Filled Under: , ,

Wafat AMINATUZ ZUHRIAH BINTI UMAR FARUQ Kedungduro-Sidoarjo

  بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته


 إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ‎,



فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

" Apabila telah tiba waktunya yang ditentukan bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya”. (QS An Nahl : 61) 

Sebuah Ayat yang disampaikan dalam sambutan pada Pemakaman Jenazah Adik  

AMINATUS ZUHRIA binti Umar Faruq 

Dungduro- Krembangan - Sidoarjo 

 Wafat Pada 

 Selasa, 14 September 2021

 ( 06 Safar 1443 H )  

jam 15:40 WIB  



Wafat  dalam perjalanan Ambulans yang mengantarkan Ke Rumah Sakit Umum Sidoarjo setelah Beliau mendapat perawatan Intensif dari Penyakit yang sudah  menggerogoti kesehatannya beberapa minggu terahir  .


Wafat di Usia baru beberapa bulan kemarin menginjak ke 45 Tahun , istri dari Mohammad Umar Salim yang lahir di bulan Agustus 1976 tersebut , tinggal di Kedungduro -Krembangan- Sidoarjo dan  telah mempunyai Putra/Putri  6 ( Enam ) Orang , yang saat ini sebagaian besar Masih pelajar/Santri dan ada 1 putri yang masih belum sekolah ( Balita )  


مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Artinya : “Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).


Almarhumah , yang diketahui mengidap penyakit Tumor sejak beberapa tahun yang lalu  (2016) dan beberapa kali dilakukan Pengobatan/perawatan intensif  di Rumah Sakit  yang Alhamdulillah bisa dilalui dengan Kesabaran dan Ketawakkalan kepada Alloh SWT . 

Penyakit yang terus menggerogoti dan membutuhkan pengobatan/perawatan Intensif sebulan terahir ini harus dilakukan dengan disertai kepasrahan kepada Allah SWT yang Maha Pencipta dan Penentu Hidup dan Mati MakhlukNya. Perawatan yang membutuhkan Kesabaran dan ketelatenan dari sang Suami dan Membutuhkan kasih sayang dan cinta kasih tulus dari Anak-anaknya yang sangat berbakti kepada orang tuanya . 


Almarhumah yang masa kecilnya dibesarkan di kampung Bureng Karang rejo Surabaya , dan masa remajanya lebih banyak di Buduran Sidoarjo dengan Sekolah , kuliah dan Mengaji di sana ,
Dilingkungan pondok pesantren Al-Khoziny Buduran Sidoarjo  , beliau dididik dengan Ilmu dan Amaliah Islam dan ditempa pendidikan karakter dan Pengalaman kehidupan ( Baca : Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran )  hingga Setelah berkeluarga dan bersuami serta mempunyai putra/putri karakter Keislaman dan Pesantren diterapkan ke Anak-anaknya yang kini sebagaian besar dididik di Pondok Pesantrean 


Jenazah yang dimakamkan di Pemakaman Keluarga Dungduro yang disana dimakamkan Sesepuh Dungduro Kyai Nidhomuddin  di Daerah Bambe  , dengan dilakukan Adzan dan Iqomah sesuai dengan Syari'at yang dituntunkan dilakukan oleh Putra Beliau dan dibantu oleh Jama'ah Lainnya , Setelah dilakukan Pemakaman dilakukan Talkin Mayyid  dan dimintakan persaksian ke Jama'ah Pelayat yang hadir memadari Pemakaman  tersebut bahwa saat ini yang telah dimakamkan dan sekarang bergelar " Jenazah " Ibu Hj. Lilik Fadlun adalah Orang " Baik " dalam Hablum Minan Naas ( Hubungan Kemanusiaan / Kemasyarakatan ) 




Script

0 comments:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Komentar yang sekaligus sebagai Informasi dan Diskusi Kita , Bila Belum ada Jawaban Akan secepatnya ditindaklanjuti