باب توقير العلماء والكبار وأهل الفضل وتقديمهم عَلَى غيرهم ورفع مجالسهم وإظهار مرتبتهم
BAB 44 : TENTANG MENGHORMATI [ MEMULIAKAN ] ALIM ULAMA, ORANG-ORANG TUA , AHLI KEUTAMAAN
Dan Mendahulukan Mereka Atas Lain-lainnya, Meninggikan Kedudukan Mereka Serta Menampakkan Martabat Mereka
قَالَ الله تَعَالَى: ﴿قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الأَلْبَابِ﴾ [ الزمر: 9 ]
Allah ta’ala berfirman: “Katakanlah : “ApaKah sama orang-orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui ?“. Sesungguhnya hanya orang yang berakal saja yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az Zumar : 9)
وعن أَبي مسعودٍ عقبةَ بن عمرو البدري الأنصاري - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( يَؤُمُّ القَوْمَ أقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ الله، فَإنْ كَانُوا في القِراءةِ سَوَاءً، فأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ، فَإنْ كَانُوا في السُّنَّةِ سَوَاءً، فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً، فَإنْ كَانُوا في الهِجْرَةِ سَوَاءً، فَأقْدَمُهُمْ سِنّاً، وَلاَ يُؤمّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ في سُلْطَانِهِ، وَلاَ يَقْعُدْ في بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إلاَّ بِإذْنهِ )) رواه مسلم
وفي رواية لَهُ: (( فَأقْدَمُهُمْ سِلْماً )) بَدَلَ (( سِنّاً )): أيْ إسْلاماً.
وفي رواية: (( يَؤُمُّ القَومَ أقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ، وَأقْدَمُهُمْ قِراءةً، فَإنْ كَانَتْ قِرَاءتُهُمْ سَوَاءً فَيَؤُمُّهُمْ أقْدَمُهُمْ هِجْرَةً، فَإنْ كَانُوا في الهِجْرَةِ سَواء، فَليَؤُمُّهُمْ أكْبَرُهُمْ سِنّاً
والمراد (( بِسلطانهِ )) : محل ولايتهِ، أَو الموضعِ الَّذِي يختص بِهِ (( وتَكرِمتُهُ )) بفتح التاءِ وكسر الراءِ: وهي مَا ينفرد بِهِ من فِراشٍ وسَريرٍ ونحوهِما.
أخرجه: مسلم 133/2 ( 673 ) ( 290 ) و( 291 ).
348.- Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Badri Al Anshari ra. ia berkata, Rasulullahﷺ bersabda: “ (( { Yang berhak } menjadi imam dari suatu kaum adalah yang paling baik dari mereka dalam membaca kitabulloh [ Al-Qur’an ] . Bila dalam kepandaian membaca kitabulloh [Al Qur’an] sama, maka dipilih yang paling mengerti tentang sunah [ Hadist ] Nabi ﷺ. Bila mereka sama mengertinya tentang sunah Nabi ﷺ , maka dipilih yang paling dahulu hijrah { hijrah dalam negeri islam / Madinah } . Dan jika dalam hal lamanya berhijrah sama , maka dipilih yang paling banyak umurnya [ tua ] diantara mereka. Dan janganlah kamu menjadi imam di tempat kekuasaan orang lain, serta janganlah kamu menduduki rumahnya [ tempat kehormatan , tempat khususnya ] orang lain kecuali mendapat izinnya ))”. HR. Muslim. Dalam riwayat lain, oleh Muslim dikatakan : “ (( Maka { dipilih } yang paling dahulu masuk Islam )) mengganti (( yang paling tua ))“. maksudnya Islamnya
Dalam riwayat lain dikatakan : “ (( Yang berhak menjadi imam dari suatu kaum adalah yang paling baik dalam membaca kitabulloh [Al Qur’an]. Didahulukan yang paling dulu pandai membaca kitab Al Qur’an. Bila mereka sama dalam hal membaca Al Qur’an, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling dulu berhijrah. Dan bila mereka sama lamanya dalam berhijrah maka yang berhak menjadi imam diantara mereka adalah yang paling tua usianya )) ”.
Yang dimaksudkan
"bisulthanihi" iaitu tempat kekuasaannya atau tempat yang ditentukan untuknya.
"Takrimatihi" dengan fathahnya ta' dan kasrahnya ra' ialah sesuatu yang dikhususkan untuk diri sendiri, baik berupa bantal, hamparan, ataupun lain-lainnya.
وعنه، قَالَ: كَانَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا في الصَّلاةِ، ويَقُولُ: (( اسْتَوُوا وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، لِيَلِني مِنْكُمْ أُولُوا الأحْلاَمِ وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ )) رواه مسلم.
وقوله - صلى الله عليه وسلم -: (( لِيَلِني)) هُوَ بتخفيف النون وليس قبلها ياءٌ، وَرُوِيَ بتشديد النُّون مَعَ يَاءٍ قَبْلَهَا. (( وَالنُّهَى )): العُقُولُ. (( وَأُولُوا الأحْلام )): هُم البَالِغُونَ، وقَيلَ: أهْلُ الحِلْمِ وَالفَضْلِ.
أخرجه: مسلم 30/2 ( 432 ) ( 122 ).
349.- Dan darinya [ Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Badri Al Anshari ra.] ia berkata : “Rasulullah ﷺ mengusap bahu-bahu kita
{ ketika akan } dalam shalat dan { sambil Nabi ﷺ } bersabda: " (( Ratakanlah { saf-saf dalam shalat } dan jangan membeda-bedakan { lebih maju atau lebih ke belakang } , sebab jikalau tidak rata [ membeda-bedakan] , maka hatimu semua pun menjadi berselisih [ berbeda-beda ] . Hendaklah menyampingi [ mendekat kepada ] ku { dalam shalat itu } orang-orang yang sudah baligh dan orang-orang yang berakal { di antara engkau semua } . Kemudian { di sebelahnya lagi ialah orang-orang yang
bertaraf } di bawahnya { mereka ini }, kemudian orang { yang bertaraf } di bawah mereka ini pula. )) " Riwayat Muslim
Sabda Beliau ﷺ : (( Liyalini )) diucapkan dengan takhfifnya nun { tidak disyaddahkan serta } tidak menggunakan ya' sebelum nun ini, { tetapi } ada yang meriwayatkan dengan syaddahnya nun dan ada ya' sesudah nun itu { lalu dibaca liyalianni }. (( Annuha )) yakni akal. (( Ululahlami )) ialah orang-orang yang sudah baligh, ada pula yang mengertikan: ahli hilm [ kesabaran ] dan fadhal [ keutamaan ] .
وعن عبد الله بن مسعود - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: {لِيَلِني مِنْكُمْ أُولُوا الأحْلام وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ} ثَلاثاً (( وَإيَّاكُمْ وَهَيْشَاتِ([*]) الأسْوَاق )) رواه مسلم.
أخرجه: مسلم 30/2 ( 432 م) ( 123 ).
.
قـال النـوويفي شرح صـحيح مـسلم 333/2 ( 342 ): (( أي اختلاطهـا والمنازعـة والخـصومات
وارتفاع الأصوات واللغط والفتن التي فيها )) .
350.- Dari Abdullah bin Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah ﷺ bersabda: " (( Hendaklah menyampingi saya { dalam shalat } itu orang-orang yang sudah baligh dan berakal, kemudian orang-orang yang bertaraf di bawah itu. ))" Ini disabdakannya sampai tiga kali. { Beliauﷺ lalu melanjutkan bersabda } : " (( Jauhilah olehmu semua akan berkeras-keras suara , seperti { suara di } pasar. )) Riwayat Muslim
وعن أَبي يَحيَى، وقيل: أَبي محمد سهلِ بن أَبي حَثْمة - بفتح الحاءِ المهملة وإسكان الثاءِ المثلثةِ - الأنصاري - رضي الله عنه -، قَالَ: انطَلَقَ عَبدُ اللهِ بنُ سهْلٍ وَمُحَيِّصَة بن مَسْعُود إِلَى خَيْبَرَ وَهِيَ يَومَئذٍ صُلْحٌ، فَتَفَرَّقَا، فَأتَى مُحَيِّصَةُ إِلَى عبدِ اللهِ ابنِ سهل وَهُوَ يَتشَحَّطُ([*]) في دَمِهِ قَتِيلاً، فَدَفَنَهُ، ثُمَّ قَدِمَ المَدِينَةَ فَانْطَلَقَ عَبدُ الرحمان ابنُ سهل وَمُحَيِّصَةُ وحوَيِّصَةُ ابْنَا مَسْعُودٍ إِلَى النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، فَذَهَبَ عَبدُ الرحمان يَتَكَلَّمُ، فَقَالَ: (( كَبِّرْ كَبِّرْ)) وَهُوَ أحْدَثُ القَوم، فَسَكَتَ، فَتَكَلَّمَا، فَقَالَ: (( أتَحْلِفُونَ وتَسْتَحِقُّونَ قَاتِلَكُمْ؟ …)) وذكر تمام الحديث. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وقوله - صلى الله عليه وسلم -: (( كَبِّرْ كَبِّرْ)) معناه: يتكلم الأكبر.
أخرجه: البخاري 123/4 ( 3173 )، ومسلم 98/5 ( 1669 ) ( 1 ).
.
أي يتخبط فيه ويضطرب ويتمرغ . النهاية 449/2 .
351.- Dari Abu Yahya, ada yang mengatakan, { namanya } Abu Muhammad Sahl bin Abu Hatsmah - dengan fathahnya ha' muhmalah dan sukunnya tsa' mutsallatsah - al Anshari r.a., katanya: "Abdullah bin Sahal dan Muhayyishah bin Mas'ud berangkat ke Khaibar dan pada saat itu { antara penduduk Khaibar dengan Nabi ﷺ. } ada Suluh [ persetujuan perdamaian] . Kemudian kedua orang itu berpisah. Setelah itu Muhayyishah mendatangi tempat Abdullah bin Sahal, tetapi yang didatangi ini sudah dalam keadaan meninggal berlumuran darah dan telah terbunuh. Muhayyishah lalu menanamnya [ menguburkannya ] , terus pergi [ berangkat ] kembali ke Madinah. Setelah itu { berangkat } Abdur Rahman bin Sahal, Muhayyishah dan Huwayyishah, yakni
putera-putera Mas'ud, berangkat ke tempat Nabi ﷺ. { dan mau memberitahukan tentang kejadian itu } , lalu Abdur Rahman mulai berbicara, kemudian Rasulullah ﷺ. bersabda: " (( Kabbir, Kabbir [ Yang lebih tua saja yang berbicara, yang tua saja yang
berbicara, )) " sebab { Abdur Rahman } adalah yang termuda antara orang-orang { yang menghadap itu }. { Abdur Rahman } lalu berdiam diri dan kedua orang itulah yang berbicara { menceritakan tentang kejadian yang terjadi } . Sesudah itu Nabi ﷺ bersabda: " (( Adakah engkau semua bersumpah dan dapat menghaki [ menuntut Hak ] kepada orang yang membunuhnya itu?……. ))" Seterusnya Abu Yahya yang merawikan Hadis ini { menyebutkan kelengkapan Hadis di atas.} Muttafaq 'alaih dan sabda Nabi ﷺ (( Kabbir Kabbir )) maknanya adalah yang berbicara adalah yang lebih tua lebih dulu
وعن جابر - رضي الله عنه -: أن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُد يَعْنِي في القَبْرِ، ثُمَّ يَقُولُ: (( أيُّهُما أكْثَرُ أخذاً للقُرآنِ؟ )) فَإذَا أُشيرَ لَهُ إِلَى أحَدِهِمَا قَدَّمَهُ في اللَّحْدِ. رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 114/2 ( 1343 ).
352.- Dari Jabir r.a. bahwasanya Nabi ﷺ. mengumpulkan antara dua orang lelaki dari { golongan } orang-orang yang terbunuh dalam peperangan Uhud - maksudnya dikumpulkan dalam sebuah kubur, kemudian beliau bersabda ﷺ { kepada sahabat-sahabatnya } " (( Manakah di antara kedua orang ini yang lebih banyak hafalnya pada Al Quran? ))" Ketika beliau ﷺ.
diberi isyarat antara salah satunya, maka { yang dikatakan lebih banyak hafalannya al-Quran itulah } lebih didahulukan untuk dimasukkan dalam liang lahad." Riwayat Bukhari
وعن ابن عمر - رضي الله عنهما -: أن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( أرَانِي فِي المَنَامِ أتَسَوَّكُ بِسِوَاكٍ، فَجَاءنِي رَجُلانِ، أحَدُهُما أكبر مِنَ الآخرِ، فَنَاوَلْتُ السِّوَاكَ الأصْغَرَ، فَقِيلَ لِي: كَبِّرْ، فَدَفَعْتهُ إِلَى الأكْبَرِ مِنْهُمَا )) رواه مسلم مسنداً والبخاري تعليقاً.
أخرجه: مسلم 57/7 ( 2271 ) ( 19 )، وعّلقهالبخاري 70/1 ( 246 ).
353.- Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi ﷺ bersabda: " (( Saya pernah melihat diri saya sendiri dalam tidur [impian] di waktu saya sedang bersiwak [ menggosok gigi] dengan { menggunakan sebatang kayu } siwak. Kemudian datanglah padaku dua orang lelaki, yang satu lebih tua daripada yang lainnya. Lalu siwak itu hendak saya berikan kepada orang yang lebih muda, tiba-tiba ada seorang yang berkata padaku: "Berikanlah kepada yang tua." Oleh sebab itu, maka saya berikanlah kepada yang tertua di antara kedua orang tadi. ))" Diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai musnad dan oleh Imam Bukhari sebagai
ta'liq.
وعن أَبي موسى - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( إنَّ مِنْ إجْلالِ اللهِ تَعَالَى: إكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ([1]) المُسْلِمِ، وَحَامِلِ القُرآنِ غَيْرِ الغَالِي([2]) فِيهِ، وَالجَافِي عَنْهُ، وَإكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ المُقْسِط([3]) )) حديث حسن رواه أَبُو داود.
أخرجه: أبو داود( 4843 )
.
أي المسلم الذيشاب شعره . دليل الفالحين 278/3 .
أيالمتجاوزالحد في التشدد والعمل . دليل الفالحين 278/3 .
أيالعادل . النهاية 60/4 .
354.- Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah ﷺ bersabda: " (( Setengah daripada cara mengagungkan Allah Ta'ala ialah dengan jalan memuliakan orang Islam yang sudah beruban [orang tua] , serta orang yang hafal al-Quran yang tidak melampaui batas { orang yang terlalu Tasaddud yaitu meneliti hingga akalnya tidak sampai sehingga terjadi kebid’ahan atas ayat-ayat yang tidak bisa diketahui , dan melampaui ketentuan } dalam membacanya , dan tidak pula meninggalkan membacanya. Demikian pula memuliakan seorang sultan { penguasa pemerintahan } yang adil. ))"
Hadist hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud.
وعن عمرو بن شعيب، عن أبيه، عن جده y، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرنَا، وَيَعْرِفْ شَرَفَ كَبيرِنَا )) حديث صحيح رواه أَبُو داود والترمذي، وَقالَ الترمذي: {حديث حسن صحيح}.
وفي رواية أبي داود: {حَقَّ كَبيرِنَا}.
أخرجه: أبو داود( 4943 )، والترمذي ( 1920 ).
355.- Dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari neneknya r.a., katanya: "Rasulullahﷺ bersabda: " (( Tidak termasuk golongan kita { dari ahli sunnah kita / ummat Islam } orang yang tidak belas kasihan kepada Anak [ golongan ] kecil di antara kita { baik usia atau kedudukannya } serta { tidak termasuk golongan kita pula orang } tidak mengetahui [ mengerti ] kemuliaan orang tua di antara kita. )) "
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi.
Imam Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan dan shahih.
Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan: "hak orang yang tua dari kita."
Dalam banyak Hadist banyak kata “ laisa Minna “ yang berarti tidak mengikuti jalan yang diajarkan Nabi secara sempurna yang berarti disetiap ada “ laisa Minna “ sebagai penegasan sehingga “ sangat dianjurkan “
وعن ميمون بن أَبي شَبيب رحمه الله: أنَّ عائشة - رضي الله عنها - مَرَّ بِهَا سَائِلٌ، فَأعْطَتْهُ كِسْرَةً، وَمَرَّ بِهَا رَجُلٌ عَلَيهِ ثِيَابٌ وَهَيْئَةٌ، فَأقْعَدَتهُ، فَأكَلَ، فقِيلَ لَهَا في ذلِكَ؟ فقَالتْ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( أنْزِلُوا النَّاسَ مَنَازِلَهُمْ )) رواه أبو داود. لكن قال: ميمون لم يدرك عائشة. وقد ذكره مسلم في أول صحيحه تعليقاً فقال: وذكر عن عائشة - رضي الله عنها - قالت: أمرنا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أن ننـزل الناس منازلهم، وَذَكَرَهُ الحَاكِمُ أَبُو عبد الله في كتابه {مَعرِفَة عُلُومِ الحَديث} وَقالَ: {هُوَ حديث صحيح}
أخرجـــــــه: أبـــــــو داود( 4842 )، وذكـــــــرهمــــــــسلم في مقدمـــــــة صــــــــحيحه 5/1 ،
والحاكم في معرفة علومالحديث : 217 ، وهو ضعيف غير صحيح ، وانظرتعليقي على معرفة أنـواع
علم الحديث: 410 – 411 ، وشرح التبصرة والتذكرة 173/2
356-. Dari Maimun bin Abu Syabib R.A bahawasanya Aisyah radhiallahu 'anha pernah dilewati [ dilalui ] oleh seorang peminta-minta lalu olehnya diberi sepotong roti, { Beliau [ Aisyah ] } juga pernah dilewati [dilalui ] oleh seorang lelaki yang mengenakan pakaian baik serta berkeadaan baik, lalu orang itu didudukkan kemudian ia { diberi } makan. Kepada Aisyah ditanyakan, { mengapa berbuat demikian - yakni tidak dipersamakan cara memberinya } . Lalu ia berkata: "Rasulullahﷺ. bersabda: " (( Letakkanlah masing-masing manusia itu di tempatnya sendiri-sendiri.)) " Diriwayatkan oleh Abu Dawud, tetapi kata Imam Abu Dawud: "Maimun itu tidak pernah menemui Aisyah."
Hadis ini disebutkan oleh Imam Muslim dalam permulaan kitab shahihnya sebagai ta'liq, lalu katanya: "Dan disebutkan dari Aisyah, katanya: " Rasulullah ﷺ. memerintahkan kepada kita supaya kita menempatkan para manusia itu di tempatnya sendiri-sendiri -{ yakni yang sesuai dengan kedudukannya. } ))"
Imam Hakim Abu Abdillah menyebutkan ini dalam kitabnya "Ma'rifatu 'ulumil Hadis" dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis shahih.
وعن ابن عباس - رضي الله عنهما -، قَالَ: قَدِمَ عُيَيْنَةُ بنُ حِصْن، فَنَزَلَ عَلَى ابْنِ أخِيهِ الحُرِّ بنِ قَيسٍ، وَكَانَ مِنَ النَّفَرِ الَّذِينَ يُدْنِيهِمْ عُمرُ - رضي الله عنه -، وَكَانَ القُرَّاءُ أصْحَاب مَجْلِس عُمَرَ وَمُشاوَرَتِهِ، كُهُولاً كاَنُوا أَوْ شُبَّاناً، فَقَالَ عُيَيْنَةُ لابْنِ أخيهِ: يَا ابْنَ أخِي، لَكَ وَجْهٌ عِنْدَ هَذَا الأمِيرِ، فَاسْتَأذِنْ لِي عَلَيهِ، فاسْتَأذَن له، فَإذِنَ لَهُ عُمَرُ - رضي الله عنه -، فَلَمَّا دَخَلَ قَالَ: هِي يَا ابنَ الخَطَّابِ، فَواللهِ مَا تُعْطِينَا الْجَزْلَ، وَلا تَحْكُمُ فِينَا بالعَدْلِ، فَغَضِبَ عُمَرُ - رضي الله عنه - حَتَّى هَمَّ أنْ يُوقِعَ بِهِ، فَقَالَ لَهُ الحُرُّ: يَا أميرَ المُؤْمِنينَ، إنَّ الله تَعَالَى قَالَ لِنَبيِّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ﴿خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ﴾ وَإنَّ هَذَا مِنَ الجَاهِلِينَ. واللهِ مَا جَاوَزَهاَ عُمَرُ حِينَ تَلاَهَا عليه، وكَانَ وَقَّافاً عِنْدَ كِتَابِ اللهِ تَعَالَى. رواه البخاري.
انظرالحديث ( 50 )
357-. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: 'Uyainah bin Hishn datang [di Madinah ] lalu bertemu di rumah anak saudaranya [sepupunya] yAitu Hur bin Qais. Hur ini adalah di antara golongan orang-orang yang dekat hubungannya dengan Umar r.a. dan ada memang para ahli membaca Al-Quran itu menjadi sahabat dalam majlisnya Umar dan yang diajaknya bermusyawarah, Kuhulan [ usia 33-40 th ] baik pun mereka itu golongan orang-orang yang sudah tua ataupun yang masih pemuda.
'Uyainah berkata kepada sepupunya: "Hai anak saudaraku, engkau ini mempunyai wajah { yakni dikenal amat baik } di sisi Amirul mu'minin ini [ maksudnya Umar] , maka dari itu mintakanlah izin untukku supaya aku dapat bertemu dengannya. Hur memintakan izin lalu Umar mengizinkannya. Setelah 'Uyainah masuk lalu ia berkata: " Ingat { Hii dengan Ha’ di kasroh untuk kalimat menakut-nakuti } hai putranya Alkhaththab, demi Allah, engkau ini tidak dapat memberikan banyak keenakan [ memperhatikan ] pada kita dan engkau tidak menghukumi [ memerintah ] kepada kita dengan cara yang adil."
Umar r.a. marah padanya sehingga hampir saja bermaksud akan memberikan hukuman pada 'Uyainah itu. Tetapi Hur kemudian berkata pada Umar: "Hai Amirul mu'minin, sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman kepada Nabinya ﷺ.. - yang artinya: "Berilah pengampunan, perintahkan dengan kebajikan dan janganlah menghiraukan kepada orang-orang yang bodoh." (al-A'raf: 199) dan sesungguhnya orang ini { yakni 'Uyainah } adalah termasuk golongan orang-orang yang bodoh."
Demi Allah, maka Umar tidak suka melanggar ayat tersebut ketika dibacakan padanya dan Umar adalah orang yang paling dapat menahan dirinya [ yakni paling mentaati ] kepada isi kitabullah Ta'ala itu." - Riwayat Bukhari -
وعن أَبي سعيد سَمُرة بنِ جُندب - رضي الله عنه -، قَالَ: لقد كنت عَلَى عَهْدِ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - غُلاماً، فَكُنْتُ أحْفَظُ عَنْهُ، فَمَا يَمْنَعُنِي مِنَ القَوْلِ إلاَّ أنَّ هاهُنَا رِجَالاً هُمْ أسَنُّ مِنِّي. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجــه: البخــاري 111/2 ( 1331 )، ومــسلم 60/3 ( 964 ) ( 88 ). وروايــةالبخــاري
مختصرة .
358.- Dari Abu Said yaitu Samurah bin jundub r.a., berkatanya: "Niscayalah saya dahulu pada zaman [ masa] Rosulullohﷺ itu { masih } sebagai seorang anak Muda [“ Shohir Fis sin “ yang berumur 20 th lebih sedikit ] , adapun saya { banyak } menghafal { berbagai ajaran -} dari Beliau ﷺ. Juga Beliau ﷺ tidak pernah melarang saya berbicara [ menceritakan ] , melainkan jikalau di
situ ada orang-orang { laki-laki } yang lebih tua usianya daripadaku sendiri." - Muttafaq 'alaih -
وعن أنس - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( مَا أكْرَمَ شَابٌّ شَيْخاً لِسِنِّهِ إلاَّ قَيَّضَ([1]) الله لَهُ مَنْ يُكْرِمُهُ عِنْدَ سِنِّه )) رواه الترمذي، وَقالَ: {حديث غريب}
أخرجه : الترمذي ( 2022 )، وقوله : (( غريب )) أي ضعيف وضـعفه بـسبب ضـعف يزيـد بـن
بيان وشيخه أبي الرحال الأنصاري
أيسبّ َب وقّدر. النهاية 132/4 .
359.- Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah ﷺ. bersabda: " (( Tidaklah seseorang pemuda itu memuliakan seseorang tua kerana usianya, melainkan Allah akan mengira-ngirakan [ mentakdirkan ] untuknya orang yang akan memuliakannya nanti, jikalau ia telah berusia tua - { maksudnya setelah tuanya pasti akan dimuliakan anak-anak yang lebih muda daripadanya } ))."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa Hadis ini adalah Hadis gharib.
باب زيارة أهل الخير ومجالستهم وصحبتهم ومحبتهم وطلب زيارتهم والدعاء منهم وزيارة المواضع الفاضلة
BAB BERZIARAH [ BERKUNJUNG] KEPADA AHLI KEBAIKAN , DUDUK-DUDUK [BERGAUL] , MENEMANINYA , MENCINTAINYA , MEMINTA MEREKA SUPAYA BERKUNJUNG [ BERZIARAH] KE TEMPAT KITA , MEMINTA DO’A DARINYA SERTA BERZIARAH KE TEMPAT-TEMPAT YANG UTAMA
قَالَ الله تَعَالَى: ﴿وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ لا أَبْرَحُ حَتَّى أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُباً﴾ إِلَى قوله تَعَالَى: ﴿قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْداً؟﴾ [ الكهف: 60 - 66 ]
، وَقالَ تَعَالَى: ﴿وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ﴾ [ الكهف: 28 ].
Allah Ta'ala berfirman: " (( Dan ketika Musa berkata kepada bujangnya: Saya tidak akan berhenti berjalan sehingga
sampai di pertemuan dua sungai [ laut ] atau aku berjalan sampai bertahun-tahun ))
Sehingga firman Allah: " (( Musa berkata kepadanya { yakni Nabi Hidhir } "Bolehkah aku mengikuti engkau dengan maksud supaya engkau mengajarkan kepadaku kebenaran yang telah diajarkan kepadamu? ))” 34 (al-Kahfi: 60-66)
Allah Ta'ala berfirman pula:"(( Dan lebih baik menahan [ sabarkanlah ] dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka di waktu pagi dan sore, mereka menginginkan keridhaan Tuhan.))" (al-Kahfi: 28)
- Menggambarkan orang yang mempunyai Ilmu banyak namun masih mau berguru kepada orang yang mempunyai Ilmu lainnya seperti kisah Nabi Haidir tingkatannnya berada dibawa nabi Musa namun Nabi Musa AS masih mau berguru kepada Nabi Haidir
- Ada perkataan Ulama’ : “ Tidak dikatakan Orang Alim benar jika dia mau berguru dengan orang yang berada dibawahnya kedudukannya “ dan dalam pelaksanaan banyak Ulama'-ulama' yang melakukan Rihlah untuk berguru
- Ayat yang menerangkan adanya Ahli kuffar yang menginginkan menghadap Rosululloh dalam keadaan Majlis Khusus yang tidak mencampurkan orang lain yang lemah ( Dhuafa’ , Fukoro’ , Abid ) dan meski ada keinginan Nabi untuk memenuhinya untuk berda'wah kepada Merekan Namun Niat tersebut tidak diperkenankan oleh Alloh Ta’ala sehingga turun ayat tersebut dan justru Rosululloh dilarang dan diperintahkan bersamaan dengan orang2 tersebut yaitu Ahli Suffah ( ahli ibadah ) yang hanya karena Alloh SWT
- Ayat ini Menunjukan Hikmah yang ada jika ada keutamaan untuk duduk dan bergaul dengan Ahli Suffah
وعن أنس - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ أَبُو بكر لِعُمَرَ - رضي الله عنهما - بَعْدَ وَفَاةِ رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم -: انْطَلِقْ بِنَا إِلَى أُمِّ أيْمَنَ - رضي الله عنها - نَزُورُهَا كَمَا كَانَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - يَزُورُهَا، فَلَمَّا انْتَهَيَا إِلَيْهَا، بَكَتْ، فَقَالاَ لَهَا: مَا يُبْكِيكِ؟ أمَا تَعْلَمِينَ أنَّ مَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ لرَسُولِ الله - صلى الله عليه وسلم -، فَقَالَتْ: مَا أبْكِي أَنْ لاَ أَكُونَ أَعْلَم أنَّ مَا عِنْدَ الله تَعَالَى خَيْرٌ لرسول الله - صلى الله عليه وسلم -، ولَكِنْ أبكي أنَّ الوَحْيَ قدِ انْقَطَعَ مِنَ السَّماءِ، فَهَيَّجَتْهُمَا عَلَى البُكَاءِ، فَجَعَلا يَبْكِيَانِ مَعَهَا. رواه مسلم.
أخرجه: مسلم 144/7 ( 2454 ) ( 103 ).
360.- Dari Anas r.a., berkata: "Abu Bakar berkata kepada Umar radhiallahu 'anhuma setelah wafatnya Rasulullah ﷺ .: "Marilah berangkat [ berkunjung ] bersama kita ke tempat Ummu Aiman agar kita dapat berziarah padanya { Ummu Aiman } , sebagaimana Rasulullah ﷺ juga menziarahinya. Setelah keduanya [ Abu Bakar & Umar ] sampai di tempatnya [ ummi Aiman ] , Ummu Aiman menangis, lalu keduanya bertanya: "Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Tidakkah [ bukankan ] engkau ketahui bahwa apa yang ada { ketentuan } di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullah ﷺ. ?" Ummu Aiman lalu menjawab: "Sesungguhnya saya bukannya menangis kerana saya tidak mengerti bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik untuk Rasulullah ﷺ. itu, tetapi saya menangis ini ialahk erana sesungguhnya wahyu itu kini telah terputus dari langit. " { Jawaban Ummu Aiman } menyebabkan tergeraknya hati kedua orang tersebut untuk menangis lalu kedua orang itu pun mulai pula menangis bersama Ummu Aiman." - Riwayat Muslim-
-
Ummi Aiman adalah Budak Perempuan dari Nabi yang dapat warisan dari Ayahnya dan ada cerita lain ini dari Ibunya dan ada yang berkata jika Ummu Aiman sudah dibebaskan sebelumnya sehingga ini menjadi perbedaan ( Khilaf ) dan Beliau yang merawat nabi dari kecil hingga saat nabi sudah besar Beliau dimerdekakan dan dinikahkan ke Zaid bin Harizah
- Ummi Aiman ini merupakan istri Zaid bin Haritsah dan mempunyai anak Usamah binti Zaid yang dijuluki " Alhib ibnu hib " ( Anak kecintaan Nabi ) yang mempunyai keutamaan ( karomah ) menyaksikan ada ember yang berisi Air dari Langit sehingga Beliau selalu tidak pernah merasa dahaga meski berpuasa di tengah panasnya cuaca
- Hadist yang menjadi contoh dimana Sayyidina Abu bakar dan Umar ( Sahabat Nabi ) mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh Nabi dan menjadi contoh jika saat berziarah [ berkunjung] ke orang lain mengajak temannya serta tidak memandang derajat seseorang , meski Sayyidina Abu Bakar dan Umar merupakan sahabat yang mempunyai derat tinggi dibandingkan Ummi Aiman namun Beliau berdua masih mau berziarah
- Hadist menunjukan keutamaan mengunjungi [ berziarah ] ke orang-orang sholeh/Sholehah agar banyak keutamaan yang didapat antara lain keberkahan do'a dari orang Sholeh , bisa melihat wajah orang sholeh dan bisa menggerakan hati untuk bisa mengikuti apa yang dikerjakan oleh orang Sholeh serta banyak keutamaan lainnya
Hadist yang bisa sebagai contoh diperbolehkannya orang laki-laki berziarah ke Orang Sholehah ( Perempuan ) dengan mengajak teman laki-laki lainnya sehingga tidak sendiri berziarah ke orang sholehah tersebut
وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه -، عن النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم -: (( أنَّ رَجُلاً زَارَ أَخَاً لَهُ في قَريَة أُخْرَى، فَأرْصَدَ الله تَعَالَى عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكاً، فَلَمَّا أتَى عَلَيهِ، قَالَ: أيْنَ تُريدُ؟ قَالَ: أُريدُ أخاً لي في هذِهِ القَريَةِ. قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيهِ مِنْ نِعْمَة تَرُبُّهَا عَلَيهِ؟ قَالَ: لا، غَيْرَ أنِّي أحْبَبْتُهُ في الله تَعَالَى، قَالَ: فإنِّي رَسُول الله إلَيْكَ بَأنَّ الله قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أحْبَبْتَهُ فِيهِ )) رواه مسلم.
يقال: (( أرْصَدَهُ)) لِكَذَا: إِذَا وَكَّلَهُ بِحِفْظِهِ، وَ(( المَدْرَجَةُ)) بِفْتْحِ الميمِ والرَّاءِ: الطَّرِيقُ، ومعنى ( تَرُبُّهَا ): تَقُومُ بِهَا، وَتَسْعَى في صَلاحِهَا.
أخرجه: مسلم 12/8 ( 2567 ) ( 38 ).
361.- Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi ﷺ. (( Bahwasanya ada seorang lelaki berziarah [ berkunjung ] kepada seorang saudaranya di suatu desa lain, Maka { kemudian } Allah memasrahkan dalam perlindungan { dengan memerintah } malaikat [ dengan berbentuk Manusia ] untuk melindunginya { di sepanjang jalan - yang dilaluinya } . Setelah orang itu sampai { yang berziarah } kepada malaikan { saat melalui jalan itu }, berkatalah malaikat kepadanya: "Ke mana engkau menghendaki?" Orang itu menjawab: "Saya hendak ke tempat seorang saudaraku di desa ini." Malaikat bertanya lagi: " Adakah suatu kenikmatan yang hendak kau peroleh dari saudaramu itu?" Ia menjawab: "Tidak, hanya saja saya mencintainya kerana Allah." Malaikat lalu berkata: " Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah untuk menemuimu { guna memberitahukan } - bahawa sesungguhnya Allah itu mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu karena Allah. )) " - Riwayat Muslim-
Diucapkan ( Arsodahu ) likadza : maknanya adalah Jika memasrahkan kepada orang lain untuk melindunginya , dan kata (( Madrodjatu )) dengan di fathah mim dan ro' adalah untuk menunjukan jalan , dan makna ( Tarubbuha ) yaitu memperoleh ni'mat dan Kebaikan Nikmat
-
Hadist ini menyebutkan cerita tetapi yang menceritakan adalah nabi sendiri , sehingga pasti ini adalah cerita yang Benar dan terpercaya untuk memberi isti'bar kepada yang diceritakan agar bisa mengambil Hikmah
- Rasa cinta sesama saudara yang hanya karena Alloh SWT juga cintanya kepada Suami/istri karena Alloh lebih utama , bahkan dalam sebuah hadist lain nabi menyebutkan ada seseorang bukan orang nabi dan Shuhada namun diinginkan dan disebutkan rosululloh ﷺ bahwa itu adalah orang yang berkumpul dalam Majles yang berkumpul "Mutahabbina fillah " sehingga dimuliakan Alloh
وعنه، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( مَنْ عَادَ مَرِيضاً أَوْ زَارَ أخاً لَهُ في الله، نَادَاهُ مُنَادٍ: بِأنْ طِبْتَ، وَطَابَ مَمْشَاكَ، وَتَبَوَّأتَ مِنَ الجَنَّةِ مَنْزِلاً )) رواه الترمذي،
وَقالَ: {حديث حسن}، وفي بعض النسخ: {غريب}.
أخرجه: ابن ماجه ( 1443 )، والترمذي ( 2008 ) وقال : (( حديث غريب )) ، وذلـك لـضعف
أبي سنان عيسى بن سنان .
362.- Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah ﷺ bersabda: " (( Barangsiapa yang menjenguk [meninjau] orang sakit atau berziarah [mengunjungi] kepada saudaranya karena Allah, maka berserulah seseorang berseru kepada dua orang { menjenguk orang sakit dan berziarah } dengan seruan [undang-undang ] : "Engkau melakukan kebaikan { bersih dari dosa } dan baik pulalah perjalananmu { besar pahalanya } , serta engkau dapat { menduduki } tempat dalam syurga sebagai tempat berteduh .)) " Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan dan dalam sebagian naskah disebutkan sebagai Hadis gharib.
وعن أَبي موسى الأشعري - رضي الله عنه - أن النبي - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( إِنَّمَا مَثلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَجَلِيسِ السُّوءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ، وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ: إمَّا أنْ يُحْذِيَكَ، وَإمَّا أنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإمَّا أنْ تَجِدَ مِنْهُ ريحاً طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ: إمَّا أنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإمَّا أنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحاً مُنْتِنَةً )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
( يُحْذِيكَ ): يُعْطِيكَ.
أخرجه: البخاري 125/7 ( 5534 )، ومسلم 37/8 ( 2628 ) ( 146 ).
363. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. bahawasanya Nabi ﷺ bersabda: " ((Bahwasanya Sifat [perumpamaan] orang yang duduk [ berkawan ] dengan orang yang sholeh [ baik ] dan orang yang duduk [ berkawan ] dengan orang yang buruk , adalah seperti pembawa minyak misik { minyak dari darah kidang yang baunya harum } dan { seperti } peniup perapian [ pandai besi ] . adapun Pembawa minyak misik : ada kalanya memberikan minyaknya padamu, atau engkau dapat membelinya, atau { setidak-tidaknya } engkau dapat memperoleh mencium { bau } yang harum daripadanya. Adapun peniup perapianmu, maka ada kalanya akan membakarkan pakaianmu atau engkau akan memperoleh bau yang busuk daripadanya. )) " - Muttafaq 'alaih-
Berkawan mempunyai pengaruh yang sangat besar sehingga harus pandai-pandai memilih kawan / sahabat karena apa yang diperbuat akan mempengaruhi kita , jika orang baik akan memberikan pengaruh baik dan sebaliknya
وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه -، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( تُنْكَحُ المَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذاتِ الدِّينِ تَربَتْ يَدَاك)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
ومعناه: أنَّ النَّاسَ يَقْصدونَ في العَادَة مِنَ المَرْأةِ هذِهِ الخِصَالَ الأرْبَعَ، فَاحْرَصْ أنتَ عَلَى ذَاتِ الدِّينِ، وَاظْفَرْ بِهَا، وَاحْرِصْ عَلَى صُحْبَتِها.
أخرجه: البخاري 9/7 ( 5090 )، ومسلم 175/4 ( 1466 ) ( 53 ).
364.- Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi ﷺ sabdanya: " (( Seseorang wanita itu dikawini kerana empat perkara, Yaitu kerana ada hartanya, kerana nasab [ keturunannya ] , kerana kecantikannya dan karena { teguh } agamanya. Maka dari itu dapatkanlah { yakni usahakanlah untuk memperoleh } yang mempunyai { keteguhan } agama, tentu kedua tanganmu merasa puas { yakni hatimu menjadi tenteram. } )) " - Muttafaq 'alaih.
Adapun maknanya Hadis di atas itu ialah bahwasanya para manusia menyengaja dalam kebiasaan dari { mengawini } Perempuan itu { dalam ghalibnya } itu kerana adanya empat perkara di atas itu, maka { tetapi } engkau sendiri hendaklah { menginginkan lebih-} lebih { memilih perempuan } yang beragama { teguh }. Perempuan sedemikian itulah { yang harus didapatkan dan berlumbalah } untuk mengawininya.
Dalam sebuah hadist lain nabi melarang mengawini wanita yang cantik namun dari keturunan dari orang yang tidak baik ( ahli zina dll ) karena Nasab ini mempengaruhi ke kepribadian
وعن ابن عباس - رضي الله عنهما -، قَالَ: قَالَ النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - لِجبريل: (( مَا يَمْنَعُكَ أنْ تَزُورنَا أكثَر مِمَّا تَزُورَنَا؟ )) فَنَزَلَتْ: ﴿وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلاَّ بِأَمْرِ رَبِّكَ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَلِكَ﴾ [ مريم: 64 ] رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 137/4 ( 3218 ).
365. - Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Nabi ﷺ. bersabda Jibril a.s.: " (( Apakah sebabnya [ Hal yang mencegah ] kamu tidak suka berziarah pada kami yang lebih banyak lagi [ lebih sering ] daripada yang { seringnya } berziarah sekarang ini?" Kemudian turunlah ayat { yang artinya: - Dan kami tidak turun melainkan dengan perintah Tuhanmu. BagiNya adalah apa yang ada di hadapan serta di belakang kita dan apa saja yang ada di antara yang tersebut itu." (Maryam: 64) - Riwayat Imam Bukhari-
Jibril pernah tidak turun memberikan Wahyu selama 40 hari sehingga nabi mengatakan jika Beliau kangen namun jibril juga mengatakan hal serupa lebih kangen namun karena Jibril adalah diperintah sehingga menjadi asbabun nuzul ( surah maryam Ayat 64 )
وعن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه -، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( لا تُصَاحِبْ إلاَّ مُؤْمِناً، وَلاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إلاَّ تَقِيٌّ )). رواه أَبُو داود والترمذي بإسناد لا بأس بِهِ.
أخرجه: أبو داود( 4832 )، والترمذي ( 2395 ) وقال : (( حديث حسن )) .
366. - Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi ﷺ., sabdanya: " (( Janganlah engkau menemani [bersahabat ] , melainkan orang yang mu'min dan janganlah makan makananmu itu kecuali orang yang bertaqwa. )) " Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Termidzi
dengan isnad yang tidak ada bahaya [tidak mengapa ] { untuk dijadikan pegangan. } pada isnadnya
-
Perowinya ( yang meriwayatkan ) adalah Abu Said Al Khudri r.a yang termasuk golongan " Al-muktsirin " yaitu golongan orang yang meriwayatkan 1.000 Hadist lebih dari 1000 hadist , yang golongan ini tidak banyak antara lain Syaidina Abdulloh bin Abbas , Syaidina Anas bin Malik ( khodim Nabi ) , Syaidah Aisyah ( Istri nabi ) , Syaidina Jabir bin Abdillah , Syaidina Abu Huroiroh , Syaidina Abdulloh bin Umar dan Syaidina Abu Said Al-Khudri sehingga ada 7 orang
- Larangan untuk berteman atau bersahabat dengan orang kafir ( QS. Al-Fath (48) Ayat 29 ) dan mencintai orang-orang kafir , namun kalau untuk muammalah diperbolehkan , karena tidak akan ada orang kafir yang memikirkan agama kita ( QS. Al-Baqoroh (02) Ayat 120 )
وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه -: أن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَليَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ )) رواه أَبُو داود والترمذي بإسناد صحيح، وَقالَ الترمذي: {حديث حسن}.
أخرجه: أبو داود( 4833 )، والترمذي ( 2378 ) وقال : (( حديث حسن غريب )) .
367. - Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Nabi ﷺ bersabda: " (( Seseorang itu adalah menurut agama Kekasihnya [ Teman / Sahabatnya ]. Maka hendaklah seseorang dari engkau semua itu melihat {meneliti benar-benar } orang yang dijadikan kekasihnya [Sahabatnya] itu. )) "
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dengan isnad shahih dan Imam Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.
وعن أَبي موسى الأشعري - رضي الله عنه -: أن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وفي رواية: قيل للنبي - صلى الله عليه وسلم -: الرَّجُلُ يُحبُّ القَومَ وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ؟ قَالَ: (( المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ)).
أخرجه: البخاري 49/8 ( 6170 )، ومسلم 43/8 ( 2641 ).
368.- Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. bahawasanya Nabi ﷺ bersabda: " (( Seseorang itu beserta orang yang dicintainya. )) " - Muttafaq 'alaih [ (HR. Bukhari dan Muslim ].
Dalam suatu riwayat lain disebutkan: Abu Musa r.a. berkata: "Nabiﷺ ditanya: "Ada seseorang mencintai sesuatu kaum, tetapi ia tidak [ belum ] pernah menemui mereka itu, bagaimanakah ?" Beliau ﷺ lalu bersabda { sebagai jawaban } : "Seseorang itu beserta orang yang dicintainya { di akhirat nanti } ."
وعن أنس - رضي الله عنه -: أنَّ أعرابياً قَالَ لرسول الله - صلى الله عليه وسلم -: مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( مَا أعْدَدْتَ لَهَا؟)) قَالَ: حُبَّ الله ورسولهِ، قَالَ: (( أنْتَ مَعَ مَنْ أحْبَبْتَ)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ، وهذا لفظ مسلم.
وفي رواية لهما: مَا أعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثيرِ صَوْمٍ، وَلاَ صَلاَةٍ، وَلاَ صَدَقَةٍ، وَلَكِنِّي أُحِبُّ الله وَرَسُولَهُ.
أخرجه : البخـاري 14/5 ( 3688 ) و49/8 ( 6171 )، ومـسلم 42/8 ( 2639 ) ( 161 )
و( 164 ).
369.- Dari Anas r.a. bahawasanya ada seorang A'rab { orang Arab pedalaman [ badui ] } berkata [ bertanya ] kepada Rasulullahﷺ .: " Bilakah [kapankah] datangnya hari kiamat ?" Rasulullahﷺ bersabda { kepadanya yang bertanya dengan balik bertanya } : " (( Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menemuinya [ kiamat ] ? )) " A'rab itu menjawab: " { yang dipersiapkan hanya } Kecintaanku kepada Allah dan RasulNya." Kemudian Beliau ﷺ bersabda: " (( Engkau akan menyertai orang yang engkau cintai. )) " - Muttafaq 'alaih- Ini adalah lafaz Imam Muslim.
Dalam riwayat keduanya [Imam Bukhari dan Muslim lainnya ] , disebutkan demikian: A'rab berkata: " Saya tidak menyiapkan sesuatupun untuk menemui hari kiamat itu, baik yang berupa banyaknya puasa, shalat atau sedekah, tetapi saya ini adalah mencintai Allah dan RasulNya."
Kecintaan kepada Alloh SWT berarti apa yang diperintah dilakukan dan yang dilarang akan ditinggal , orang yang cinta seharusnya menurut ( mengikuti ) dengan orang dicintai dalam ( QS Ali-Imron (03) Ayat 31)
Kecintaan yang " benar-benar " dan tingkat yang benar-benar mencintai maka pasti akan harus dibuktikan dengan perbuatan nyata dengan tanda-tandanya seberapa dekat dengan Al-Qur'an , seberapa memahami dan mengikuti sunah Nabi
"
وعن ابن مسعود - رضي الله عنه -، قَالَ: جاء رجلٌ إلى رَسُولِ الله - صلى الله عليه وسلم -، فَقَالَ: يَا رَسُول الله، كَيْفَ تَقُولُ في رَجُلٍ أَحَبَّ قَوْماً وَلَمْ يَلْحَقْ بِهِمْ؟ فَقَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: {المَرْءُ مَعَ مَنْ أحَبَّ} مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه: البخاري 49/8 ( 6169 )، ومسلم 43/8 ( 2640 ) ( 165 ).
370.- Dari Ibnu Mas'ud r.a. katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullahﷺ lalu berkata: "Ya Rasulullah ﷺ , bagaimanakah pendapat Tuan mengenai seseorang yang mencintai sesuatu kaum, tetapi tidak pernah menemui kaum itu?" Rasulullahﷺ bersabda: " (( Seseorang itu beserta orang yang dicintainya. )) " Muttafaq 'alaih
- Dalam riwayat Imam Ibnu Hibban ada tambahannya sesudah kata-kata "Walam yalhaq bihim", sedang tambahannya itu berbunyi: yang Artinya: "Dan orang itu tidak dapat mengamalkan sebagaimana yang diamalkan oleh kaum yang dicintainya itu."
- Kecintaan pada Orang-orang Sholeh banyak Faedahnya salahsatunya yang disebut dalam kitab " Risalatil Mu'awanah " yang mengatakan jika kita menemukan " Ahli Khoiri/ Ahli Kebajikan " dan tidak menemukan kecintaan kepadanya sedang kalau kita mengetahui " Ahli kejelekan " kita tidak membencinya maka itu merupakan salah satu lemahnya iman kita / Dho'iful Iman
- Dalam riwayat lain ada dr Abu Huroiroh yang mendengar hadist tersebut Beliau sangat berbahagia dan senang luar biasa sehingga beliau berkata " aku belum pernah berbahagia setelah adanya Islam dan iman selain mendengar hadist ini "
sama dengan Hadist 368
"
وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه -، عن النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( النَّاسُ مَعَادِنٌ كَمَعَادِنِ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ، خِيَارُهُمْ في الجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ في الإسْلاَمِ إِذَا فَقهُوا، وَالأرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ، فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ، ومَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ} رواه مسلم.
وروى البخاري قوله: {الأَرْوَاحُ …} إلخ مِنْ رواية عائشة - رضي الله عنها -.
أخرجه: مسلم 41/8 ( 2638 ) ( 160 ).
371. - Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi ﷺ sabdanya: " (( Para manusia ini adalah bagaikan benda [bahan] Tambang [ logam ] , sebagaimana juga logam emas dan perak. Orang-orang pilihan [ paling baik ] di antara kalian di zaman Jahiliyah adalah orang-orang pilihan [ orang baik ] pula di zaman Islam, jikalau mereka berilmu [ pandai & memahami hukum dalam hal agama ] . Ruh-ruh itu adalah sekumpulan golongan [tentera] yang berlain-lainan, maka mana yang dikenal dari golongan ruh-ruh tadi tentulah dapat menjadi rukun damai, sedang mana yang tidak dikenalinya { dari golongan ruh-ruh itu } tentulah berselisihan { maksudnya ruh baik berkumpulnya ialah dengan ruh baik, sedang yang buruk dengan yang buruk. } )) " Riwayat Muslim
Imam Bukhari meriwayatkan sabda Nabiﷺ. (( Al-Arwah ......)) dan seterusnya itu dari riwayat Aisyah radhiallahu 'anha.
-
Hadist ini menyerupakan manusia dengan Tambang sesuai kwalitas tambang tersebut dengan berbagai macamnya
- Orang yang menjadi pilihan , baik dalam masa jahiliyah maupun setelah masuknya islam adalah orang yang berilmu
- Hal dalam Hadist ini ada kata " yakni kenal atau tidak kenal, " maksudnya adalah mengenai keadaan sifat. Artinya andaikata anda mengetahui seseorang yang berlainan sifatnya dengan anda, misalnya anda seorang yang berbakti kepada Allah dan yang dikenal itu orang yang tidak berbakti atau mengaku ketiadaan Allah, sekalipun kenal orangnya, tetapi tidak saling kenal mengenal jiwa, ruh ataupun faham yang dianutnya. Sebaliknya jika orang itu sama dengan anda perihal keadaan sifatnya, sama-sama berbaktinya kepada Allah, sama-sama berjuang untuk meluhurkan kalimat Allah, sama-sama membenci kepada kemungkaran dan kemaksiatan, maka selain kenal orangnya, juga sesuai jiwanya, sesuai ruhnya dan sejalan dalam faham yang dianutnya.
- Oleh sebab itu dalam sebuah Hadis lain disebutkan bahwa seseorang yang merasa jiwanya itu masih lari atau enggan mengikuti ajakan orang yang mulia dan utama amalannya, pula bagus kelakuannya, hendaknya segera mencari sebab-sebabnya, sekalipun ia sudah mengaku sebagai manusia muslim. Selanjutnya setelah penyakitnya ditemukan, hendaknya secepatnya diubati dan dibuang apa yang menyebabkan ia sakit sedemikian. Cara inilah yang sebaik-baiknya untuk menyelamatkan diri dari sifat yang buruk, sehingga ruhnya dan jiwanya dapat saling berkenalan dengan golongan orang-orang yang baik pula ruh dan jiwanya."
"
وعن أُسَيْر بن عمرو، ويقال: ابن جابر وَهُوَ - بضم الهمزة وفتح السين المهملة - قَالَ: كَانَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ - رضي الله عنه - إِذَا أتَى عَلَيهِ أمْدَادُ أهْلِ اليَمَنِ سَألَهُمْ: أفِيكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ؟ حَتَّى أتَى عَلَى أُوَيْسٍ - رضي الله عنه -، فَقَالَ لَهُ: أنْتَ أُوَيْسُ ابْنُ عَامِر؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: مِنْ مُرَادٍ ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَكَانَ بِكَ بَرَصٌ، فَبَرَأْتَ مِنْهُ إلاَّ مَوْضِعَ دِرْهَمٍ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: لَكَ وَالِدةٌ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: سَمِعْتُ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -، يقول: {يَأتِي عَلَيْكُمْ أُويْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ أمْدَادِ أهْلِ اليَمَنِ مِنْ مُرَادٍ، ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ كَانَ بِهِ بَرَصٌ، فَبَرَأَ مِنْهُ إلاَّ موْضِعَ دِرْهَمٍ، لَهُ وَالدةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ لَوْ أقْسَمَ عَلَى الله لأَبَرَّهُ، فإنِ اسْتَطَعْتَ أنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَل} فَاسْتَغْفِرْ لي فَاسْتَغْفَرَ لَهُ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: أيْنَ تُريدُ؟ قَالَ: الكُوفَةَ، قَالَ: ألاَ أكْتُبُ لَكَ إِلَى عَامِلِهَا؟ قَالَ: أكُونُ في غَبْرَاءِ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيَّ، فَلَمَّا كَانَ مِنَ العَامِ المُقْبِلِ حَجَّ رَجُلٌ مِنْ أشْرَافِهِمْ، فَوافَقَ عُمَرَ، فَسَألَهُ عَنْ أُوَيْسٍ، فَقَالَ: تَرَكْتُهُ رَثَّ([*]) البَيْتِ قَليلَ المَتَاع، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -، يقولُ: {يَأتِي عَلَيْكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ أمْدَادٍ مِنْ أهْلِ اليَمَنِ مِنْ مُرَادٍ، ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ، كَانَ بِهِ بَرَصٌ فَبَرَأَ مِنْهُ إلاَّ مَوضِعَ دِرْهَمٍ، لَهُ وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ لَوْ أقْسَمَ عَلَى اللهِ لأَبَرَّهُ، فَإنِ اسْتَطْعتَ أنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ، فَافْعَلْ} فَأتَى أُوَيْساً، فَقَالَ: اسْتَغْفِرْ لِي. قَالَ: أنْتَ أحْدَثُ عَهْداً بسَفَرٍ صَالِحٍ، فَاسْتَغْفِرْ لي. قَالَ: لَقِيتَ عُمَرَ؟ قَالَ: نَعَمْ، فاسْتَغْفَرَ لَهُ، فَفَطِنَ لَهُ النَّاسُ، فَانْطَلَقَ عَلَى وَجْهِهِ. رواه مسلم.
وفي رواية لمسلم أيضاً عن أُسَيْر بن جابر - رضي الله عنه -: أنَّ أهْلَ الكُوفَةِ وَفَدُوا عَلَى عُمَرَ - رضي الله عنه -، وَفِيهمْ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ يَسْخَرُ بِأُوَيْسٍ، فَقَالَ عُمَرُ: هَلْ هاهُنَا أَحَدٌ مِنَ القَرَنِيِّينَ؟ فَجَاءَ ذلِكَ الرَّجُلُ، فَقَالَ عمرُ: إنَّ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - قَدْ قَالَ: (( إنَّ رَجُلاً يَأتِيكُمْ مِنَ اليَمَنِ يُقَالُ لَهُ: أُوَيْسٌ، لاَ يَدَعُ باليَمَنِ غَيْرَ أُمٍّ لَهُ، قَدْ كَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَدَعَا الله تَعَالَى، فَأذْهَبَهُ إلاَّ مَوضِعَ الدِّينَارِ أَو الدِّرْهَمِ، فَمَنْ لَقِيَهُ مِنْكُمْ، فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ))
.
وفي رواية لَهُ: عن عمر - رضي الله عنه -، قَالَ: إنِّي سَمِعْتُ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -، يقول: (( إنَّ خَيْرَ التَّابِعِينَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ: أُوَيْسٌ، وَلَهُ وَالِدَةٌ وَكَانَ بِهِ بَيَاضٌ، فَمُرُوهُ، فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ)) .
قوله: ((غَبْرَاءِ النَّاسِ)) بفتح الغين المعجمة، وإسكان الباءِ وبالمد: وهم فُقَرَاؤُهُمْ وَصَعَالِيكُهُمْ وَمَنْ لا يُعْرَفُ عَيْنُهُ مِنْ أخلاطِهِمْ ((وَالأَمْدَادُ)) جَمْعُ مَدَدٍ: وَهُمُ الأَعْوَانُ وَالنَّاصِرُونَ الَّذِينَ كَانُوا يُمدُّونَ المُسْلِمِينَ في الجهَاد.
أخرجه: مسلم 188/7 ( 2542 ) ( 223 ) و189 ( 2542 ) ( 224 ) و( 225 ).
قال النوويفي شرح صحيح مسلم 275/8 ( 2542 ): (( أي حقارة المتاع وضيق العيش )).*
372. - Dari Usair bin Amr, ada yang mengatakan [ menyebutnya ] bahwa ia adalah bin Jabir { Ada Khilaf nama Beliau } - dengan dhammahnya hamzah dan fathahnya sin muhmalah, katanya: "Umar bin Alkhaththab r.a ketika didatangi oleh Jama'ah [ pasukan ] pembantu {dalam peperangan } dari golongan penduduk Yaman, lalu ia bertanya kepada mereka: "Adakah di antaramu semua seorang yang bernama Uwais bin 'Amir?" Sehingga datang { Umar bin Alkhaththab r.a } kepada Uwais itu ada di mukanya [ hadapannya ] , lalu Umar bertanya: "Adakah
anda bernama Uwais bin Amir ? ." Uwais menjawab: "Ya." Ia bertanya lagi: "Benarkah dari keturunan kabilah Murad dari lingkungan suku Qaran?" Ia menjawab: "Ya." Ia bertanya pula: "Adakah anda mempunyai penyakit Baros [supak ], kemudian anda sembuh daripadanya, kecuali hanya di suatu tempat sebesar uang dirham?" Ia menjawab: "Ya." Ia bertanya lagi: "Adakah anda mempunyai seorang ibu?" Ia menjawab: "Ya." Umar lalu berkata: "Saya pernah mendengar Rasulullahﷺ bersabda: " (( Akan datang padamu semua seorang bernama Uwais bin 'Amir beserta sepasukan { mujahidin } dari ahli Yaman, ia dari keturunan Murad dari Qaran. Ia mempunyai penyakit Baros [ supak ] lalu sembuh dari Penyakitnya itu kecuali di suatu tempat sebesar uang dirham. Ia juga mempunyai seorang ibu { yang sudah tua } yang ia amat berbakti padanya. Andaikata orang itu { uwais bin Amir } bersumpah akan sesuatu atas nama Allah, pasti Allah akan melaksanakan sumpahnya itu { dengan sebab amat berbaktinya terhadap ibunya itu. } Maka jikalau engkau kuasa meminta padanya agar ia memintakan pengampunan { kepada Allah } untukmu, maka lakukanlah itu! )) " Oleh sebab itu, mohonkanlah pengampunan kepada Allah {untukku }. Uwais lalu memohonkan pengampunan untuk Umar. Selanjutnya Umar bertanya lagi: "Ke manakah anda hendak pergi?" Ia menjawab: "Ke Kufah." Umar berkata: "Sukakah anda, sekiranya saya menulis sepucuk surat - kepada Gubernur Kufah { agar anda dapat sambutan dan pertolongan yang
diperlukan. } " Ia menjawab: "Saya lebih senang menjadi golongan yang tidak dikenal Manusia [ tidak dianggap manusia / fakir-miskin. ] dan tidak didak disukai manusia " Setelah tiba tahun mukanya [ tahun depan] , ada seorang dari golongan Asyrof [ bangsawan Kufah ] berhaji, lalu
kebetulan ia menemui Umar, kemudian Umar menanyakan padanya perihal Uwais. Orang itu menjawab: Sewaktu saya tinggalkan, ia dalam keadaan buruk rumahnya lagi sedikit harta bendanya [ barangnya ] { maksudnya sangat menderita } ." Umar lalu berkata: "Saya pernah mendengar Rasulullahﷺ. bersabda: " (( Akan datang padamu semua seorang bernama Uwais bin 'Amir beserta Jama'ah [ pasukan ] pembantu {dalam peperangan } dari golongan penduduk Yaman, ia dari keturunan Murad dari Qaran. Ia mempunyai penyakit baros [supak] lalu sembuh dari penyakitnya itu kecuali di suatu tempat sebesar Uang dirham. Ia juga mempunyai seorang ibu yang ia amat berbakti padanya. Andaikata orang itu{ uwais bin Amir } bersumpah akan sesuatu atas nama Allah, pasti Allah akan melaksanakan sumpahnya itu { dengan sebab amat berbaktinya terhadap ibunya itu. } Maka jikalau engkau kuasa meminta padanya agar ia memintakan pengampunan { kepada Allah } untukmu, maka lakukanlah itu! )) " Orang bangsawan itu lalu mendatangi Uwais dan berkata: "Mohonkanlah pengampunan - kepada Allah -untukku. Uwais berkata: " Anda masih baru saja waktunya melakukan bepergian yang baik { yakni ibadat haji } maka sepatutnya memohonkanlah
pengampunan untukku. " Uwais lalu melanjutkan katanya: "Adakah anda bertemu dengan Umar?" Ia menjawab: "Ya". Uwais lalu memohonkan pengampunan untuknya. Orang-orang banyak lalu mengerti siapa sebenarnya Uwais itu, mereka mendatanginya, kemudian Uwais
berangkat { keluar dari Kufah } menurut kehendaknya sendiri." - Riwayat Muslim-
Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: "Dari Usair bin Jabir bahawasanya ahli Kufah sama bertemu kepada Umar r.a. dan di antara mereka ada seorang lelaki yang mengejek [ menghina-hinakan Uwais.] Umar lalu bertanya: "Apakah di situ ada seorang dari keturunan
Qaran?" Orang yang dimaksudkan itu lalu datang padanya. Umar kemudian berkata: "Sesungguhnya Rasulullah ﷺ telah bersabda: " (( Sesungguhnya ada seorang lelaki dari Yaman, akan datang padamu semua. Ia bernama Uwais. Dia tidak meninggalkan sesuatu di Yaman itu melainkan seorang ibu. Ia mempunyai penyakit Baros [supak ], lalu berdoa kepada Allah Ta'ala, lalu Allah melenyapkan penyakitnya tadi, kecuali di suatu tempat sebesar uang dinar atau dirham. Maka barangsiapa di antara engkau semua bertemu dengannya, hendaklah
meminta padanya agar ia memohonkan pengampunan { kepada Allah } untuknya.)) "
Dalam riwayat lain, dari Umar ra. berkata: “Sesungguhnya Saya mendengar Rasulullah saw. telah bersabda: “(( Sesungguhnya sebaik-baik tabi’in adalah orang yang bernama Uwais, yang masih mempunyai ibu dan yang dahulunya berpenyakit belang. Maka suruhlah ia memohonkan ampun untuk kamu semua))”.
Sabda Nabi ﷺ. (( Ghabraan-un nas )), dengan fathahnya ghain mu'jamah,saknahnya ba' serta mad (dibaca panjang ra'nya). Artinya golongan manusia yang fakir-miskin dan rakyat jelata atau rendahan dan tidak diketahui pula dari lingkungan mana sebenarnya orang itu,
sedang (( Al-Amdad )) adalah jamaknya Madad, yaitu para penolong dan pembantu yang memberikan pertolongan serta bantuan kepada kaum Muslimin dalam berjihad [ perjuangan menegakkan agama Allah ]
-
Keutamaan Umar bin Khottob r.a yang banyak dengan beberapa keutamaan antara lain : merupakan salahsatu 10 orang yang diberikan kabar gembira oleh Rosululloh ﷺ yang akan menjadi " Ahlu jannah " , Beliau yang mempunyai ide-ide ( Muafaqoh ) yang kadang banyak kemudian menjadi bisababi Turunnya Ayat dalam Al-Qur'an , Disebut nabi menjadi salah seoarang yang harus diikuti setelah nabiﷺ yaitu sayyidina Abu bakar dan Sayyidina Umar , menjadi pemimpin yang sangat Adil dan tidak pernah dikawal banyak orang sehingga ada utusan dari Raja paris Beliau kagum atas kesederhaan Sayyidina Umar bin Khottob , dll
- Uwais bin Amir merupakan { bisa dikatakan } Wali yang mastur ( tidak nampak / disamarkan ) ada mengetahui dia merupakan tukang pengembala bahkan ada yang mengatakan jika Beliau Gila ( majnun ) , Beliau yang merupakan tabi'in ( tidak pernah ketemu Rosululloh ﷺ ) pernah disampaikan dan dikabarkan oleh Rosulullohﷺ mengenai ciri-ciri yang ditanyakan oleh Umar bin Khottob ( mu'jizat nabawiyah dari Rosulullohﷺ )
- Uwais bin Amir mempunyai keutamaan jika dia bersumpah maka akan di ijabahi dengan perkataan nya tidak akan tidak diijabahi
- Kelakuan dan menjadi salahsatu ciri Waliyulloh Beliau selalu menghindar untuk bisa dikenal manusia dengan alasan agar tidak mengganggu ibadahnya dan keta'atan nya kepada Alloh Swt
"
وعن عمر بن الخطاب - رضي الله عنه -، قَالَ: اسْتَأذَنْتُ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - في العُمْرَةِ، فَأذِنَ لِي، وَقالَ: (( لاَ تَنْسَنا يَا أُخَيَّ مِنْ دُعَائِكَ)) فَقَالَ كَلِمَةً مَا يَسُرُّنِي أنَّ لِي بِهَا الدُّنْيَا
وفي رواية: وَقالَ: (( أشْرِكْنَا يَا أُخَيَّ في دُعَائِكَ)) .
حديث صحيح رواه أَبُو داود والترمذي، وَقالَ: {حديث حسن صحيح}.
أخرجــه: أبــو داود( 1498 )، وابــن ماجــه ( 2894 )، والترمــذي ( 3562 )، وفي الإســناد
عاصم بن عبيد االله ضعيف .
373.- Dari Umar bin Alkhaththab r.a., katanya: " Saya meminta izin kepada Nabiﷺ. untuk menunaikan umrah, lalu beliauﷺ mengizinkanku , dan bersabda ﷺ: " (( Jangan melupakan kita, hai saudaraku, untuk mendoakan kita. ))" Beliauﷺ telah mengucapkan suatu kalimat { meminta ikut disertakan dalam doa } yang saya tidak senang memperoleh " sebagai gantinya" { maksudnya bahwa kalimat yang disabdakan oleh beliau ﷺ bagi Umar r.a. amat besar nilainya yakni melebihi } seisi dunia ini . { dari nilai dunia dan seisinya }.
Dalam riwayat lain dikatakan, bahwa Nabiﷺ. bersabda: “ Sertakan kami wahai saudaraku, { sertakanlah kami } dalam do’a-do’amu” )) .
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi , mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
-
Menunjukan Hadist yang adanya Adab dengan " Murid yang minta izin ke gurunya " meski itu merupakan pekerjaan yang bagus , dan menunjukan adanya keutamaan meminta do'a kepada orang yang hendak atau setelah Haji atau Umroh , karena mereka yang tamu Alloh do'anya mustajab
- Nabi ﷺ selama hidup setelah hijrah melakukan Haji cuma sekali yaitu Haji Wada' dan meksanakan umroh selama 4 x yaitu di tahun 6 H ( yang dicegat di Hudaibiyah & hanya Tahallul ) , ke-2 Umroh ditahun berikutnya ( 7 H ) , ke-3 melaksanakan Umroh setelah Ghozwah Hunain dg miqot dari Ji'rona dan ke-4 umroh sekalian haji Wada' ~ Masih ada perbedaan pendapat
- Menunjukan keutamaan do'a " Bi dhohril Ghoib " yaitu do'a yang orang didoakan tidak mengetahui jika dia di do'akan , ini melebihi keutamaan dari yang tidak " Bi dhohril Ghoib " atau berdo'a didepan orangnya karena do'a " Bi dhohril Ghoib " merupakan do'a ini bisa ikhlas lillahita'ala"
وعن ابن عمر - رضي الله عنهما -، قَالَ: كَانَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - يزور قُبَاءَ رَاكِباً وَمَاشِياً، فَيُصَلِّي فِيهِ رَكْعَتَيْنِ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وفي رواية: كَانَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - يَأتي مَسْجِد قُبَاءَ كُلَّ سَبْتٍ رَاكباً، وَمَاشِياً وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَفْعَلُهُ.
أخرجــه: البخــاري 77/2 ( 1193 ) و( 1194 )، ومــسلم 127/4 ( 1399 ) ( 516 )
و( 521 )
374.- Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Nabi s.a.w. berziarah ke Quba sambil berkendaraan serta berjalan, kemudian beliau { mengerjakan } Sholat dua rakaat." - Muttafaq 'alaih-
Dalam riwayat lain disebutkan: "Nabi s.a.w. mendatangi masjid Quba' setiap hari Sabtu sambil berkenderaan dan berjalan dan Ibnu Umar juga melakukan seperti itu."
-
Quba' adalah sebuah desa yang jaraknya dari Madinah ada sefarsakh atau kira-kira 5 km. Di situ ada masjidnya yang terkenal, yakni masjid yang didirikan oleh Nabi s.a.w. yang pertama kali, sedang yang kedua ialah masjid Nabawi di Madinah.
باب فضل الحب في الله والحث عَلَيهِ وإعلام الرجل من يحبه، أنه يحبه، وماذا يقول لَهُ إِذَا أعلمه
BAB -46. TENTANG KEUTAMAAN CINTA KEPADA ALLAH DAN DORONGAN UNTUK MENCINTAINYA , JUGA MEMBERITAHUKANNYA SESEORANG KEPADA ORANG YANG DICINTAINYA BAHWA IA MENCINTAINYA DAN APA YANG DIUCAPKAN OLEH ORANG YANG DIBERITAHU
قَالَ الله تَعَالَى: ﴿مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ( [الفتح: 29] إِلَى آخر السورة، وَقالَ تَعَالَى: ﴿وَالَّذِينَ تَبَوَّأُوا الدَّارَ وَالإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ﴾ [الحشر: 9].
Allah Ta'ala berfirman: " ( Muhammad adalah Rasulullah dan orang-orang yang beserta Muhammad itu mempunyai
sikap keras - tegas - terhadap kaum kafir, tetapi saling kasih-mengasihi antara sesama kaum mu'minin....... ) " sampai ke akhir surat. QS. Al-Fath: 29
Allah Ta'ala berfirman pula: " ( Dan orang-orang yang telah lebih dulu dari mereka bertempat tinggal dalam kampung -Madinah - serta beriman, mereka menunjukkan kasih-sayang kepada orang yang berpindah ke kampung mereka itu ) ." QS. al-Hasyr: 9
وعن أنسٍ - رضي الله عنه -، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاوَةَ الإيمانِ: أنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سَوَاهُمَا، وَأنْ يُحِبّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إلاَّ للهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أنْ يَعُودَ في الكُفْرِ بَعْدَ أنْ أنْقَذَهُ الله مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أنْ يُقْذَفَ في النَّارِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه: البخاري 10/1 ( 16 )، ومسلم 48/1 ( 43 ) ( 67 ).
375. - Dari Anas r.a. dari Nabi ﷺ., sabdanya: " (( Ada tiga perkara, barangsiapa yang menemukan { yang tiga perkara } itu ada di dalam diri seseorang, maka orang itu dapat merasakan manisnya [Lezatnya ] keimanan yaitu : jikalau Ada { dalam diri seseorang } Allahﷻ dan RasulNya lebih dicintai olehnya daripada yang selain keduanya, jikalau seseorang itu mencintai orang lain dan tidak ada sebab kecintaannya itu melainkan karena Allah, dan jikalau seseorang itu membenci untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah dari kekafiran itu, sebagaimana bencinya kalau dilemparkan ke dalam api neraka. )) " - Muttafaq 'alaih-
-
Kecintaan ke Allohﷻ & Rosulullohﷺ harus lebih diutamakan dari selainnya , jika itu tidak terjadi berarti adanya alamat iman yang lemah
- Hadist nabi yang berbunyi لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ yang menunjukan kecintaan kepada Nabi ﷺ lebih utama dari kecintaan kepada lainnya saat hadist ini disampaikan Rosulullohﷺ banyak sahabat nabi yang melaksanakannya hingga ada kisah Abdulloh bin Abdulloh bin ubay bin salon ( putra Abdulloh bin ubay ) yang mana bapaknya ( Abdulloh bin Ubay ) adalah orang Munafik , dan ada kabar jika sahabat nabi lainnya akan membutuh Abdulloh bin Ubay , maka putranya ( Abdulloh bin abdulloh bin Ubay ) meminta ijin ke Rosululloh untuk membutuhnya sendiri bapaknya , hal ini sebagai cerminan kecintaan kepada Rosululloh melebih kecintaan kepada orang tuanya
- Menemukan kelezatannya Iman adalah dengan merasakan senang / enaknya keta'atan kepada Alloh , dan sabar menghadapi masaqot ( godaan ) ibadah
- Kecintaan kepada Rosulullohﷺ bisa diusahakan dengan mempelajari dan mengangan-angan berapa besar Jasa Beliauﷺ , mengetahui Akhlaq-akhlaq Beliauﷺ dengan membaca sejarah Beliau ,
- Kecintaan kepada orang lain harus didasarkan kepada kecintaan karena Allohﷻ dengan ada tanda-tandanya jika kecintaan kita kepada orang tersebut tidak akan berubah walau kita tersakiti atau terdholimi ( lihat di hadist , 361 )
وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه -، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إلاَّ ظِلُّهُ: إمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأ في عِبَادَةِ الله - عز وجل -، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابّا في اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيهِ وتَفَرَّقَا عَلَيهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأةٌ ذَاتُ حُسْنٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إنِّي أخَافُ الله، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ، فَأخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ الله خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه: البخاري 138/2 ( 1423 )، ومسلم 93/3 ( 1031 ) ( 91 ).
376.- Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabiﷺ sabdanya: " (( Ada tujuh macam [ golongan ] orang yang akan dapat diberi naungan oleh Allahﷻ dalam naunganNya pada hari tiada naungan melainkan naunganNya { pada hari kiamat, } Yaitu: imam [ pemimpin] yang adil, pemuda yang rajin dalam beribadat kepada Allahﷻ, seseorang yang hatinya tergantung [ sangat memperhatikan ] pada Masjid, dua orang [ laki-laki ] yang saling cinta-mencintai kerana Allahﷻ , keduanya berkumpul atas keadaan { karena Allohﷻ } yang sedemikian serta berpisah pun demikian pula { karena Allohﷻ } , seseorang Ielaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan serta kecantikan wajah, lalu ia berkata: "Sesungguhnya saya ini takut kepada Allahﷻ ," { dapat menahan nafsu untuk diajak berzina , dengan kesempatan yang terbuka } , seseorang yang bersedekah dengan suatu sedekah lalu menyembunyikan amalannya itu [ tidak menampak-nampakkannya ], sehingga dapat dikatakan bahwa tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanannya dan seseorang yang ingat [ Dzikir ] kepada Allah di dalam keadaan sepi lalu melelehkan airmata dari kedua matanya. ))" -Muttafaq 'alaih-
- Pemuda yang rajin beribadah kepada Allohﷻ bisa dimulai dari saat masih kecil dengan dididik , dilatih dan diberikan contoh sehingga saat muda sudah tertanam kecintaan dan rajin beribadah
- " Bergantung pada Masjid" berarti hatinya selalu bergantung untuk beribadah ke masjid , banyak keutamaan dalam mengerjakan ibadah di Masjid , dalam hadistnya Nabiﷺ memberitahu sesuatu yang bisa mengangkat derajat dan menghapus dosa yaitu menyempurnakan wudhu' di waktu yang susah dilakukan ( misal waktu tengah malam ) , memperbanyak langkah menuju Masjid ( berjalan lebih jauh ke masjid ) di kitab " At-tarhib wat tarhib " banyak dibahas keutamaan ke dan di Masjid
- seseorang Ielaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan serta kecantikan wajah, lalu ia berkata: "Sesungguhnya saya ini takut kepada Allahﷻ ," ada diartikan seorang laki-laki yang mempunyai kesempatan yang luas dari kesempatan untuk mendapatkan wanita yang cantik dan terpandang namun dia menahan nafsunya
- " Shodaqoh Sir " yaitu shodaqoh yang tidak menampakan dari siapa shodaqoh tersebut dengan fadhilahnya yang karena tidak ada nilai riya' (pamer) , banyak keutamaan Shodaqoh karena harta tidak akan berkurang karena Shodaqoh
- Meleleh airmatanya, maksudnya ialah kerana ingatannya [ dzikir ] memusat betul-betul kepada Allah, merasa banyak dosa yang dilakukan, merasa takut karena Alloh , juga karena amat rindu untuk segera bertemu denganNya dalam keadaan diridhai olehNya. ini merupakan balasan yang menunjukan Dzikir yang menyendiri lebih utama karena bisa terhindar dari riya'
وعنه، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( إنّ الله تَعَالَى يقول يَوْمَ القِيَامَةِ: أيْنَ المُتَحَابُّونَ بِجَلالِي؟ اليَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لاَ ظِلَّ إلاَّ ظِلِّي )) رواه مسلم.
أخرجه: مسلم 12/8 ( 2566 ) ( 37 ).
377. - Dari Abu Hurairah r.a., pula katanya: "Rasulullahﷺ. bersabda: " (( Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman pada hari kiamat: " Di manakah orang-orang yang
saling cinta-mencintai kerana keagunganKu [ Kebesaran-Ku ] ? Pada hari ini { mereka itu } Akuﷻ memberi naungan dibawah naungan-Kuﷻ , pada hari tiada naungan melainkan naunganKuﷻ. )) " - Riwayat Muslim-
-
" Yakulu " menggunakan shighot Mudhorek dari " qoola " yang di isnatkan ke " Alloh " itu diperbolehkan dan " bijalali " dengan makna " dimana karena keagunganKu "
Hadist yang Nabi mengabarkan sesuatu yang akan terjadi , dan salahsatu perkara yang membuktikan bahwa Beliau juga mengabarkan perkara yang sudah terjadi dan perkara yang akan terjadi baik saat di dunia( sebelum kiamat ) maupun nanti di akhirat ( setelah kiamat)
وعنه، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لا تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أوَلاَ أدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أفْشُوا السَّلامَ بينكم)) رواه مسلم.
أخرجه: مسلم 53/1 ( 54 ) ( 94 ).
378.- Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullahﷺ. bersabda: " (( Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, engkau semua tidak
dapat masuk syurga sehingga engkau semua beriman , dan engkau semua belum disebut beriman sehingga engkau semua saling cinta-mencintai. Adakah [ Sukakah] engkau saya beri petunjuk pada sesuatu yang apabila itu engkau semua lakukan, maka engkau semua dapat saling cinta-mencintai? Sebarkanlah ucapan salam antara engkau semua. )) " - Riwayat Muslim-
-
Nabi bersumpah dengan sumpah sendiri tanpa diminta yang ini menunjukan nabiﷺ mau menyampaikan sesuatu yang disampaikan sangat penting dan merupakan salah satu cara nabi yang membuat seseorang yang akan mendengarnya akan lebih perhatian
باب علامات حب الله تَعَالَى للعبد والحث عَلَى التخلق بِهَا والسعي في تحصيلها
BAB 47 - TENTANG TANDA KECINTAAN ALLAH KEPADA HAMBANYA SERTA DORONGAN UNTUK MENDAPATKAN TANDA-TANDA
قَالَ الله تَعَالَى: ﴿قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ﴾ [ آل عمران: 31 ]
Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah- wahai Muhammadﷺ, jikalau engkau semua mencintai Allahﷻ, maka ikutilah sayaﷺ, tentu engkau semua dicintai oleh Allahﷻ, serta Allahﷻ mengampuni dosamu semua dan Allahﷻ itu adalah Maha Pengampun lagi Penyayang," (ali-lmran: 31)
-
Mengikuti Nabi ( Qoulan & fi'lan ) merupakan asas dan pokok agar bisa dikasihi dan mencintai Alloh
- Kewalian itu jika mengikuti sunah-sunah nabawiyah , dan untuk bisa mengikuti sunah-sunah nabawiyah sebelumnya harus faham sunah-sunah nabawiyah dengan mengkaji dan mempelajari kitab2 siroh nabawiyah
وَقالَ تَعَالَى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ﴾ [ المائدة: 54 ].
Allah Ta'ala berfirman pula: "Hai sekalian orang yang beriman, siapa yang bermurtad dari agamanya, maka Allahﷻ akan mendatangkan kaum yang dicintai olehNyaﷻ dan merekapun mencintaiNyaﷻ. Mereka itu bersikap lemah lembut [mengasihi ] kepada kaum mu'minin dan bersikap keras terhadap kaum kafirin. Mereka berjihad fi sabilillah dan tidak takut celaan orang yang suka mencela. Demikian itulah keutamaan Allah, dikurniakan olehNya kepada siapa yang dikehendakiNya dan Allahﷻ adalah Maha Luas kurniaNya serta Maha Mengetahui." (al-Maidah: 54)
-
Pada Zaman Nabi ada beberapa orang dan golongan2 yang Murtad , dan sudah dikabarkan di ayat ini sebelum kejadian dan disebutkan jika posisi mereka akan diganti oleh kaum yang mencintai Alloh , lemah lembut kepada sesama dan bersikap keras terhadap kaum kafirin
- Kecintaan Alloh kepada hambanya mendahului dari cintanya hamba kepada Alloh ,
وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( إنَّ الله تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى ليَ وَلِيّاً، فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيهِ، وَمَا يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، ويَدَهُ الَّتي يَبْطِشُ([*]) بِهَا، وَرجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإنْ سَألَنِي أعْطَيْتُهُ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لأعِيذَنَّهُ )) رواه البخاري
معنى {آذنته}: أعلمته بأني محارِب لَهُ. وقوله: {استعاذني} روي بالباءِ وروي بالنون.
انظرالحديث ( 95 ).
أي الأخذ القويالشديد . النهاية 135/1 .
386. - Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullahﷺ bersabda: "(( Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman { dalam Hadis Qudsi } "Barangsiapa yang memusuhi kekasihKu, maka sungguh Akuﷻ memberitahukan padanya bahwa ia akan Kuperangi [Kumusuhi ]. Tidaklah seseorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan sesuatu yang amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya. Tidaklah seseorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga akhirnya Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Akulah telinganya yang ia pakai untuk mendengarkan, Akulah matanya yang ia pakai untuk melihat,
Akulah tangannya yang ia pakai untuk mengambil dan Aku pulalah kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Jikalau ia meminta sesuatu padaKu, pasti Kuberi dan jikalau ia mohon perlindungan padaKu, pasti Kulindungi. )) " - Riwayat Imam Bukhari -
Makna lafaz (( Aadzantuhu )) artinya: "Aku (Tuhan)ﷻ memberitahukan kepadanya ( yakni orang yang mengganggu kekasihKu itu) bahwa aku memerangi atau memusuhinya, sedang lafaz (( Ista'aadzanii )), artinya "Ia memohonkan perlindungan padaKu." Ada yang meriwayatkan dengan ba', lalu berbunyi Ista-aadza bii dan ada yang meriwayatkan dengan nun, lalu berbunyi Ista-aadzanii.
-
Hadist Qudsi karena langsung dinisbatkan kepada Allohﷻ Hadis sebagaimana di atas itu sudah tercantum dalam no. 95 dengan uraian sekadarnya. Namanya Hadis Qudsi yakni yang menyatakan firman-firman Allah selain yang tercantum dalam al Quran
- Wali adalah " orang yang selalu ta'at kepada Allohﷻ , meninggalkan kema'siatan ( jika melakukan kema'siatan Beliau akan cepat kembali keta'atan ke Alloh )" dan Beliau ada Mahfudz yaitu dijaga dari kemaksiatan ( kemungkinan melakukan maksiat dan akan segera kembali dan bertaubat ) , dan amaliah wali biasaya berkutat dengan amaliah Wajib dan Sunah dan kadang2 melakukan amaliah mubah namun diniatkan untuk kebaikan dan ke ta'atan pada Allohﷻ
- Seorang Waliyulloh bisa diketahui hanya oleh waliyulloh lainnya
- Allohﷻ menyamarkan 3 perkara dari 3 perkara lainnya yaitu Ridho Allohﷻ disamarkan dalam keta'atan , Kemurkaan Allohﷻ disamarkan dalam Kema'siatan dan Waliyulloh disamarkan dalam hamba2 Allohﷻ Lainnya
- Dalam I'anatut Tholibin " jika ada orang berkumpul 40 orang atau lebih , kemungkinan disitu ada Waliyulloh "
- Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah mengatakan jika " Ulama' bukan Waliyulloh maka tidak ada wali " sehingga bisa dipastikan orang yang menjadi waliyulloh kebanyakan berasal dari orang yang mempunyai Ilmu dan Alim
- Waliyulloh selalu berjalan pada syari'at sehingga tidak benar jika waliullah itu tidak perlu bersembahyang dan berpuasa sebab sudah menjadi kekasih Allahﷻ
- Waliyulloh biasanya diberikan " karomah " tetapi tidak menjadi syarat seseorang bisa dikatakan wali , banyak juga waliyulloh yang tidak diberikan karomah , karomah disini ialah sesuatu yang tampak luar biasa di mata umum yang dapat dilakukan oleh seseorang waliullah itu, semata-mata sebagai suatu kemuliaan atau penghargaan yang dikurniakan oleh Allahﷻ kepadanya.
وعنه، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( إِذَا أَحَبَّ اللهُ تَعَالَى العَبْدَ، نَادَى جِبْريلَ: إنَّ الله تَعَالَى يُحِبُّ فُلاناً، فَأَحْبِبْهُ، فَيُحِبُّهُ جِبريلُ، فَيُنَادِي في أَهْلِ السَّمَاءِ: إنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاناً، فَأحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ القَبُولُ في الأرْضِ)) متفق عليه.
وفي رواية لمسلم: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( إنَّ الله تعالى إذا أحب عبداً دعا جبريلَ، فقال: إنّي أُحِبُّ فلاناً فأحببهُ، فيحبُّهُ جبريلُ، ثمَّ ينادي في السماءِ، فيقول: إنَّ اللهَ يحبُّ فلاناً فأحبوهُ، فيحبُّهُ أهلُ السماءِ، ثمَّ يوضعُ لهُ القبولُ في الأرضِ، وَإِذَا أبْغَضَ عَبْداً دَعَا جِبْريلَ، فَيَقُولُ: إنّي أُبْغِضُ فُلاناً فَأبْغِضْهُ. فَيُبغِضُهُ جِبريلُ ثُمَّ يُنَادِي في أَهْلِ السَّماءِ: إنَّ الله يُبْغِضُ فُلاناً فَأبْغِضُوهُ، ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ البَغْضَاءُ في الأَرْضِ )).
أخرجه: البخاري 135/4 ( 3209 )، ومسلم 40/8 ( 2637 ) ( 157 ).
387. - Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabiﷺ, sabdanya: " (( Jikalau Allah Ta'ala itu mencintai seseorang hamba, maka Dia memanggil Jibril untuk memberitahukan bahwa Allahﷻ mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu [hai Jibril ] si Fulan itu. Jibril lalu mencintainya, kemudian ia [ jibril ] mengundang kepada seluruh penghuni langit memberitahukan bahawa Allahﷻ mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu semua [ hai
penghuni-penghuni langit] si Fulan itu. Para penghuni langitpun lalu mencintainya. Setelah itu diletakkanlah penerimaan baginya { yang dimaksudkan ialah kecintaan padanya } di kalangan penghuni bumi. )) " -Muttafaq 'alaih -
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Rasulullahﷺ bersabda: (( "Sesungguhnya Allah Ta'ala apabila mencintai seseorang hamba, lalu memanggil Jibril kemudian berfirman: "Sesungguhnya Saya mencintai si Fulan, maka cintailah ia." Jibril lalu mencintainya. Seterusnya Jibril memanggil pada seluruh penghuni langit lalu berkata: "Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu semua si Fulan itu." Orang itupun [ si Fulan ] lalu dicintai oleh para penghuni langit. Selanjutnya diletakkanlah penerimaan { kecintaan itu baginya dalam hati } para penghuni bumi. Dan jikalau Allah membenci seseorang hamba, maka dipanggillah Jibril lalu berfirman: "Sesungguhnya Saya membenci si
Fulan itu, maka bencilah engkau padanya."Jibril lalu membencinya,kemudian ia memanggil semua penghuni langit sambil berkata: "Sesungguhnya Allah membenci si Fulan, maka bencilah engkau semua padanya." Selanjutnya diletakkanlah rasa kebencian itu dalam hati
para penghuni bumi."
-
Rosululloh ketemu dan ditemui Malaikat Jibril bisanya dalam keadaan berbentuk Manusia atau lainnya , dan Rosululloh ketemu dengan Jibril dengan rupa aslinya (Ala surotuhul Asliyah ) hanya 2 kali
- Kecintaan Malaikat kepada si Fulan akan diwujudkan dengan selalu mendo'akannya dan memintakan pengampunan kepada Allohﷻ
- Kecintaan Alloh kepada Hambanya bisa diperoleh dengan 1. Mengikuti Rosululloh ( Ali-imron 31 ) 2. Dengan memperbanyak melakukan amaliah sunah-sunah ( selain perkara wajib ) dan Perkara yang menyebabkan dibenci Alloh kepada Hambanya adalah Mendurhakai dan Berbuat Maksiat
وعن عائشة - رضي الله عنها -: أنَّ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - بعث رجلاً عَلَى سَريَّة فَكَانَ يَقْرَأُ لأَصْحَابِهِ في صَلاَتِهِمْ فَيَخْتِمُ بـ ﴿قُل هُوَ الله أَحَدٌ﴾، فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذلِكَ لرسول الله - صلى الله عليه وسلم -، فَقَالَ: {سَلُوهُ لأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذلِكَ}؟ فَسَألُوهُ فَقَالَ: لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمانِ فَأَنَا أُحِبُّ أنْ أقْرَأ بِهَا. فَقَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -: (( أخْبِرُوهُ أنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّهُ))
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه: البخاري 140/9 ( 7375 )، ومسلم 200/2 ( 813 ) ( 263 ).
388. - Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahawasanya Rasulullahﷺ mengirimkan seseorang untuk memimpin sepasukan tentara ke medan peperangan. Orang itu suka benar membaca untuk kawan-kawannya dalam shalat mereka dengan ( Qulhu wallahu ahad ) sebagai
penghabisan bacaannya. Setelah mereka kembali, hal itu mereka sampaikan kepada Rasulullahﷺ., lalu beliau bersabda: " (( Coba tanyakanlah pada orang itu, mengapa melakukan yang semacam itu { membaca surah Al-Ikhlas } ? )) " Mereka sama bertanya padanya, kemudian orang itu
menjawab: "Sebab itu adalah sifatnya Allahﷻ yang Maha Penyayang, maka dari itu saya senang sekali membacanya." Maka bersabdalah Rasulullahﷺ. -{ setelah diberitahu jawaban orang itu } : " (( Beritahukanlah padanya bahawasanya Allah Ta'ala mencintainya. )) "
- Muttafaq 'alaih -
-
Peperangan yang diikuti Nabiﷺ dinamakan " Ghozwah " dan jika tidak diikuti Nabiﷺ dinamakan " Sariyah " dalam sariyah nabi mengirimkan tentara dengan menunjuk seorang " kepala " yang disamping menjadi kepala pasukan juga menjadi Imam dalam Sholat
- Dalam Hadist ini Pemimpin Sariyah yang ditunjuk nabi melakukan Sholat dengan ada rasa " janggal " { tidak pernah dilihat diajarkan dan dilakukan Nabiﷺ } " dengan setiap menjadi Imam Sholat , Dia membaca Surah setelah Al-Fatihah dengan membaca Ayat/Surah lain dan diikuti surah Il-ikhlas ( Qul Huwalloh )
- Perkara yang di anggap " Janggal " karena tidak pernah di ajarkan dan dilakukan oleh Nabi tersebut , menunjukan bahwa perkara tersebut belum tentu jelek , Bid'ah bahkan hal itu diberikan " Bisyaroh " oleh Nabi
Catatan:
- Ditulis dengan sebisa mungkin mengunakan terjemahan perkata layaknya mengkaji kitab kuning di Pesantren -pesantren
- Penulisan Tulisan Bahasa Arab diambil dari laman " https://islamhouse.com/read/ar/ " dan disesuaikan dengan kitab tulisan cetak " Riyadhus Sholihin " dengan sebagaian mengambil dari " تحقيق وتعليق الدكتور ماهر ياسين الفحل " yang didownload dalam bentuk pdf
- Terjemahan dan makna yang ditulis sebagaian besar dari mengikuti dan menyimak Kajian Online " Ali Ba'alawy @alibaalawy_media : Channel Youtube Resmi Pondok Pesantren Ali Ba'alawy Kencong - Jember - Jawa Timur oleh KH. Sholahuddin Munshif
- Keterangan dalam catatan kaki adalah sebagaian besar keterangan yang diambil dalam kajian Beliau ( KH. Sholahuddin Munshif ) pada episode Malam Jum'at 23 Juli 2020 s/d Kamis 17 Des 2020
- Referensi lainnya untuk Pemaknaan & Terjemahan juga diambil dari laman " https://terjemahkitab.com/terjemah-riyadhus-shalihin/ "
- Mohon Keikhlasan dan Keridho'an nya atas semua sumber yang di ambil dan Mohon KeRidho'an Alloh atas semua nya
- Semua Kebenaran datangnya dari Allohﷻ robbul A'lamin dan semua kesalahan dan kehilafan adalah dari Al-faqir yang bodoh , kurang ilmu dan banyak kekurangan
Wallohu A'lam Bissowab
والله أعلمُ بالـصـواب
“Dan Allah Mahatahu yang benar atau yang sebenarnya”.
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar yang sekaligus sebagai Informasi dan Diskusi Kita , Bila Belum ada Jawaban Akan secepatnya ditindaklanjuti