah] : "Engkau biarkan aku {tidak mengetahui kematian anakku itu } sehingga setelah aku terkena kotoran {maksudnya kotoran bekas bersetubuh} , lalu engkau beritahukan hal anakku itu padaku." Iapun lalu berangkat sehingga datang di tempat Rasulullahﷺ lalu memberitahukan segala sesuatu yang telah terjadi, kemudian Rasulullahﷺ bersabda: "(( Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu berdua dalam malammu itu.")) , Anas r.a. berkata: "Kemudian isterinya hamil." Anas r.a. melanjutkan katanya: "Rasulullahﷺ sedang dalam bepergian {pergi jauh} dan Ummu Sulaim itu menyertainya pula {bersama suaminya juga}. Rasulullahﷺ apabila datang di Madinah di waktu malam dari bepergian, Beliauﷺ tidak pernah mendatangi [mengetuk pintu] rumah keluarganya malam-malam hingga rombongan nabi mendekati Madinah . Ummu Sulaim tiba-tiba merasa sakit [kerana hendak melahirkan] , maka oleh kerana Abu Thalhah tertahan {yakni tidak dapat terus mengikuti } Nabi s.a.w. Rasulullahﷺ terus berangkat." Anas berkata: "Setelah itu Abu Thalhah berkata [ munajat/berdo'a] : "Sesungguhnya Engkau tentulah Maha Mengetahui, ya Tuhanku, bahwa saya ini amat tertarik sekali untuk keluar bepergian bersama-sama Rasulullahﷺ di waktu beliau keluar bepergian dan untuk masuk {tetap di negerinya } bersama-sama dengan beliau di waktu beliau masuk. Sesungguhnya saya telah tertahan pada saat ini dengan sebab sebagaimana yang Engkau ketahui."
Ummu Sulaim ialu berkata: "Hai Abu Thalhah, saya tidak menemukan sakitnya hendak melahirkan sebagaimana yang biasanya saya dapatkan - jikaiau hendak melahirkan anak. "Maka itu berangkatlah ". Kitapun {maksudnya Rasulullahﷺ, Abu Thalhah dan isterinya "- berangkatlah } , Ummu Sulaim sebenarnya memang merasakan sakit hendak melahirkan, ketika keduanya itu datang, lalu melahirkan seorang anak lelaki. Ibuku {yakni ibu Anas r.a. } berkata padaku { pada Anas r.a. } : "Hai Anas, janganlah anak itu disusui oleh siapapun sehingga engkau pergi pagi-pagi besok dengan membawa anak itu kepada Rasulullahﷺ." Ketika waktu pagi menjelma, saya [Anas r.a. ]membawa anak tadi kemudian pergi
dengannya kepada Rasulullahﷺ Ia lalu meneruskan ceritera Hadis ini sampai selesainya.
Hadis di atas itu memberikan kesimpulan tentang sunnahnya melipur orang yang sedang dalam kedukaan agar berkurang kesedihan hatinya, juga bolehnya memalingkan sesuatu persoalan kepada persoalan yang lain lebih dulu, untuk ditujukan kepada hal yang dianggap penting, sebagaimana perilaku isteri Abu Thalhah kepada suaminya. Ini tentu saja bila amat diperlukan untuk berbuat sedemikian itu.
وعن أبي هريرةَ - رضي الله عنه - أنّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( لَيْسَ الشَّدِيدُ بالصُّرَعَةِ، إنَّمَا الشَدِيدُ الَّذِي يَملكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ )) ([*]) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. (( وَالصُّرَعَةُ)): بضَمِّ الصَّادِ وَفَتْحِ الرَّاءِ وأَصْلُهُ عِنْدَ العَرَبِ مَنْ يَصْرَعُ النَّاسَ كَثيراً.
أخرجه: البخاري 34/8 ( 6114 )، ومسلم 30/8 ( 2609 ) ( 107 ).
بين النبي
أن القـوي الـشديد لـيس بالـصرعة ، بـل القـوي في الحقيقـة هـو الـذي يـصرع نفـسه إذا
صارعته وغضب ، ملكها وتحكم فيهـا ؛ لأن هـذه هـي القـوة الحقيقيـة. ففـي الحـديث الحـث عـلى أن
يملك الإنسان نفسه عند الغضب ، فإذا غضب ، عليه أن يستعيذ باالله من الـشيطان الـرجيم وإن كـان
قائما فليقعد وإن كان قاع ًدا فليضطجع وإن خاف خرج من المكان الذي هـو فيـه حتـى لا ينفـذ غـضبه
فيندم. انظر: شرح رياضالصالحين لابن عثيمين 124/1 – 125 .
45. - Dari Abu Hurariah r.a. bahwasanya Rasulullahﷺ bersabda: " (( Bukanlah orang yang Hebat [Kuat/keras] itu dengan banyaknya berkelahi, tetapi orang-orang yang Hebat [Kuat/keras] ialah orang yang dapat menguasai dirinya di waktu sedang marah-marah. ))"
- Muttafaq 'alaih-
(( Ashshura-ah )) dengan dhammahnya shad dan fathahnya ra', menurut asalnya bagi bangsa Arab, artinya ialah orang yang suka sekali membanting orang banyak ( menyerang sampai terbaring atau tidak sadarkan diri).
وعن سُلَيْمَانَ بن صُرَدٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: كُنْتُ جالِساً مَعَ النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، وَرَجُلانِ يَسْتَبَّانِ، وَأَحَدُهُمَا قدِ احْمَرَّ وَجْهُهُ، وانْتَفَخَتْ أوْدَاجُهُ([*])، فَقَالَ رَسُول اللهِ - صلى الله عليه وسلم -: (( إنِّي لأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أعُوذ باللهِ منَ الشَّيطَانِ الرَّجِيمِ، ذَهَبَ منْهُ مَا يَجِدُ)). فَقَالُوا لَهُ: إنَّ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( تَعَوّذْ باللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيمِ)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه : البخاري 150/4 (3282) , ومسلم 30/8 (2610) (109)
و[*]. هي ما أحاط بالعنق من العروق التي يقطعها الذابح . النهاية 165/5.
46.- Dari Sulaiman bin Shurad r.a., katanya: "Saya duduk bersama Nabiﷺ , dan di situ ada dua orang yang saling bermaki-makian [antara seorang dengan kawannya] . Salah seorang dari keduanya itu telah merah padam mukanya, dan membesarlah urat lehernya([*]) ,
kemudian Rasulullahﷺ. bersabda: (( "Sesungguhnya saja niscayalah mengetahui suatu kalimat yang apabila diucapkannya,
tentulah hilang apa yang ditemuinya [kemarahannya,] yaitu andaikata ia mengucapkan:
"A'udzu billahi minasy syaithanir rajim," tentulah lenyap apa yang ditemuinya itu. " )) Orang-orang lalu berkata padanya (orang yang merah padam mukanya tadi) : Sesungguhnya Nabiﷺ bersabda: (( "Mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang direjam [terlaknat] " ))
- Muttafaq 'alaih -
وعن معاذِ بنِ أَنسٍ - رضي الله عنه -: أنَّ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( مَنْ كَظَمَ غَيظاً([*])، وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أنْ يُنْفِذَهُ، دَعَاهُ اللهُ سُبحَانَهُ وَتَعَالى عَلَى رُؤُوسِ الخَلائِقِ يَومَ القِيامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الحُورِ العِينِ مَا شَاءَ)) رواه أَبو داود والترمذي، وَقالَ: {حديث حسن}.
أخرجه : أبو داود ( 4777 ) ، وابن ماجه ( 4186 ) ، والترمذي ( 2021 ) وقال : حديث
حسن غريب.
و ([*]).الغيظ : هو الغضب الشديد ، والإنسان الغاضب هو الذي يتصور نفسه أنه قادر على أن ينفذ لأن من لا يستطيع لا يغضب لكنه يحزن ، ولهذا يوصف الله بالغضب. شرح رياض الصالحين لابن عثيمين 125/1.
47. - Dari Mu'az bin Anas r.a. bahwasanya Nabiﷺ. bersabda: (( "Barangsiapa yang menahan marahnya , padahal ia kuasa [mampu] untuk melampiaskan [meneruskannya /melaksanakannya ] amarahnya , maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mengundangnya di hadapan kepala para mahluk [ publik] { yakni disaksikan } pada hari kiamat, sehingga diberikan pilihan (disuruhnya orang itu memilih) bidadari-bidadari yang membelalak matanya dengan sesuka hatinya." ))
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
وعن أبي هريرةَ - رضي الله عنه -: أنَّ رَجُلاً قَالَ للنبي - صلى الله عليه وسلم -: أوصِني. قَالَ: (( لا تَغْضَبْ)) فَرَدَّدَ مِراراً، قَالَ: (( لاَ تَغْضَبْ)) رواه البخاري.
أخرجه : البخاري 35/8 . ( 6116 )
48. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata kepada Nabiﷺ.: "Berilah wasiat padaku." Beliauﷺ. bersabda: (("Jangan marah." )) Orang itu mengulanginya berkali-kali tetapi beliauﷺ tetap bersabda: (("janganlah marah.")) - Riwayat Bukhari -
-
Yang bertanya itu mengulangi berkali-kali seolah-olah meminta wasiat yang lebih penting, namun beliau tidak menambah apa-apa. Hal ini kerana menahan marah itu sangat besar manfaat dan faedahnya. karena timbulnya semua kerusakan di dunia ini sebagian besar ialah kerana manusia ini tidak dapat mengekang hawa nafsu dan syahwatnya, tidak suka menahan marah, sehingga menimbulkan darah mendidih dan akhirnya ingin menghantam dan membalas dendam.
- Orang yang bertanya itu kemungkinan adalah orang yang suka marah , karena Nabi kalau bersabda sesuai dg " mukhotob " dari yang diajak bicara , sesuai dengan tingkatan kefahaman orang yang diajak bicara
وعن أبي هريرة - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( مَا يَزَالُ البَلاَءُ بالمُؤمِنِ وَالمُؤْمِنَةِ في نفسِهِ ووَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى الله تَعَالَى وَمَا عَلَيهِ خَطِيئَةٌ)) رواه الترمذي، وَقالَ: {حديث حسن صحيح}.
أخرجه : الترمذي (2399) .
49. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullahﷺ. bersabda: " (( Tidak henti-hentinya bala' [bencana ] menimpa [mengenai] seseorang mu'min, lelaki atau perempuan, baik dalam dirinya sendiri, anaknya ataupun hartanya, sehingga ia menemui Allah Ta'ala dan di atasnya tidak ada lagi sesuatu kesalahanpun." ))
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih
Sama dengan Hadist 43 , Bala' [Bencana] di dunia dengan Musibah , sakit , kemelaratan dll yang ditimpakan kepada seorang hamba yang dikehendaki kebaikan diberikan di dunia sebagai penebus kesalahan/dosa hambanya sehingga didunia sudah dibersihkan dosanya
وعن ابْنِ عباسٍ - رضي الله عنهما -، قَالَ: قَدِمَ عُيَيْنَةُ بْنُ حِصْنٍ، فَنَزَلَ عَلَى ابْنِ أخِيهِ الحُرِّ بنِ قَيسٍ، وَكَانَ مِنَ النَّفَرِ الَّذِينَ يُدْنِيهِمْ عُمرُ - رضي الله عنه -، وَكَانَ القُرَّاءُ([*]) أصْحَابَ مَجْلِس عُمَرَ - رضي الله عنه - وَمُشاوَرَتِهِ كُهُولاً([**]) كانُوا أَوْ شُبَّاناً، فَقَالَ عُيَيْنَةُ لابْنِ أخيهِ: يَا ابْنَ أخِي، لَكَ وَجْهٌ عِنْدَ هَذَا الأمِيرِ فَاسْتَأذِنْ لِي عَلَيهِ، فاسْتَأذَن فَأذِنَ لَهُ عُمَرُ. فَلَمَّا دَخَلَ قَالَ: هِي([1]) يَا ابنَ الخَطَّابِ، فَواللهِ مَا تُعْطِينَا الْجَزْلَ([2]) وَلا تَحْكُمُ فِينَا بالعَدْلِ. فَغَضِبَ عُمَرُ - رضي الله عنه - حَتَّى هَمَّ أنْ يُوقِعَ بِهِ. فَقَالَ لَهُ الحُرُّ: يَا أميرَ المُؤْمِنينَ، إنَّ الله تَعَالَى قَالَ لِنَبيِّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ﴿ خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ ﴾ ([3]) [ الأعراف: 198] وَإنَّ هَذَا مِنَ الجَاهِلِينَ، واللهِ مَا جَاوَزَهاَ عُمَرُ حِينَ تَلاَهَا، وكَانَ وَقَّافاً عِنْدَ كِتَابِ اللهِ تَعَالَى. رواه البخاري.
([**]) أخرجه : البخاري 76/7 (4642).
و ([*]). القراء : جمع قارئ ، القارئ للقرآن المتفهم لمعانيه . دليل الفالحين 239/1.
و
([**]) كهل من الرجال من زاد على ثلاثينسنة إلى الأربعين، وقيل : من ثلاث وثلا ثين إل ىتمام الخمسين ، وقيل : أراد بالكهل الحليم العاقل . النهاية
و ([1]). بكسرالهاء وسكون التحتية كلمة تهديد . دليل الفالحين 240/1.
و([2]). أي ما تعطينا العطاء الكثير . دليل الفالحين 214/1.
و ([3]). قال جعفر الصادق رحمه الله: (( ليسفي القرآن آية أجمع لمكارم الأخلاق من هذه )). دليل الفالحين 241/1.
50.- Dari ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: datang 'Uyainah bin Hishn ( di Madinah ), kemudian turun (sebagai tamu) pada anak saudaranya [sepupunya] yaitu Alhur bin Qais. Alhur 'Adalah salah seorang dari sekian banyak orang-orang { 3-9 orang } yang didekatkan [ orang dekat yang biasa diajak musyawarah] oleh Umar r.a. kerana para ahli baca al-Quran { orang yang pandai } yang menjadi sahabat-sahabat yang menetap di majlis Umar r.a. serta orang-orang yang diajak bermusyawarah olehnya, baik orang-orang tua maupun yang masih muda-muda usianya. 'Uyainah berkata kepada sepupunya: "Hai anak saudaraku engkau mempunyai wajah [banyak diperhatikan] di sisi Amirul mu'minin ini. Cobalah meminta izin padanya supaya aku dapat menemuinya. Saudaranya itu memintakan izin untuk 'Uyainah lalu Umarpun
mengizinkannya. Setelah 'Uyainah masuk, lalu ia berkata: "Hati-hatilah,hai putera Alkhaththab [yaitu Umar,] demi Allah, tuan tidak memberikan banyak pemberian (kelapangan hidup) pada kita dan tidak pula tuan memerintah di kalangan kita dengan keadilan." Umar r.a. marah sehingga hampir-hampir saja akan menjatuhkan hukuman padanya. Alhur kemudian berkata: "Ya Amirul mu'minin, sesungguhnya Allah Ta'ala
berfirman kepada NabiNyaﷺ - yang artinya: "Berilah maaf, perintahlah kebaikan dan berpalinglah [jangan menghiraukan] pada orang-orang yang bodoh." (QS. Al-A'rof 198) Dan ini [yakni 'Uyainah] adalah termasuk golongan orang-orang yang bodoh.
Demi Allah, Umar tidak pernah melaluinya [melanggarnya] di waktu Alhur membacakan itu. Umar adalah seorang yang banyak berhentinya - amat mematuhi - di sisi Kitabullah Ta'ala. - Riwayat Bukhari -
وعن ابن مسعود - رضي الله عنه -: أن رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( إنَّهَا سَتَكونُ بَعْدِي أثَرَةٌ وأُمُورٌ تُنْكِرُونَها !)) قَالُوا: يَا رَسُول الله، فَمَّا تَأْمُرُنا؟ قَالَ: (( تُؤَدُّونَ الْحَقَّ الَّذِي عَلَيْكُمْ، وَتَسأَلُونَ الله الَّذِي لَكُمْ([*]))) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
{وَالأَثَرَةُ}: الانْفِرادُ بالشَّيءِ عَمنَ لَهُ فِيهِ حَقٌّ.
أخرجه البخاري:- 214/4 (3603) ومسلم 71/6 (1843)
و ([*]). أي أنه يستولي على المسلمين ولاة يستأثرون بأموال المسلمين يصرفونهاكما شاءوا ويمنعون المسلمين
حقهم فيها . والواجب على المسلمين في ذلك السمع والطاعة وعدمالإثـارة وعـدمالتـشويش علـيهم
اسألوا الحق الذي لكم من االله. شرح رياضالصالحين لابن عثيمين 1/127
51.- Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Rasulullahﷺ bersabda: " (( Sesungguhnya bakal akan terjadi sesudahku nanti cara mementingkan diri sendiri [ memonopoli] { sedang orang lain lebih berhak untuk memperolehnya } dan juga beberapa perkara yang engkau semua akan mengingkarinya. ))" Orang-orang semua berkata: "Ya Rasulullah, maka apakah yang akan Tuan perintahkan pada kita [kaum Muslimin] Beliau ﷺ bersabda: " (( Supaya engkau semua menunaikan hak yang menjadi kewajibanmu [untuk dilaksanakan] dan mohonlah kepada Allah akan hak yang memang menjadi milikmu semua. )) " - Muttafaq 'alaih -
(( Wal Atsaro )) yaitu menghaki sendiri sesuatu yang orang lain mempunyai hak juga [ memonopoli]
Atsaro yaitu memonopoli sesuatu yang menjadi kepentingkan bersama seperti contoh memonopoli aliran air sungai yang digunakan untuk mengaliri sawah sendiri sedangkan arliran ke sawah orang lainnya ditutup , sikap ini dinamakan atsaro
وعن أبي يحيى أُسَيْد بن حُضَير - رضي الله عنه -: أنَّ رَجُلاً مِنَ الأنْصارِ، قَالَ: يَا رسولَ الله، ألاَ تَسْتَعْمِلُني كَمَا اسْتَعْمَلْتَ فُلاناً، فَقَالَ: (( إنكُمْ سَتَلْقَونَ بَعْدِي أَثَرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوني عَلَى الحَوْضِ([*]))) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
{وَأُسَيْدٌ}: بضم الهمزة. {وحُضيْرٌ}: بحاءٍ مهملة مضمومة وضاد معجمة مفتوحة، والله أعلم.
أخرجه البخاري:- 41/5 (3792) ومسلم 19/6 (1845)
هذا الحوضالذي يكون في يوم القيامة في مكان وزمان أحوج ما يكون الناسإليه ؛لأنه يحصل
على الناسمن الهم والغم والكرب والعرق والحر ما يجعلهمفي أشد الضرورة إلى الماء ، فيردون
، حوضعظيم طولهشهر وعرضهشهر ، يصبعليه ميزابان من الكوثر وهو r حوضالرسول
. ماؤه أشد بياضاً من اللبن وأحلى من العسل وأطيبمن رائحة المسك، r نهر في الجنة أعطيه النبي
وفيه أواني كنجوم السماءفياللمعان والحسن والكثرة ، منشربمنهشربة واحدة لم يظمأ بعدها أبداً
.
128/1 . اللهم اجعلنا ممن يشربمنه . شرح رياضالصالحينلابن عثيمين
52. Dari Abu Yahya yaitu Usaid bin Hudhair r.a. : bahwasanya ada seorang lelaki dari kaum Anshar berkata: "Ya Rasulullah, mengapakah tuan tidak mengangkat [menggunakan] saya sebagai pegawai, sebagaimana tuan juga mengangkat [menggunakan] si Fulan dan Fulan itu?" Beliauﷺ lalu bersabda: " ((Sesungguhnya engkau semua akan menemui sesudahku nanti suatu Atsaro [cara mementingkan diri sendiri sedang orang lain lebih berhak untuk memperolehnya/ memonopoli], maka dari itu bersabarlah, sehingga engkau semua menemui aku di telaga - pada hari kiamat. ))" - Muttafaq 'alaih-
(( Usayd) dengan di dhommah hamzah (Hudair) dengan Ha' muhmalah madmumah
وعن أبي إبراهيم عبدِ الله بن أبي أوفى - رضي الله عنهما -: أنَّ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - في بعْضِ أيامِهِ التي لَقِيَ فِيهَا العَدُوَّ، انْتَظَرَ حَتَّى إِذَا مالَتِ الشَّمْسُ قَامَ فيهمْ، فَقَالَ: (( يَا أيُّهَا النَّاسُ، لا تَتَمَنَّوا لِقَاءَ العَدُوِّ، وَاسْأَلُوا الله العَافِيَةَ، فَإِذَا لقيتُمُوهُمْ فَاصْبرُوا([*])، وَاعْلَمُوا أنّ الجَنَّةَ تَحْتَ ظِلالِ السُّيوفِ)) .
ثُمَّ قَالَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم -: (( اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الكِتَابِ، وَمُجْرِيَ السَّحَابِ، وَهَازِمَ الأحْزَابِ، اهْزِمْهُمْ وَانصُرْنَا عَلَيْهمْ)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ، وبالله التوفيق.
أخرجه البخاري:- 62/4 (2966) ومسلم 143/5 (1742)
في الحديث: أن لا يتمنى الإنسان لقاء العدو ، وهذا غيرتمني الشهادة ، تمني الشهادة جائز بل قد
يكون مأموراً به . وفيه أن يسأل الله العافية والسلامة ، وإذا لقيت العد و فاصبر ، وينبغي لأمير
الجيش أن يرفق بهم ويختار الوقت المناسب من الناحية اليومية والفصلية ، وفيه الدعاء على الأعداء
. 131/ بالهزيمة . شرح رياضالصالحينلابن عثيمين
53.- Dari Abu Ibrahim, yaitu Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma : bahwa Rasulullahﷺ pada suatu hari di waktu beliau itu bertemu dengan musuh, beliauﷺ menunggu [menantikan] sehingga matahari condong [hendak terbenam] beliau lalu berdiri di muka orang banyak kemudian Beliauﷺ bersabda: (( "Hai sekalian manusia, janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh , dan mohonlah kepada Allah akan keselamatan, Tetapi jikalau engkau semua menemui musuh itu, maka bersabarlah [tabah menghadapi musuh] . Ketahuilah olehmu semua bahwasanya syurga itu ada di bawah bayangan [naungan] pedang. )) "
Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda:
" (( Ya Allah yang menurunkan kitab [Al-qur'an], yang menjalankan awan, Yang menghancur-leburkan gabungan pasukan musuh. Hancur leburkanlah mereka itu dan berilah kita semua kemenangan atas mereka. )) " - Muttafaq 'alaih -
Wabillahittaufiq (Dan dengan Allah itulah adanya pertolongan)
Saat itu perjuangannya adalah perjuangan fisik sehingga menggunakan idium " pedang " , Maksudnya bahwa letak syurga itu dengan memberikan perlawanan kepada musuh, manakala mereka telah memulai menyerang kedudukan kita. Jika sudah dalam keadaan terjepit dan musuh sudah menyerbu dekat sekali dengan tempat pertahanan kita, maka tiada jalan lain, kecuali dengan beradu kekuatan, yakni pedanglah yang wajib digunakan untuk penyelesaian, menang atau kalah
(( Al-Ahzab)) disini dimaksudkan banyak golongan-golongan musuh-musuh
4- باب الصدق
BAB 4 : KEJUJURAN
قَالَ الله تَعَالَى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ﴾ [ التوبة: 119 ]
Allah Ta'ala berfirman: (( "Hai sekalian orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah engkau semua
bersama-sama dengan orang-orang yang jujur [benar]. )) " (at-Taubah: 119)
وَقالَ تَعَالَى: ﴿وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ﴾ [ الأحزاب: 35 ]
Allah Ta'ala berfirman pula: (( "Dan orang-orang yang Jujur [benar] , lelaki ataupun perempuan." )) (al-Ahzab: 35)
وَقالَ تَعَالَى: ﴿فَلَوْ صَدَقُوا اللهَ لَكَانَ خَيْراً لَهُمْ﴾ [ محمد:21 ].
Juga Allah Ta'ala berfirman: (( "Dan andaikata mereka itu bersikap Jujur [benar] terhadap Allah, pastilah hal itu amat baik untuk
mereka sendiri." )) (Muhammad: 21)
وأما الأحاديث فالأول: عن ابن مسعود - رضي الله عنه -، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( إنَّ الصِّدقَ يَهْدِي إِلَى البرِّ، وإنَّ البر يَهدِي إِلَى الجَنَّةِ، وإنَّ الرَّجُلَ لَيَصدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقاً. وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ، وَإِنَّ الفُجُورَ يَهدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ الله كَذَّاباً)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه: البخاري 30/8 ( 6094 )، ومسلم 29/8 ( 2607 ) ( 103 ).
54.- Adapun Hadis Pertama: Dari Ibnu Mas'ud r.a. dari Nabiﷺ, sabdanya: (( "Sesungguhnya Kejujuran [kebenaran baik yang berupa ucapan atau perbuatan ] itu menunjukkan kepada kebaikan , dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga , dan sesungguhnya seseorang {laki-laki} itu niscaya melakukan kebenaran sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang Siddiq [ selalu melakukan kejujuran] {ahli melakukan kebenaran. } Dan sesungguhnya berdusta itu menunjukkan kepada kecurangan dan sesungguhnya kecurangan itu menunjukkan kepada neraka , dan sesungguhnya seseorang { laki-laki} itu niscaya berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berdusta." )) - Muttafaq 'alaih -
الثاني: عن أبي محمد الحسن بنِ عليِّ بن أبي طالب - رضي الله عنهما -، قَالَ: حَفظْتُ مِنْ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ؛ فإنَّ الصِّدقَ طُمَأنِينَةٌ، وَالكَذِبَ رِيبَةٌ)) رواه الترمذي، وَقالَ: {حديث صحيح}.
قوله: (( يَريبُكَ)) هُوَ بفتح الياء وضمها: ومعناه اتركْ مَا تَشُكُّ في حِلِّهِ وَاعْدِلْ إِلَى مَا لا تَشُكُّ فِيهِ.
أخرجه: الترمذي ( 2518 )، والنسائي 327/8 وفي"الكبرى" ، له ( 5220 ).
55.- Kedua: Dari Abu Muhammad, yaitu Alhasan bin Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya menghafal sabda dari Rasulullahﷺ yaitu: (( "Tinggalkan apa-apa yang menyangsikan hatimu {yakni jangan terus dilakukan } dan berpindahlah kepada apa-apa yang tidak menyangsikan hatimu {yakni yang hatimu tenang jikalau melakukannya. misalnya sesuatu yang belum terang hukumnya yakni samar-samar atau syubhat, maka baiklah engkau tinggalkan saja } ,Maka sesungguhnya bersikap benar itu adalah ketenangan [kedamaian] dan berdusta itu menyebabkan timbulnya kesangsian.")) Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.
Sabda Nabiﷺ (( Yuriibuka, )) boleh dengan difathahkan ya'nya dan boleh pula didhamahnya, artinya: "Tinggalkanlah olehmu apa saja yang engkau ragukan perihal boleh atau halalnya sesuatu dan beralihlah kepada yang tidak ada keragu-raguan perihal itu dalam hatimu."
الثالث: عن أبي سفيانَ صَخرِ بنِ حربٍ - رضي الله عنه - في حديثه الطويلِ في قصةِ هِرَقْلَ([1])، قَالَ هِرقلُ: فَمَاذَا يَأَمُرُكُمْ - يعني: النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ أبو سفيانَ: قُلْتُ: يقولُ: (( اعْبُدُوا اللهَ وَحدَهُ لا تُشْرِكوُا بِهِ شَيئاً، وَاتْرُكُوا مَا يَقُولُ آبَاؤُكُمْ، ويَأْمُرُنَا بالصَلاةِ، وَالصِّدْقِ، والعَفَافِ، وَالصِّلَةِ)) ([2]) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه: البخاري 5/1 ( 7 )، ومسلم 163/5 – 166 ( 1773 ).
اسم ملك الروم. النهاية 260/5
257/1.
العفاف : الكف عن المحارم وخوارمالمروءة . والصلة: صلةالأرحام. دليل الفالحين .
56.- Ketiga: Dari Abu Sufyan bin Shakhr bin Harb r.a. dalam Hadisnya yang panjang dalam menguraikan ceritera Raja Hercules. Hercules berkata: " Maka apakah yang diperintah olehnya ?" Yang dimaksud ialah oleh Nabiﷺ , Abu Sufyan berkata: " Saya lalu menjawab:
"Iaﷺ berkata: (( "Sembahlah akan Allah yang Maha Esa, jangan menyekutukan sesuatu denganNya dan tinggalkanlah apa-apa yang dikatakan oleh nenek-moyangmu semua." Iaﷺ juga menyuruh supaya kita semua melakukan shalat, dan Jujur [bersikap benar] , menahan diri dari
keharaman serta mempererat kekeluargaan." )) - Muttafaq 'alaih -
الرابع: عن أبي ثابت، وقيل: أبي سعيد، وقيل: أبي الوليد، سهل ابن حُنَيْفٍ وَهُوَ بدريٌّ([1]) - رضي الله عنه -: أنَّ النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( مَنْ سَأَلَ الله تَعَالَى الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ)) ([2]) رواه مسلم.
أخرجه: مسلم 48/6 ( 1909 )
.
شهد بدرًا ، والمشاهد كلهامع رسول االله
في الحديث : أن صدق القلب سبب لبلوغ الأرب ، وأن من نوىشيئًامن عمل البر أثيـب عليـه وإن
لميتفق له عمله. دليل الفالحين 258/1 .
57.- Keempat: Dari Abu Tsabit, dalam suatu riwayat lain disebut-kan Abu Said dan dalam riwayat lain pula disebutkan Abulwalid, yaitu Sahl bin Hanif r.a., dan dia pernah mengikuti [menyaksikan] peperangan Badar, bahwasanya Nabiﷺ bersabda: (("Barangsiapa yang memohonkan kepada Allah Ta'ala supaya dimatikan syahid {dan permohonannya itu } dengan secara yang sebenar-benarnya, maka Allah akan menyampaikan orang itu ke tingkat orang-orang yang mati syahid, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya." )) - Riwayat Muslim-
الخامس: عن أبي هريرةَ - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( غَزَا نبيٌّ مِنَ الأنْبِياءِ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهمْ فَقَالَ لِقَومهِ: لا يَتْبَعَنِّي رَجُلٌ مَلَكَ بُضْعَ([1]) امْرَأةٍ وَهُوَ يُريدُ أنْ يَبْنِي بِهَا وَلَمَّا يَبْنِ بِهَا، وَلا أحَدٌ بَنَى بُيُوتاً لَمْ يَرْفَعْ سُقُوفَهَا، وَلا أحَدٌ اشْتَرَى غَنَماً أَوْ خَلِفَاتٍ وَهُوَ يَنْتَظِرُ أَوْلادَها([2]). فَغَزا فَدَنَا مِنَ القَرْيَةِ صَلاةَ العَصْرِ أَوْ قَريباً مِنْ ذلِكَ، فَقَالَ لِلشَّمْسِ: إِنَّكِ مَأمُورَةٌ وَأنَا مَأمُورٌ، اللَّهُمَّ احْبِسْهَا عَلَيْنَا، فَحُبِسَتْ([3]) حَتَّى فَتَحَ اللهُ عَلَيهِ، فَجَمَعَ الغَنَائِمَ فَجَاءتْ - يعني النَّارَ – لِتَأكُلَهَا([4]) فَلَمْ تَطعَمْها، فَقَالَ: إنَّ فِيكُمْ غُلُولاً([5])، فَلْيُبايعْنِي مِنْ كُلِّ قَبيلةٍ رَجُلٌ، فَلَزِقَتْ([6]) يد رجل بِيَدِهِ فَقَالَ: فِيكُمُ الغُلُولُ فلتبايعني قبيلتك، فلزقت يد رجلين أو ثلاثة بيده، فقال: فيكم الغلول، فَجَاؤُوا بِرَأْس مثل رأس بَقَرَةٍ مِنَ الذَّهَبِ، فَوَضَعَهَا فَجاءت النَّارُ فَأكَلَتْها. فَلَمْ تَحلَّ الغَنَائِمُ لأحَدٍ قَبْلَنَا، ثُمَّ أحَلَّ الله لَنَا الغَنَائِمَ لَمَّا رَأَى ضَعْفَنا وَعَجْزَنَا فَأحَلَّهَا لَنَا)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
الخَلِفَاتُ)) بفتحِ الخَاءِ المعجمة وكسر اللامِ: جمع خِلفة وهي الناقة الحامِل )).
أخرجه: البخاري 104/4 ( 3124 )، ومسلم 145/5 ( 1747 )
.
فرج المرأة
.
نهى النبي قومـه عـن اتباعـه عـلى أحـد هـذه الأحـوال لأن أصـحابها يكونـون متعلقـي النفـوس
بهـذه
الأسباب فتضعف عزائمهم وتفتر رغبا تهم في الجهاد والـشهادة وربـما يفـرط ذلـك التعلـق فيفـضي إلى
كراهةالجهاد وأعمال الخير
.
هذامن معجزات النبوة
.
كانت عادة الأنبياء صلى االله عليهم وسـلم في الغنـائم أن يجمعوهـا فتجـئ نـارمـن الـسماء فتأكلهـا ،
فيكون ذلك علامة قبولها وعدم الغلول فيها ، فلما جاءت هذه النارفلم تأكلها علم أن فيها غلولاً
.
الخيانة في المغنم
.
كانت علامة الغلول عندهم التصاق يد الغال بيد النبي . انظر في هذاكلهدليـل الفـالحين 259/1 –
58.- Kelima: Dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: (( "Ada Berperang seorang Nabi dari golongan beberapa Nabi shalawatullahi wa salamuhu 'alaihim , kemudian ia berkata kepada kaumnya: "Jangan mengikuti peperanganku ini seorang lelaki yang memiliki kemaluan wanita [yakni baru kawin] dan ia hendak masuk tidur [bersetubuh] dengan isterinya itu, tetapi masih belum lagi masuk tidur [bersetubuh] dengannya, jangan pula mengikuti peperangan ini seorang yang membangun rumah dan belum lagi mengangkat
atapnya { maksudnya belum selesai sampai rampung samasekali } , jangan pula seseorang yang membeli kambing atau kholifat [unta yang sedang bunting tua] yang ia menantikan kelahiran anak-anak ternaknya itu yang dibelinya itu.
Nabi itu lalu berperang, kemudian mendekati sesuatu desa pada waktu shalat Ashar atau sudah dekat dengan itu, kemudian ia berkata kepada matahari: "Sesungguhnya engkau[hai matahari] adalah diperintahkan {yakni berjalan mengikuti perintah Tuhan} dan sayapun juga diperintahkan {yakni berperang inipun mengikuti perintah Tuhan. } Ya Allah, tahanlah jalan matahari itu di atas kita." Kemudian matahari itu tertahan jalannya sehingga Allah memberikan kemenangan kepada Nabi tersebut. Beliau mengumpulkan banyak harta rampasan. Kemudian datanglah, yang dimaksud datang adalah api, untuk makan [melenyapkan] harta rampasan tadi, tetapi ia tidak mau memakannya [melenyapkannya] . Nabi itu berkata: "Sesungguhnya di kalangan engkau semua itu ada yang menyembunyikan harta rampasan, maka dari itu
hendaklah berbai'at padaku {dengan jalan berjabatan tangan} dari setiap kabilah seseorang lelaki. Lalu ada seorang lelaki yang lekat tangannya itu dengan tangan Nabi tersebut. Nabi itu lalu berkata lagi: "Nah, sesungguhnya di kalangan kabilah-mu itu ada yang
menyembunyikan harta rampasan. Oleh sebab itu hendaklah seluruh orang dari kabilahmu itu memberikan pembai'atan padaku." Selanjutnya ada dua atau tiga orang yang tangannya itu lekat dengan tangan Nabi itu, lalu beliau berkata pula: "Di kalanganmu semua itu ada
yang menyembunyikan harta rampasan." Mereka lalu mendatangkan sebuah kepala sebesar kepala lembu yang terbuat dari emas { inilah benda yang disembunyikan} , lalu diletakkanlah benda tersebut, kemudian datanglah api terus memakannya { semua harta rampasan} . Oleh sebab itu memang tidak halallah harta-harta rampasan itu untuk siapapun ummat sebelum kita, kemudian Allah menghalalkannya untuk kita harta-harta rampasan tersebut, di kala Allah mengetahui betapa kedhaifan [kelemahan] serta kekurangan kita semua. Oleh sebab
itu lalu Allah menghalalkannya untuk kita." )) -Muttafaq 'alaih-
(( Alkhalifaat )), dengan fathahnya kha' mu'jamah dan kasrahnya lam adalah jamaknya khalifatun, artinya ialah unta yang bunting.
السادس: عن أبي خالد حَكيمِ بنِ حزامٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( البَيِّعَانِ بالخِيَار([1]) مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإنْ صَدَقا وَبيَّنَا بُوركَ لَهُمَا في بيعِهمَا، وإنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بركَةُ بَيعِهِما)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
أخرجه: البخاري 76/3 ( 2079 )، ومسلم 10/5 ( 1532 ) ( 47 ).
البيعان : البائع والمشتري . بالخيار: كـل مـنهما يختـارمـا يريـد مادامـا في مكـان العقـد . شرح ريـاض
الصالحين لابن عثيمين 167/1 .
59. - Keenam: Dari Abu Khalid yaitu Hakim bin Hizam r.a., { ia masuk Islam di zaman pembebasan Makkah, sedang ayahnya adalah termasuk golongan pembesar-pembesar Quraisy, baik di masa Jahiliyah ataupun di masa Islam } , katanya: "Rasulullahﷺ bersabda:
(( "Dua orang yang berjual-beli itu dengan kebebasan {yakni boleh mengurungkan jualbelinya atau jadi meneruskannya } selama keduanya itu belum berpisah. Apabila [ keduanya itu] bersikap benar dan menerangkan keduanya { cacat-cacatnya }, maka diberi berkahlah jual-beli
keduanya, tetapi jikalau keduanya itu menyembunyikan { cacat-cacatnya } dan sama-sama berdusta, maka dileburlah keberakahan jual-beli keduanya itu." )) -Muttafaq 'alaih-
5- باب المراقبة
BAB 5 : MUROQOBAH (MAWAS DIRI)
قَالَ الله تَعَالَى: ﴿الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ﴾ [ الشعراء: 219 - 220 ]،
Allah Ta'ala berfirman: { "Dialah yang melihatmu ketika engkau berdiri dan juga gerak tubuhmu di antara orang-orang
yang bersujud." } -QS: asy-Syu'ara': 218-219-
Taqollubaka : yaitu kejadian dimana dahulu kiblat pertama ke Masjidil Aqso dan menginginkan pindah kiblat ke Masjidil Harom dan ketika ditengah Sholatnya Nabi mendapat Wahyu utk berpindah kiblat dari masjidil Aqso ke Masjidil Harom sehingga Nabi langsung berpindah Kiblat ditengah Sholat
وَقالَ تَعَالَى: ﴿وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُم﴾ ([95])[ الحديد:4 ]
Allah Ta'ala berfirman pula: {"Dan Dia adalah besertamu di mana saja engkau semua berada." } - QS: al-Hadid: 4-
وَقالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللهَ لا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ﴾ [ آل عمران: 6 ]،
Allah Ta'ala berfirman lagi: {"Sesungguhnya bagi Allah tidak ada sesuatu yang tersembunyi baik di bumi ataupun di
langit."} -QS :ali-lmran: 5 -
وَقالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ﴾ [ الفجر: 14 ]،
Lagi firmannya Allah Ta'ala: {"Sesungguhnya Tuhanmu itu niscaya tetap dalam pengawasan [mengintipnya]." } - QS: Al-Fajar: 14-
وَقالَ تَعَالَى: ﴿يَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ﴾ [ غافر: 19 ]
Juga firmannya Allah Ta'ala: {"Dia Maha Mengetahui akan Cideranya [kekhianatan] mata {maksudnya pandangan mata kepada sesuatu
yang diiarang atau kerlingan mata sebagai ejekan dan lain-lain perbuatan yang tidak baik} dan apa saja yang tersembunyi dalam hati.”} -QS: Ghofir: 19-
وَالآيات في البابِ كثيرة معلومة.
Ayat-ayat lain yang membicarakan masalah ini masih banyak di dalam Al Qur’an.
وأما الأحاديث، فالأول: عن عمر بن الخطاب - رضي الله عنه -، قَالَ: بَيْنَما نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - ذَاتَ يَومٍ، إذْ طَلَعَ عَلَينا رَجُلٌ شَديدُ بَياضِ الثِّيابِ، شَديدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لا يُرَى عَلَيهِ أثَرُ السَّفَرِ، وَلا يَعْرِفُهُ مِنَّا أحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيهِ إِلَى رُكْبتَيهِ، وَوَضعَ كَفَّيهِ عَلَى فَخِذَيهِ([1])، وَقالَ: يَا مُحَمَّدُ، أخْبرني عَنِ الإسلامِ، فَقَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( الإسلامُ: أنْ تَشْهدَ أنْ لا إلهَ إلاَّ الله([2]) وأنَّ مُحمَّداً رسولُ الله، وتُقيمَ الصَّلاةَ، وَتُؤتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البَيتَ إن اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبيلاً)) . قَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقهُ ! قَالَ: فَأَخْبرنِي عَنِ الإِيمَانِ. قَالَ: (( أنْ تُؤمِنَ باللهِ، وَمَلائِكَتِهِ، وَكُتُبهِ، وَرُسُلِهِ، وَاليَوْمِ الآخِر، وتُؤْمِنَ بالقَدَرِ خَيرِهِ وَشَرِّهِ)). قَالَ: صَدقت. قَالَ: فأَخْبرني عَنِ الإحْسَانِ. قَالَ: (( أنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأنَّكَ تَرَاهُ فإنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فإنَّهُ يَرَاكَ)) . قَالَ: فَأَخْبِرني عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ: (( مَا المَسْؤُولُ عَنْهَا بأعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ)). قَالَ: فأخبِرني عَنْ أمَاراتِهَا. قَالَ: (( أنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وأنْ تَرَى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ في البُنْيَانِ)) . ثُمَّ انْطَلقَ فَلَبِثْتُ مَلِيّاً، ثُمَّ قَالَ: (( يَا عُمَرُ، أَتَدْري مَنِ السَّائِلُ؟)) قُلْتُ: اللهُ ورسُولُهُ أعْلَمُ. قَالَ: (( فإنَّهُ جِبْريلُ أَتَاكُمْ يعْلِّمُكُمْ أمْرَ دِينكُمْ)) ([3]). رواه مسلم.
ومعنى (( تَلِدُ الأَمَةُ رَبَّتَهَا)) أيْ سَيِّدَتَهَا؛ ومعناهُ: أنْ تَكْثُرَ السَّراري حَتَّى تَلِدَ الأَمَةُ السُّرِّيَّةُ بِنْتاً لِسَيِّدِهَا وبنْتُ السَّيِّدِ في مَعنَى السَّيِّدِ وَقيلَ غَيْرُ ذلِكَ. وَ(( العَالَةُ)) : الفُقَراءُ. وقولُهُ: (( مَلِيّاً)) أَيْ زَمَناً طَويلاً وَكانَ ذلِكَ ثَلاثاً.
أخرجه: مسلم 28/1 ( 8 ) ( 1 ).
r، قال العلـماء: وضـع كفيـه عـلى فخـذ ي نفـسه لا عـلى فخـذي النبـي وذلـك مـن كـمال الأدب في
جلسة المتعلم أمامالمعلم ، بأن يجلس بأدب ، واستعداد لما يسمع مما يقال مـن الحـديث . شرح ريـاض
الصالحين لابن عثيمي .182/1 .
أي : لا معبودبحق إلا االله .
فيه أنه ينبغي للعالم والمفتي وغيرهما إذا سئل عما لا يعلم أن يقـول : لا أعلـم . ولـيس فيـه دليـل عـلى
إباحـة بيـع أمهـات الأولاد، ولا منـع بـيعهن ، وفيـه أن أهـل الحاجـة والفقـرتبـسط لهـم الـدنيا حتـى
يتباهون في البنيان ، وفيه أن الإيمان والإسلام والإحسان تـسمى كلهـادينـًا . وأن هـذا الحـديث يجمـع
أنواعًا من العلوم والمعارف والآداب واللطائف بل هو أصل الإسلام. شرح صحيح مـسلم للنـووي
.
60.- Pertama: Dari Umar bin Alkhaththab r.a., katanya: "Pada suatu ketika kita semua duduk di sisi Rasulullahﷺ yakni pada suatu hari, tiba-tiba muncullah di muka kita seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam warna rambutnya, tidak tampak padanya bekas bepergian dan tidak seorangpun dari kita semua yang mengenalnya, sehingga duduklah orang tadi di hadapan Nabﷺ lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya Nabiﷺ dan berkata: "Ya Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam." Rasulullahﷺ lalu bersabda: (("Islam, yaitu hendaknya engkau menyaksikan bahwa tiada piihan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, hendaklah pula engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan melakukan haji ke Baitullah jikalau engkau kuasa jalannya ke situ."))
Orang itu berkata: "Tuan benar." , Kita semua heran padanya, karena ia bertanya dan juga membenarkannya. Ia berkata lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang Iman." Rasulullahﷺ bersabda: (("Yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitabkitabNya, rasul-rasulNya, hari penghabisan [kiamat] dan hendaklah engkau beriman pula kepada takdir, yang baik ataupun yang buruk - semuanya dari Allah jua." ))
Orang itu berkata: "Tuan benar." Kemudian katanya lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang Ihsan." Rasulullahﷺ menjawab: (("Yaitu hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah-olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olah melihatNya,
maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu."))
Ia berkata: "Tuan benar." Katanya lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang hari kiamat."
Rasulullahﷺ. menjawab: (("Orang yang ditanya {yakni beliauﷺ sendiri} tentulah tidak lebih tahu dari orang yang menanyakannya {yakni orang yang datang tibatiba tadi.}))
Orang itu berkata pula: "Selanjutnya beritahukanlah padaku tentang alamat-alamatnya [tanda-tandanya] hari kiamat itu." Rasulullahﷺ. menjawab: (("Yaitu apabila seorang hamba sahaya wanita melahirkan tuan puterinya {maksudnya hamba sahaya itu dikawin oleh pemiliknya sendiri yang merdeka, lalu melahirkan seorang anak perempuan. Anaknya ini dianggap merdeka juga dan dengan begitu dapat dikatakan
hamba sahaya perempuan melahirkan tuan puterinya} dan apabila engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki [Nyeker], telanjang-telanjang , miskin-miskin dan sebagai penggembala kambing sama bermegah-megahan dalam gedung-gedung yang besar { yaitu orang yang dulu miskin dan tak punyai pakaian sudah berubah karena sudah menjadi kaya-raya dan bahkan menjabat sebagai pembesar-pembesar negara. dan berlomba-lomba dengan kekayaannya} ))"
Selanjutnya orang itu berangkat pergi. Saya [yakni Umar r.a.] berdiam diri beberapa saat lamanya [sejenak], kemudian Rasulullahﷺ bersabda: (("Hai Umar, adakah engkau mengetahui siapakah orang yang bertanya tadi?")) Saya menjawab: "Allah dan RasulNyalah yang lebih mengetahuinya." Rasulullahﷺ lalu bersabda: (("Sesungguhnya orang tadi adalah malaikat Jibril, ia datang untuk memberikan pelajaran tentang agama kepadamu semua.")) -Riwayat Muslim-
Makna ((Talidulamatu rabbatahaa, )) yakni tuan puterinya. Adapun pengertiannya ialah oleh sebab banyaknya hamba sahaya perempuan sehingga budak-budak tersebut melahirkan puteri untuk tuan yang memilikinya. Puteri tuannya itu sama kedudukannya dengan tuannya sendiri. Tetapi ada sebagian ulama yang mengatakan tidak sedemikian itu
maksudnya. ((Al-'Aalah,)) ialah golongan orang-orang fakir. Adapun kata ((Maliyyan)) artinya waktu yang lama, yaitu sampai tiga hari tiga malam lamanya.
- Tanda-tanda kiamat yang dimaksud ini ialah tanda-tanda kecil sebab datangnya hari kiamat itu ada tanda-tandanya yang kecil dan ada tanda-tandanya yang besar. Tanda-tanda kecil artinya datangnya itu masih agak jauh, tetapi bila tanda-tanda besar telah nampak, maka itulah yang menunjukkan bahwa hari kiamat telah sangat dekat sekali saat terjadinya.
- Orang yang tak beralas kaki, telanjang, miskin serta penggembala kambing sama bermegah-megah dalam gedung-gedung besar, maksudnya ialah bahwa yang asalnya hanya penggembala yang miskin hingga seolah-olah tak pernah beralas kaki dan pakaiannya hampir-hampir tidak ada (boleh dikata telanjang) tiba-tiba menjadi pembesar-pembesar negeri dan mendiami gedung-gedung besar lagi indah dan sama berkuasa serta kaya raya. seperti saat ini di Qatar , abu dhabi dll
الثاني: عن أبي ذر جُنْدُب بنِ جُنادَةَ وأبي عبدِ الرحمانِ معاذِ بنِ جبلٍ - رضي الله عنهما -، عن رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( اتَّقِ الله حَيْثُمَا كُنْتَ وَأتْبعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ)) رواه الترمذي، وَقالَ: {حديث حسن}.
أخرجه: الترمذي ( 1987 ) عن أبي ذر ومعاذ. وقال : (( حديثحسنصحيح )) .
61.- Kedua: Dari Abu Zar, yaitu Jundub bin Junadah dan Abu Abdur Rahman yaitu Mu'az bin Jabal radhiallahu 'anhuma dari Rasulullahﷺ sabdanya: (("Bertaqwalah kepada Allahﷻ di mana saja engkau berada dan ikutilah [mendampingi/menyertai] perbuatan jelek itu dengan perbuatan baik, maka kebaikan itu dapat menghapuskan kejelekan tadi dan pergaulilah para manusia dengan budi pekerti yang bagus."))
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
- Hadis ini mengandung tiga macam unsur, yakni bertaqwa kepada Allah, kebaikan diikutkan sesudah mengerjakan kejelekan dan perintah bergaul dengan baik antara seluruh ummat manusia
- Wa'atbi'is syayyiata .... " maksudnya Mengikutkan kebaikan sesudah melakukan kejahatan itu misalnya ialah bertaubat, karena dengan demikian lenyaplah segenap kesalahan yang kita lakukan, asalkan kita bertaubat itu dengan sebenar-benarnya sebagai tanda Alloh maha pengasih dan Maha Pengampun dan banyak amal baik yang bisa menghapus kejelekan
- "Khuluqin Hasan" dicontohkan sendiri oleh Nabi dan Beliau di puji Alloh " wainnaka la'ala khuluqin adhim " ( dan engkau muhammad adalah orang paling baik akhlaqnya )
الثالث: عن ابنِ عباسٍ - رضي الله عنهما -، قَالَ: كنت خلف النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - يوماً، فَقَالَ: {يَا غُلامُ، إنِّي أعلّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ([99])، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَألْتَ فَاسأَلِ الله، وإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باللهِ، وَاعْلَمْ: أنَّ الأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إلاَّ بِشَيءٍ قَدْ كَتَبهُ اللهُ لَكَ، وَإِن اجتَمَعُوا عَلَى أنْ يَضُرُّوكَ بِشَيءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إلاَّ بِشَيءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحفُ([100])} رواه الترمذي، وَقالَ: {حديث حسن صحيح}.
وفي رواية غيرِ الترمذي: {احْفَظِ الله تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعرَّفْ إِلَى اللهِ في الرَّخَاءِ يَعْرِفكَ في الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ: أنَّ مَا أَخْطَأكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبكَ، وَمَا أصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ: أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً}.
أخرجه : الترمذي ( 2516 ) . وأخرج اللفظ الثاني : أحمد 307/1
أي : امتثال أوامره واجتنابنواهيه . شرح رياضالصالحينلابن عثيمين 258/1
أي فرغ من الأمر وجفّتكتابته ، كناية عن تقدم كتابة المقادير كلها والفراغ منها من أمد بعيد .
. 288/1 دليل الفالحين
62.- Ketiga: Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya berada di belakang Nabﷺ {dalam kendaraan atau membonceng} pada suatu hari, lalu beliauﷺ bersabda: (("Hai anak, sesungguhnya saya hendak mengajarkan kepadamu beberapa kalimat yaitu: Peliharalah Allah {dengan mematuhi perintah-perintahNya serta menjauhi larangan-laranganNyaﷻ } pasti Allahﷻ akan memeliharamu, peliharalah Allahﷻ, past! engkau akan dapati Dia di hadapanmu. Jikalau engkau meminta, maka mohonlah kepada Allahﷻ dan jikalau engkau meminta pertolongan, maka mohonkanlah pertolongan itu kepada Allahﷻ pula. Ketahuilah bahwasanya sesuatu ummat {yakni makhluk seluruhnya} ini, apabila
berkumpul [bersepakat] hendak memberikan kemanfaatan padamu dengan sesuatu {yang dianggapnya bermanfaat untukmu} , maka mereka itu tidak akan dapat memberikan kemanfaatan itu, melainkan dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah untukmu. Juga jikalau ummat [seluruh makhluk] itu berkumpul [bersepakat] hendak memberikan bahaya padamu dengan sesuatu {yang dianggap berbahaya untukmu}, maka mereka itu tidak akan dapat memberikan bahaya itu, melainkan dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allahﷻ untukmu. Pena telah diangkat {maksudnya ketentuan - ketentuan telah ditetapkan } dan lembaran-lembaran kertas telah kering {maksudnya catatan-catatan di Lauh Mahfuzh sudah tidak dapat diubah lagi }."))
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi.
dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dalam riwayat selain Termidzi disebutkan:
(("Peliharalah Allahﷻ, maka engkau akan mendapatkanNya di hadapanmu. Berkenalanlah kepada Allah {yakni tahulah kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan untuk Allah} di waktu engkau dalam keadaan lapang [sehat, kaya, makmur dan lain-lain] , maka Allahﷻ akan mengetahuimu [memperhatikan] nasibmu - di waktu engkau dalam keadaan kesukaran [sakit, miskin dan lain-lain}.
Ketahuilah bahwa apa-apa yang terlepas daripadamu itu [keuntungan atau bahaya,] tentu tidak akan mengenaimu dan apa-apa yang mengenaimu itu pasti tidak akan dapat terlepas daripadamu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu beserta kesabaran dan bahwasanya kelapangan itu beserta kesukaran dan bahwasanya beserta kesukaran itu pasti ada kelonggaran." ))
Berdo'a karena kita tidak mengetahui catatan yang dibuat di laufil mahfudz dan kadangkala Berdo'a itu adalah catatan kita yang telah digariskan , dan do'a bisa mengalihkan takdir dalam bentuk lain , do'a bisa diibaratkan pelumas yang akan memudahkan dalam berbuat
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar yang sekaligus sebagai Informasi dan Diskusi Kita , Bila Belum ada Jawaban Akan secepatnya ditindaklanjuti