3- باب الصبر
BAB 3 : SABAR
قَالَ الله تَعَالَى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا﴾ [ آل عمران: 200 ]
وقال تعالى: ﴿وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ﴾ [ البقرة: 155]
، وَقالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَاب﴾ [ الزمر:10 ]
، وَقالَ تَعَالَى: ﴿وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ﴾ [الشورى: 43 ]
وَقالَ تَعَالَى: ﴿اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ﴾ [البقرة: 153]
وَقالَ تَعَالَى: ﴿وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ﴾ [ محمد: 31 ]
وَالآياتُ في الأمر بالصَّبْر وَبَيانِ فَضْلهِ كَثيرةٌ مَعْرُوفةٌ.
Allah Ta`ala berfirman, " (( Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan saling menyabarkan [ cukupkanlah kesabaran itu.] ))" ( Ali-Imran: 200)
Allah Ta`ala berfirman pula, " (( Sesungguhnya Kami akan { pasti } memberikan cobaan { sedikit } kepadamu semua seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. ))" (al-Baqarah: 155)
Lagi Allah Ta`ala berfirman, " (( Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya { karena amat banyaknya } ))." (az-Zumar: 10)
Juga Allah Ta`ala berfirman, "(( Orang yang bersabar dan suka memaafkan, sesungguhnya hal yang demikian itu sesungguhnya termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh.)) " (as-Syura: 43)
Allah Ta`ala berfirman pula, "(( Mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (al-Baqarah: 153)
Lagi Allah Ta`ala berfirman, "(( Dan sesungguhnya Kami hendak menguji kepadamu semua, sehingga Kami dapat mengetahui siapa diantara engkau semua itu yang benar-benar berjihad dan siapa pula orang-orang yang bersabar.)) " (Muhammad: 31)
Ayat-ayat yang mengandung perintah untuk bersabar dan yang menerangkan keutamaan sabar itu amat banyak sekali dan dapat dimaklumi.
- Setiap orang pasti diberikan coba’an oleh Alloh swt dengan Ketakutan yang bisa berupa ketakutan atas kejadian yang akan menimpa . bisa berupa kelaparan , kekurangan harta , kekurangan jiwa atau buah2an yang mengalami gagal panen
- Dalam bahasa indonesia ada dua kata yaitu Sabar dan Tabah yang dalam bahasa Arab cukup dengan satu kata yaitu Sabar"
وعن أبي مالكٍ الحارث بن عاصم الأشعريِّ - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمان، والحَمدُ لله تَمْلأُ الميزَانَ، وَسُبْحَانَ الله والحَمدُ لله تَملآن - أَوْ تَمْلأُ - مَا بَينَ السَّماوات وَالأَرْضِ، والصَّلاةُ نُورٌ، والصَّدقةُ بُرهَانٌ، والصَّبْرُ ضِياءٌ، والقُرْآنُ حُجةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ([*]). كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائعٌ نَفسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُها )) رواه مسلم.
أخرجه: مسلم 140/1 ( 223 ).
حجة لك إذا امتثلت أوامره واجتنبت نواهيه، وحجة عليـك إن لمتمتثـل أوامـره ولم تجتنـب نواهيـه
دليل الفالحين 171/1 ، وهذا ليس خاصًا بالقرآن بل يشمل كـل العلـومالـشرعية فـما علمنـاه إمـا أن
يكون حجة لنا وإما أن يكون حجة علينا ، فإن عملنا به فهو حجة لنا وإن لمنعمل به فهـو علينـا وهـو
وبال أي إثم وعقوبة. انظر: فتح ذي الجلال والإكرام 41/1 .
25.- Dari { Nama Kehormatan } Abu Malik { Nama Aslinya } al-Harits bin Ashim al-Asy'ari r.a. berkata, Rasulullahﷺ bersabda, " (( Bersuci adalah separuh keimanan , dan { ucapan } Alhamdulillah itu memenuhi timbangan, { ucapan } “ Subhanallah wa Alhamdulillah” itu dapat memenuhi atau mengisi penuh apa-apa yang ada diantara langit-langit dan bumi, Shalat itu adalah cahaya, sedekah adalah sebagai tanda { keimanan bagi yang memberikannya } sabar adalah merupakan Sinar [ cahaya yang terang ] pula, Al-Quran adalah merupakan hujjah [ argumentasi ] untuk kepentinganmu atau untuk melawanmu {{ kebahagiaanmu jikalau mengikuti perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya } dan dapat pula sebagai hujjah atas kemalanganmu { jikalau tidak mengikuti perintah-perintahnya dan suka melanggar larangan-larangannya} } . Setiap Manusia [ saling bergegas ] itu berpagi-pagi, maka ada yang menjual dirinya [kepada Allah] { berarti ia memerdekakan dirinya sendiri [dari siksa Allah Ta'ala itu]} dan ada yang merusakkan dirinya sendiri pula { karena tidak menginginkan keridhaan Allah Ta'ala} ))." Riwayat Muslim
وعن أبي سَعيد سعدِ بن مالكِ بنِ سنانٍ الخدري - رضي الله عنهما -: أَنَّ نَاساً مِنَ الأَنْصَارِ سَألوا رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - فَأعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَألوهُ فَأعْطَاهُمْ، حَتَّى نَفِدَ مَا عِندَهُ، فَقَالَ لَهُمْ حِينَ أنْفْقَ كُلَّ شَيءٍ بِيَدِهِ: (( مَا يَكُنْ عِنْدي مِنْ خَيْر فَلَنْ أدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ. وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْراً وَأوْسَعَ مِنَ الصَّبْر([*])) مُتَّفَقٌ عليه.
أخرجه: البخاري 151/2 ( 1469 )، ومسلم 102/3 ( 1053 ) ( 124 ).
في الحديث : الحث على التعفف والقناعة، والصبر على ضيق العيش وغيرهمن مكـاره الـدنيا . شرح
صحيح مسلم للنووي 145/4 ( 1053 )
26.- Dari Abu Said yaitu Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta [sedekah] kepada Rasulullah ﷺ , lalu Beliauﷺ memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliauﷺ pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya , kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda, " (( Apa saja kebaikan [ yakni harta] yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali { akan kusimpan darimu sehingga } tidak kuberikan padamu semua,{ tetapi karena sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan } . Barangsiapa yang menjaga diri [dari meminta-minta pada orang lain], maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah, dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup [kaya ] maka akan diberi kekayaan oleh Allah [ kaya hati dan jiwa] dan barangsiapa yang berlaku sabar maka akan dikarunia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas [ kegunaannya] daripada { karunia } kesabaran itu.)) " Muttafaq 'alaih
وعن أبي يحيى صهيب بن سنانٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( عَجَباً لأمْرِ المُؤمنِ إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خيرٌ ولَيسَ ذلِكَ لأَحَدٍ إلاَّ للمُؤْمِن: إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكانَ خَيراً لَهُ، وإنْ أصَابَتْهُ ضرَاءُ صَبَرَ فَكانَ خَيْراً لَهُ )) رواه مسلم.
أخرجه: مسلم 227/8 ( 2999 ).
27.- Dari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan r.a., katanya, Rasulullah ﷺ. bersabda, " (( Amat mengherankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seorangpun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan sesuatu yang menggembirakan [kelapangan hidup ], iapun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya, sedang apabila ia ditimpa oleh sesuatu yang tidak meggembirakan [ kesukaran ] { yakni yang merupakan bencana } iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya.)) " Riwayat Muslim
وعن أنَسٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: لَمَّا ثَقُلَ([*]) النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - جَعلَ يَتَغَشَّاهُ الكَرْبُ، فَقَالَتْ فَاطِمَةُ - رضي الله عنها -: وَاكَربَ أَبَتَاهُ. فقَالَ: (( لَيْسَ عَلَى أَبيكِ كَرْبٌ بَعْدَ اليَوْمِ )) فَلَمَّا مَاتَ، قَالَتْ: يَا أَبَتَاهُ، أَجَابَ رَبّاً دَعَاهُ ! يَا أَبتَاهُ، جَنَّةُ الفِردَوسِ مَأْوَاهُ ! يَا أَبَتَاهُ، إِلَى جبْريلَ نَنْعَاهُ ! فَلَمَّا دُفِنَ قَالَتْ فَاطِمَةُ - رضي الله عنها -: أَطَابَتْ أنْفُسُكُمْ أنْ تَحْثُوا عَلَى رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - التُّرَابَ؟! رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 18/6 ( 4462 )
.
ثقل : من شدة المرض. وفي الحديث : جوازالتوجع للميت عند احتضاره ، أمـا قولهـا بعـد أن قـبض
، فيؤخذ منه أن تلك الألفاظ إذاكان الميـت متـصفًا بهـا لا يمنـع ذكـره بهـا بعـد موتـه، بخـلاف مـا إذا
كانت فيه ظاه ًرا وهو في الباطن بخلاف ذلك أو لا يتحقق اتـصافه بهـا فيـدخل المنـع . دليـل الفـالحين
. 180/1
28.- Dari Anas r.a. katanya: " Ketika Nabi ﷺ. sudah berat sakitnya [ sakit keras] { Menjelang wafat Beliauﷺ } , Jadi beliauﷺ diliputi oleh kedukaan { kerana diliputi oleh kedukaan menghadapi sakratulmaut } , kemudian Fathimah radhiallahu 'anha berkata: '' Aduhai { Alangkah berat } kedukaan [ sesuatu yang memberatkan diri ] yang dihadapi ayahanda." . Nabi ﷺ. bersabda: “ (( Ayahmu tidak akan { menderita } kedukaan [ sesuatu yang memberatkan diri ] lagi setelah hari ini )) ”. Selanjutnya setelah beliau ﷺ. wafat, Fathimah berkata: " Aduhai ayahanda, beliau telah memenuhi panggilan Tuhannya ! . Aduhai ayahanda, syurga Firdaus adalah tempat kediamannya ! . Aduhai ayahanda, kepada Jibril kita sampaikan berita wafatnya. !" Kemudian setelah Beliauﷺ dikebumikan, Fathimah radhiallahuanha berkata pula: " { Hai
Anas } , mengapa hatimu semua merasa tenang dengan menyebarkan tanah [ menimbun ] di atas makam Rasulullah ﷺ tanah [debu] itu?" -Riwayat Bukhari -
- Maksudnya: Melihat betapa besar kecintaan para sahabat kepada Beliauﷺ itu tentunya akan merasa tidak sampai hati mereka untuk menutupi makam Rasulullahﷺ dengan tanah. Mendengar ucapan Fathimah radhiallahu 'anha ini, Anas r.a. diam belaka dan tentunya dalam hati ia berkata: "Hati memang tidak sampai berbuat demikian, tetapi sudah demikian itulah yang diperintahkan oleh Beliauﷺ. sendiri."
- واَكر َ َب أبَتاُ ه Sighot keluhan / aduhan dengan wau Alif dan ha dibelakangnya
وعن أبي زَيدٍ أُسَامَةَ بنِ زيدِ بنِ حارثةَ مَوْلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - وحِبِّه وابنِ حبِّه - رضي الله عنهما -، قَالَ: أرْسَلَتْ بنْتُ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - إنَّ ابْني قَد احْتُضِرَ فَاشْهَدنَا، فَأَرْسَلَ يُقْرىءُ السَّلامَ، ويقُولُ: (( إنَّ لله مَا أخَذَ وَلَهُ مَا أعطَى وَكُلُّ شَيءٍ عِندَهُ بِأجَلٍ مُسَمًّى فَلتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ)) فَأَرسَلَتْ إِلَيْهِ تُقْسِمُ عَلَيهِ لَيَأتِينَّهَا. فقامَ وَمَعَهُ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ، وَمُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ، وَأُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ، وَزَيْدُ بْنُ ثَابتٍ، وَرجَالٌ y، فَرُفعَ إِلَى رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - الصَّبيُّ، فَأقْعَدَهُ في حِجْرِهِ وَنَفْسُهُ تَقَعْقَعُ، فَفَاضَتْ عَينَاهُ فَقالَ سَعدٌ: يَا رسولَ الله، مَا هَذَا؟ فَقالَ: (( هذِهِ رَحمَةٌ جَعَلَها اللهُ تَعَالَى في قُلُوبِ عِبَادِهِ )) وفي رواية: (( فِي قُلُوبِ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ، وَإِنَّما يَرْحَمُ اللهُ مِنْ عِبادِهِ الرُّحَماءَ)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وَمَعنَى {تَقَعْقَعُ}: تَتَحرَّكُ وتَضْطَربُ.
أخرجه: البخاري 100/2 ( 1284 )، ومسلم 39/3 ( 923 ).
وفيه دليل على وجوب الصبر لأن الرسول
r، قال : (( ُمرها فلتصبر ولتحتسب )) وفيه دليل عـلى أن هذه الصيغة . وأفضل من قول بعـض النـاس : (( أعظـم االله أجـرك ، وأحـسن
عزاءك وغفرلميتك )) هذه صيغةاختارها بعض العلماء لكن الصيغةالتي اختارها الرسـول
rأفـضل
، لأن المصاب إذا سمعها اقتنع أكثر.
29.- Dari Abu Zaid, yaitu Usamah bin Zaid bin Haritsah, sahaya Rasulullah ﷺ. serta kekasihnya ﷺ serta putera kekasihnya pula radhiallahu 'anhuma, katanya: " Mengirimkan seorang utusan Puteri Nabiﷺ. { tidak disebutkan namanya } untuk mengirimkan berita kepada Nabiﷺ " bahwa anakku sudah sekarat [hampir meninggal dunia], maka { nabi diharapkan segera datang } supaya menyaksikan keadaan kita.{ yang akan meninggal serta yang sedang menungguinya } . Beliauﷺ lalu mengirimkan kabar sambil menyampaikan salam, Bersabda nabiﷺ: " (( Sesungguhnya bagi Allah adalah apa yang Dia ambil dan bagiNya pula apa yang Dia berikan dan segala sesuatu di sampingnya itu adalah dengan ajal yang telah ditentukan , maka hendaklah bersabar dan supaya memcari pahala { berniat mencari keridhaan Allah.} "
Puteri Nabiﷺ. mengirimkan berita lagi serta bersumpah nadanya supaya beliau suka mendatanginya [ mengunjunginya ] dengan sungguh-sungguh. Beliauﷺ. lalu berdiri dan disertai oleh Sa'ad bin Ubadah, Mu'az bin Jabal, Ubai bin Ka'ab dan Zaid bin Tsabit dan beberapa orang lelaki [sahabat] lain radhiallahu 'anhum. maka diangkat { Anak kecil } lalu disampaikan kepada Rasulullahﷺ., kemudian diletakkannya [ didudukkan ] di atas pangkuannya sedang nafas anak itu terengah-engah [ tersengal-sengal ]. Kemudian melelehlah airmata dari kedua mata beliauﷺ. itu. Sa'ad berkata: "Hai Rasulullah, apakah itu { menangis } ?" Beliauﷺ. menjawab : " (( { tetesan } Air mata ini adalah sebagai kerahmatan Allah Ta'ala { yang dikaruniakan } dalam hati para hambaNya. )) " Dalam riwayat lain disebutkan: " (( { Air mata merupakan kerahmatan } Dalam hati siapa saja yang disukai [dikehendaki] olehNyaﷻ daripada hambaNyaﷻ. Dan sesungguhnya Allahﷻ akan menyayangi hambahamba-Nyaﷻ yang mempunyai rasa kasih sayang kepada sesamanya ))”." Muttafaq 'alaih
Makna (( Taqa'qa'u )) ialah bergerak dan bergoncang keras (berdebar-debar).
وعن صهيب - رضي الله عنه -: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( كَانَ مَلِكٌ فيمَنْ كَانَ قَبلَكمْ وَكَانَ لَهُ سَاحِرٌ فَلَمَّا كَبِرَ قَالَ للمَلِكِ: إنِّي قَدْ كَبِرْتُ فَابْعَثْ إلَيَّ غُلاماً أُعَلِّمْهُ السِّحْرَ؛ فَبَعثَ إِلَيْهِ غُلاماً يُعَلِّمُهُ، وَكانَ في طرِيقِهِ إِذَا سَلَكَ رَاهِبٌ، فَقَعدَ إِلَيْه وسَمِعَ كَلامَهُ فَأعْجَبَهُ، وَكانَ إِذَا أتَى السَّاحِرَ، مَرَّ بالرَّاهبِ وَقَعَدَ إِلَيْه، فَإذَا أَتَى السَّاحِرَ ضَرَبَهُ، فَشَكَا ذلِكَ إِلَى الرَّاهِب، فَقَالَ: إِذَا خَشيتَ السَّاحِرَ، فَقُلْ: حَبَسَنِي أَهْلِي، وَإذَا خَشِيتَ أهلَكَ، فَقُلْ: حَبَسَنِي السَّاحِرُ([1]). فَبَيْنَما هُوَ عَلَى ذلِكَ إِذْ أَتَى عَلَى دَابَّةٍ عَظِيمَةٍ قَدْ حَبَسَتِ النَّاسَ، فَقَالَ: اليَوْمَ أعْلَمُ السَّاحرُ أفْضَلُ أم الرَّاهبُ أفْضَلُ؟ فَأخَذَ حَجَراً، فَقَالَ: اللَّهُمَّ إنْ كَانَ أمْرُ الرَّاهِبِ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ أمْرِ السَّاحِرِ فَاقْتُلْ هذِهِ الدّابَّةَ حَتَّى يَمضِي النَّاسُ، فَرَمَاهَا فَقَتَلَها ومَضَى النَّاسُ، فَأتَى الرَّاهبَ فَأَخبَرَهُ. فَقَالَ لَهُ الرَّاهبُ: أَيْ بُنَيَّ أَنْتَ اليَومَ أفْضَل منِّي قَدْ بَلَغَ مِنْ أَمْرِكَ مَا أَرَى، وَإنَّكَ سَتُبْتَلَى، فَإن ابْتُلِيتَ فَلاَ تَدُلَّ عَلَيَّ؛ وَكانَ الغُلامُ يُبْرىءُ الأكْمَهَ وَالأَبْرصَ، ويداوي النَّاسَ مِنْ سَائِرِ الأَدْوَاء. فَسَمِعَ جَليسٌ لِلملِكِ كَانَ قَدْ عَمِيَ، فأتاه بَهَدَايا كَثيرَةٍ، فَقَالَ: مَا ها هُنَا لَكَ أَجْمعُ إنْ أنتَ شَفَيتَنِي، فَقَالَ: إنّي لا أشْفِي أحَداً إِنَّمَا يَشفِي اللهُ تَعَالَى، فَإنْ آمَنْتَ بالله تَعَالَى دَعَوتُ اللهَ فَشفَاكَ، فَآمَنَ بالله تَعَالَى فَشفَاهُ اللهُ تَعَالَى، فَأَتَى المَلِكَ فَجَلسَ إِلَيْهِ كَما كَانَ يَجلِسُ، فَقَالَ لَهُ المَلِكُ: مَنْ رَدّ عَلَيْكَ بَصَرَكَ؟ قَالَ: رَبِّي، قَالَ: وَلَكَ رَبٌّ غَيري؟ قَالَ: رَبِّي وَرَبُّكَ اللهُ، فَأَخَذَهُ فَلَمْ يَزَلْ يُعَذِّبُهُ حَتَّى دَلَّ عَلَى الغُلامِ، فَجيء بالغُلاَمِ، فَقَالَ لَهُ المَلِكُ: أيْ بُنَيَّ، قَدْ بَلَغَ مِنْ سِحْرِكَ مَا تُبْرىء الأَكْمَهَ وَالأَبْرَصَ([2]) وتَفْعَلُ وتَفْعَلُ ! فَقَالَ: إنِّي لا أَشْفي أحَداً، إِنَّمَا يَشفِي الله تَعَالَى. فَأَخَذَهُ فَلَمْ يَزَلْ يُعَذِّبُهُ حَتَّى دَلَّ عَلَى الرَّاهبِ؛ فَجِيء بالرَّاهبِ فَقيلَ لَهُ: ارجِعْ عَنْ دِينكَ، فَأَبَى، فَدَعَا بِالمِنْشَارِ([3]) فَوُضِعَ المِنْشَارُ في مَفْرق رَأسِهِ، فَشَقَّهُ حَتَّى وَقَعَ شِقَّاهُ، ثُمَّ جِيءَ بِجَليسِ المَلِكِ فقيل لَهُ: ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ، فَأَبَى، فَوضِعَ المِنْشَارُ في مَفْرِق رَأسِهِ، فَشَقَّهُ بِهِ حَتَّى وَقَعَ شِقَّاهُ، ثُمَّ جِيءَ بالغُلاَمِ فقيلَ لَهُ: ارْجِعْ عَنْ دِينكَ، فَأَبَى، فَدَفَعَهُ إِلَى نَفَرٍ مِنْ أصْحَابهِ، فَقَالَ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى جَبَلِ كَذَا وَكَذَا فَاصْعَدُوا بِهِ الجَبَل، فَإِذَا بَلَغْتُمْ ذِرْوَتَهُ فَإِنْ رَجَعَ عَنْ دِينِهِ وَإلاَّ فَاطْرَحُوهُ. فَذَهَبُوا بِهِ فَصَعِدُوا بِهِ الجَبَلَ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ أكْفنيهمْ بِمَا شِئْتَ، فَرَجَفَ بهِمُ الجَبلُ فَسَقَطُوا([4])، وَجاءَ يَمشي إِلَى المَلِكِ، فَقَالَ لَهُ المَلِكُ: مَا فَعَلَ أصْحَابُكَ؟ فَقَالَ: كَفَانِيهمُ الله تَعَالَى، فَدَفَعَهُ إِلَى نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ: اذْهَبُوا بِهِ فاحْمِلُوهُ في قُرْقُورٍ وتَوَسَّطُوا بِهِ البَحْرَ، فَإنْ رَجعَ عَنْ دِينِهِ وإِلاَّ فَاقْذِفُوهُ. فَذَهَبُوا بِهِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ أكْفِنيهمْ بمَا شِئْتَ، فانْكَفَأَتْ بِهمُ السَّفينةُ فَغَرِقُوا، وَجَاء يَمْشي إِلَى المَلِكِ. فَقَالَ لَهُ المَلِكُ: مَا فعلَ أصْحَابُكَ؟ فَقَالَ: كَفَانيهمُ الله تَعَالَى. فَقَالَ لِلمَلِكِ: إنَّكَ لَسْتَ بقَاتلي حَتَّى تَفْعَلَ مَا آمُرُكَ بِهِ. قَالَ: مَا هُوَ؟ قَالَ: تَجْمَعُ النَّاسَ في صَعيدٍ وَاحدٍ وتَصْلُبُني عَلَى جِذْعٍ، ثُمَّ خُذْ سَهْماً مِنْ كِنَانَتي، ثُمَّ ضَعِ السَّهْمَ في كَبدِ القَوْسِ ثُمَّ قُلْ: بسْم الله ربِّ الغُلاَمِ([5])، ثُمَّ ارْمِني، فَإنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذلِكَ قَتَلتَني، فَجَمَعَ النَّاسَ في صَعيد واحدٍ، وَصَلَبَهُ عَلَى جِذْعٍ، ثُمَّ أَخَذَ سَهْماً مِنْ كِنَانَتِهِ، ثُمَّ وَضَعَ السَّهْمَ في كَبِدِ القَوْسِ، ثُمَّ قَالَ: بِسمِ اللهِ ربِّ الغُلامِ، ثُمَّ رَمَاهُ فَوقَعَ في صُدْغِهِ([6])، فَوَضَعَ يَدَهُ في صُدْغِهِ فَمَاتَ، فَقَالَ النَّاسُ: آمَنَّا بِرَبِّ الغُلامِ، فَأُتِيَ المَلِكُ فقيلَ لَهُ: أَرَأَيْتَ مَا كُنْتَ تَحْذَرُ قَدْ والله نَزَلَ بكَ حَذَرُكَ. قَدْ آمَنَ النَّاسُ. فَأَمَرَ بِالأُخْدُودِ بأفْواهِ السِّكَكِ فَخُدَّتْ([7]) وأُضْرِمَ فيهَا النِّيرانُ وَقَالَ: مَنْ لَمْ يَرْجعْ عَنْ دِينهِ فَأقْحموهُ فيهَا، أَوْ قيلَ لَهُ: اقتَحِمْ فَفَعَلُوا حَتَّى جَاءت امْرَأةٌ وَمَعَهَا صَبيٌّ لَهَا، فَتَقَاعَسَتْ أنْ تَقَعَ فيهَا، فَقَالَ لَهَا الغُلامُ: يَا أُمهْ اصْبِري فَإِنَّكِ عَلَى الحَقِّ !)) رواه مسلم .(( ذِروَةُ الجَبَلِ )): أعْلاهُ، وَهيَ - بكَسْر الذَّال المُعْجَمَة وَضَمِّهَا - و(( القُرْقُورُ)) : بضَمِّ القَافَينِ نَوعٌ مِنَ السُّفُن وَ(( الصَّعيدُ)) هُنَا: الأَرضُ البَارِزَةُ وَ(( الأُخْدُودُ)) الشُّقُوقُ في الأَرضِ كَالنَّهْرِ الصَّغير، وَ(( أُضْرِمَ)) : أوْقدَ، وَ(( انْكَفَأتْ)) أَي: انْقَلَبَتْ، وَ{تَقَاعَسَتْ}: تَوَقفت وجبنت.
أخرجه: مسلم 229/8 ( 3005 )
جوَزذلك إن قيل بإسلامه واستقامته لأنه رأى أن مصلحة تخلفه عنده تزيد على مفسدة تلك الكذبة
(1)
، فهو نظير الكذب لإصـلاح الخـصمين ، أو أنـه مـن بـاب الكـذب لإنقـاذ المحـترم مـن التعـدي عليـه
بالضرب . دليل الفالحين 187/1 .
الأكمه: الذي يولد أعمى . النهاية
201/4 .
والبرص : داء معروف ، نسأل االله العافية منه ومن كل داء، وهو بياضيقع في الجسد . اللـسان 377/1
(برص).
وفيه لغة صحيحة أخرى هي بالهمزة وهي الأفصح ( المئشار) .
فيه نصر مـن توكـل عـلى االله سـبحانه وانتـصربـه وفـرج عـن حـول نفـسه وقواهـا ، ومـا أحوجنـا إلى
التوكل الخالص على االله مع التوحيد التام والرجوع والالتجاء إلى االله في هذه الأيام الـشديدة نـسأل االله
العافية.
قــصد الغــلا م مــن هــذا الكــلام إفــشاء توحيــد االله تعــالى بــين النــاس وإظهــارأن لا مــؤثر فيشيء
ٍ
سواه ، ولميفطن الملك لذلك ؛ لفرط غباوته.
الصدغ : ما بين العين إلى شحمةالأذن . ووضع يده لتأ لمه من السهم .
أي شقت الأخاديد في الطرق وأشعلت فيها النار. انظر في هذاكلهدليـل الفـالحين 192/1 – 1
30.- Dari Shuhaib r.a. bahwasanya Rasulullah ﷺ. bersabda: " (( Dahulu ada seorang raja dari golongan [ummat ] yang sebelum engkau semua, ia mempunyai seorang ahli sihir. Setelah penyihir itu tua, ia berkata kepada raja: " Sesungguhnya saya ini telah tua, maka itu kirimkanlah padaku seorang pemuda [anak] yang akan saya beri pelajaran ilmu sihir." , Kemudian raja itu mengirimkan padanya seorang anak untuk diajarinya. ketika Anak ini di tengah perjalanannya { menuju tempat tukang sihir } ia bertemu dengan seseorang rahib [pendeta Nasrani ], ia pun duduklah padanya dan mendengarkan ucapan-ucapannya dan ia pun terpesona { atas omongan rohib tersebut } . Apabila ia telah datang {berjalan } di tempat penyihir { yakni dari pelajarannya } ia pun melalui tempat rahib tadi dan terus duduk
di situ . Selanjutnya apabila datang di tempat penyihir, ia pun dipukul olehnya { kerana kelambatandatangnya } maka { Hal yang sedemikian itu } diadukan { oleh anak itu } kepada rahib, lalu rahib berkata: "Jikalau engkau takut pada penyihir itu, katakanlah : " Aku ditahan oleh keluargaku , dan jikalau engkau takut pada keluargamu, maka katakanlah bahwa aku ditahan oleh penyihir." .
Pada suatu ketika di waktu ia dalam keadaan yang sedemikian itu, lalu tibalah ia di suatu tempat dan di situ ada seekor binatang yang besar dan menghalang-halangi orang-orang { untuk berlalu di jalanan itu } . Anak itu lalu berkata: "Pada hari ini saya akan mengetahui, apakah penyihir itu yang lebih baik ataukah pendeta itu yang lebih baik?" Ia pun lalu mengambil sebuah batu kemudian berkata: "Ya Allah, apabila perkara pendeta itu lebih dicintai di sisiMu daripada perkara penyihir, maka bunuhlah binatang ini { binatang yang besar dan menghalang-halangi }sehingga orang-orang banyak dapat berlalu.{ melewati jalan } " Selanjutnya binatang itu dilemparnya dengan batu tadi, kemudian dibunuhnya dan orang-orang pun berlalulah. Ia lalu mendatangi rahib dan memberitahukan hal tersebut. Rahib itupun berkata: "Hai anakku, engkau sekarang adalah lebih mulia daripada ku sendiri. { Keadaanmu } sudah sampai di suatu tingkat yang saya sendiri
dapat melihatnya [memakluminya]. Sesungguhnya engkau akan terkena cobaan, maka jikalau engkau terkena cobaan itu, janganlah menunjuk kepadaku."
kemudian Pemuda [Anak itu] lalu dapat menyembuhkan orang buta dan { menyembuhkan orang } berpenyakit Abros [ kulit putih belonteng-belonteng/belang ] serta dapat mengobati orang banyak dari segala macam penyakit. Hal itu didengar oleh kawan seduduk [ yakni sahabat karib / penasehat ] raja yang telah menjadi buta. Ia datang pada anak itu dengan membawa beberapa hadiah yang banyak jumlahnya, kemudian berkata: "Apa saja yang ada di sisimu ini adalah menjadi milikmu, apabila engkau dapat menyembuhkan aku." Pemuda [Anak ] itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapapun, hanya Allah Ta'ala yang dapat menyembuhkannya. Maka jikalau Tuan beriman kepada Allah Ta'ala, saya akan berdoa kepada Allahﷻ, semoga Dia suka menyembuhkan Tuan. Kawan raja itu lalu
beriman kepada Allah Ta'ala, kemudian Allahﷻ menyembuhkannya. Ia lalu mendatangi raja terus duduk di dekatnya sebagaimana duduknya yang sudah-sudah. Raja kemudian bertanya: "Siapakah yang mengembalikan penglihatanmu itu?" { Maksudnya: Siapakah yang menyembuhkan butamu itu? } {sahabat karib / penasehat} itu menjawab: "Tuhanku." Raja bertanya: "Adakah engkau mempunyai Tuhan lain lagi selain dari diriku?" Ia menjawab: "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allahﷻ ." Kawannya itu lalu ditindak oleh raja tadi dan terus-menerus diberikan siksaan padanya, sehingga kawannya itu menunjuk kepada anak yang
menyebabkan kesembuhannya. Anak itupun didatangkan. Raja berkata padanya: "Hai anakku, kiranya sihirmu sudah sampai ke tingkat dapat menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit Abros [ kulit putih belonteng-belonteng/belang ] dan engkau dapat melakukan ini dan dapat pula melakukan itu."
Anak itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan seseorangpun, hanya Allah Ta'ala jualah yang menyembuhkannya." Anak itupun ditindaknya, dan
terus-menerus diberikan siksaan padanya, sehingga ia menunjuk kepada pendeta. Pendetapun didatangkan, kemudian kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu!" {Maksudnya supaya meninggalkan agama Nasrani dan beralih menyembah raja dan patung-patung } . Pendeta itu enggan mengikuti perintahnya. Raja meminta supaya diberi gergaji, kemudian diletakkanlah gergaji itu di tengah kepalanya. Kepala itu dibelahnya sehingga jatuhlah kedua belahan kepala tersebut. Selanjutnya didatangkan pula kawan seduduk [ yakni sahabat karib / penasehat ] raja dahulu itu, lalu kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu itu!" Ia pun enggan menuruti perintahnya. Kemudian diletakkan pulalah gergaji itu di tengah kepalanya lalu dibelahnya, sehingga jatuhlah kedua belahannya itu. Seterusnya didatangkan pulalah Pemuda [anak] itu. Kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu." ia pun menolak ajakannya.
Kemudian anak itu diberikan kepada sekelompok sahabatnya lalu berkata: "Pergilah membawa anak ini ke gunung ini atau itu, naiklah dengannya { dengan pemuda tadi } ke gunung itu. Jikalau engkau semua telah sampai di puncaknya, maka apabila anak ini kembali dari agamanya, bolehlah engkau lepaskan, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ia dari atas gunung itu." Sahabat- sahabatnya itu pergi membawanya, kemudian menaiki gunung, lalu Pemuda [anak ] itu berdo'a: "Ya Allah, lepaskanlah hamba dari orang-orang ini dengan kehendakMu." Kemudian gunung itupun bergerak keras [ bergetar ]dan orang-orang itu jatuhlah semuanya. Pemuda [Anak itu] lalu berjalan menuju ke tempat raja. Raja berkata: "Apa yang dilakukan oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab:
"Allah Ta'ala telah melepaskan aku dari tindakan mereka. Anak tersebut terus diberikan kepada sekelompok sahabat-sahabatnya yang lain lagi dan berkata: "Pergilah dengan membawa anak ini dalam sebuah perahu kecil dan berlayarlah sampai di tengah lautan. Jikalau ia kembali dari agamanya - maka lepaskanlah ia, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ke lautan itu." Orang-orang bersama-sama pergi membawanya, lalu anak itu berdo'a: "Ya Allah,
lepaskanlah hamba dari orang-orang ini dengan kehendakMu." Tiba-tiba perahu [ tongkang ] itu terbalik, maka tenggelam lah semuanya. Anak itu sekali lagi berjalan ke tempat raja. Rajapun berkatalah: "Apakah yang dikerjakan oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab: "Allah Ta'ala telah melepaskan aku dari tindakan mereka." Selanjutnya ia berkata pula pada raja: "Tuan tidak dapat membunuh saya, sehingga Tuan suka melakukan apa yang kuperintahkan." Raja
bertanya: "Apakah itu?" Ia menjawab: "Tuan kumpulkan semua orang di lapangan menjadi satu dan Tuan salibkan [ diikat ] saya di batang pohon, kemudian ambillah sebatang anak panah dari tempat panahku ini, lalu letakkanlah anak panah itu pada busurnya, lalu ucapkanlah: "Dengan nama Allah, Tuhan anak ini," terus lemparkanlah anak panah itu. Sesungguhnya apabila Tuan mengerjakan semua itu, tentu Tuan dapat membunuhku."
Raja mengumpulkan semua orang di suatu padang luas dan Pemuda [Anak itu] disalibkan pada sebatang pohon, kemudian mengambil sebuah anak panah dari tempat panahnya, lalu meletakkan anak panah di busur, terus mengucapkan: "Dengan nama Allah, Tuhan anak ini." Anak panah dilemparkan dan jatuhlah anak panah itu pada pelipis anak tersebut. Anak itu meletakkan tangannya di pelipisnya, kemudian meninggal dunia. Orang-orang yang berkumpul itu sama berkata: "Kita semua beriman kepada
Tuhannya anak ini." Raja didatangi dan kepadanya dikatakan: " Adakah Tuan mengetahui apa yang selama ini Tuan takutkan? Benar-benar, demi Allah, apa yang Tuan takutkan itu telah tiba { yakni tentang keimanan seluruh rakyatnya.} Orang-orang semuanya telah beriman." . Raja memerintahkan supaya orang-orang itu digiring di parit celah-celah bumi [ yang bertebing dua kanan-kiri , yaitu di pintu lorong jalan. ] Celah-celah itu dibelahkan dan dinyalakan api di situ, Ia berkata: "Barangsiapa yang tidak kembali dari agamanya, maka lemparkanlah ke dalam celah-celah itu," atau dikatakan: "Supaya melemparkan dirinya
sendiri ke dalamnya." Orang banyak melakukan yang sedemikian itu { sebab tidak ingin kembali menjadi kafir dan musyrik lagi,} sehingga ada seorang wanita yang datang dengan membawa bayinya. Wanita ini agaknya gemetar [ketakutan ] ketika hendak menceburkan diri ke dalamnya. Bayinya itu lalu berkata: "Hai ibunda, bersabarlah, kerana sesungguhnya ibu adalah menetapi atas kebenaran.")) Riwayat Muslim
(( Dzirwatul jabal )) artinya puncaknya gunung. Ini boleh dibaca dengan kasrahnya dzal mu'jamah atau dhammahnya. (( Alqurquur )) dengan didhammahkannya kedua qafnya, adalah suatu macam dari golongan perahu. (( Ashsha'id )) di sini artinya bumi lapang dan panas .
(( Alukhduud )) ialah beberapa belahan di bumi seperti sungai kecil. (( Adhrama )) artinya menyalakan. (( Inkafa-at )) artinya bolak-balik / berubah. (( Taqaa-'asat)) , artinya terhenti atau tidak berani maju dan pula merasa ketakutan.
وعن أنس - رضي الله عنه -، قَالَ: مَرَّ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - بامرأةٍ تَبكي عِنْدَ قَبْرٍ، فَقَالَ: (( اتّقِي الله واصْبِري)) فَقَالَتْ: إِليْكَ عَنِّي؛ فإِنَّكَ لم تُصَبْ بمُصِيبَتي وَلَمْ تَعرِفْهُ، فَقيلَ لَهَا: إنَّه النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - فَأَتَتْ بَابَ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم -، فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابينَ، فقالتْ: لَمْ أعْرِفكَ، فَقَالَ: (( إنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولى([*]) )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
(( وفي رواية لمسلم : (( تبكي عَلَى صَبيٍّ لَهَا .
أخرجه: البخاري 99/2 ( 1283 )، ومسلم 40/3 ( 926 ) ( 15 ).
قال النووي : في الحديث الأمـر بـالمعروف والنهـي عـن المنكـر مـع كـل أحـد ، والاعتـذار إلى أهـل
الفضل إذا أساء الإنسان أدبه معهم ، وفيه ماكـان عليـه النبـي مـن التواضـع ، وأنـه ينبغـي للإ مـام
والقاضي إذ الم يحتج إلى ّبواب أن لا يتخذه )) . شرح صحيح مسلم 11/4 ( 926 ).
31- . Dari Anas r.a., katanya: " Nabi ﷺ berjalan melewati [ melalui ] seorang wanita yang sedang menangis di atas sebuah kubur. Beliau bersabda ﷺ: " (( Bertaqwalah kepada Allahﷻ dan bersabarlah! )) " Wanita itu berkata: "Ah, menjauhlah daripadaku { ungkapan untuk mengusir } , kerana Tuan tidak terkena mushibah { sebagaimana yang mengenai diriku } dan Tuan tidak mengetahui mushibah apa itu." Wanita tersebut diberitahu { oleh sahabat beliauﷺ. } bahwa { yang diajak bicara } tadi adalah Nabi ﷺ. } , Ia lalu mendatangi pintu rumah Nabiﷺ tetapi di depannya [mukanya] itu tidak didapatinya penjaga-penjaga pintu { sehingga ia dapat masuk dengan tidak bersusah payah } . Wanita itu lalu berkata: "Saya memang tidak mengenal Tuanﷺ { maka itu maafkan pembicaraanku tadi. } " Kemudian beliauﷺ. bersabda: " (( Bahwasanya bersabar { yang sangat terpuji } itu ialah di kala benturan [ mendadaknya kedatangan mushibah] yang pertama. )) " - Muttafaq 'alaih -
Dalam riwayat Muslim disebutkan: " (( Wanita itu menangisi anak kecilnya { yang mati }. )) "
-
Maksud "Mendadaknya kedatangan mushibah yang pertama," bukan berarti ketika mendapatkan mushibah yang pertama kali dialami sejak hidupnya, tetapi di saat baru terkena mushibah itu ia bersabar, baik mushibah itu yang pertama kalinya atau keduanya, ketiganya dan selanjutnya.
- Jadi kalau sesudah sehari atau dua hari baru ia mengatakan: "Aku sekarang sudah berhati sabar tertimpa mushibah yang kemarin itu," maka ini bukannya sabar pada pertama kali, sebab sudah terlambat.
وعن أبي هريرة - رضي الله عنه -: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: مَا لعَبدِي المُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ([*]) مِنْ أهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إلاَّ الجَنَّةَ )) رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 112/8 ( 6424 ).
يسمي العلماء هذا القسم من الحديث ، الحديث القدسي ؛ لأن الرسول رواه عـن االله . والـصفي
:
مـن يـصطفيه الإنـسان ويختـاره مـن ولـد ، أو أخ ، أو عـم ، أو أب ، أو أم، أو صـديق ، المهـم أن مـا
يصطفيه الإنسان ويختاره ويرى أنه ذ و صلة منه قوية. إذا أخذه االله، ثم احتسبه الإنـسان ، فلـيس
له جزاء إلا الجنة. شرح رياض الصالحين لابن عثيمين 101/1 .
32.- Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasululiahﷺ. bersabda: " (( Allah Ta'ala berfirman: " Tidak ada { balasan } bagi seseorang hambaKu yang mu'min di sisiKu berupa Balasan [ pahala] , di waktu Aku mengambil [mematikan ] kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia bersabar mengharapkan Balasan [ keridhaan Allah ] , melainkan orang itu akan mendapatkan syurga.)) " - Riwayat Bukhari -
Merupakan Hadist Qudsi yang disampaikan Nabi Muhammadﷺ atas Firman Allohﷻ yang bukan merupakan Ayat Al-Qur'an
وعن عائشةَ - رضي الله عنها -: أَنَّهَا سَألَتْ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - عَنِ الطّاعُونِ([*])، فَأَخْبَرَهَا أنَّهُ كَانَ عَذَاباً يَبْعَثُهُ اللهُ تَعَالَى عَلَى مَنْ يشَاءُ، فَجَعَلَهُ اللهُ تعالى رَحْمَةً للْمُؤْمِنينَ، فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ في الطَّاعُونِ فيمكثُ في بلدِهِ صَابراً مُحْتَسِباً يَعْلَمُ أنَّهُ لا يصيبُهُ إلاَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ إلاَّ كَانَ لَهُ مِثْلُ أجْرِ الشّهيدِ. رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 213/4 ( 3474 ).
الطاعون : قيل : إنه وباء معـين . وقيـل : إنـه كـل وبـاء عـام يحـل بـا لأرض فيـصيب أهلهـا ويمـوت
الناس منه مثل الكوليرا . شرح رياض الصالحين لابن عثيمين 103/1 .
33.- Dari Aisyah radhiallahu 'anha, bahwasanya ia bertanya kepada Rasululiahﷺ. perihal penyakit taun [ penyakit Pandemi ] , lalu beliauﷺ memberi tahukannya bahwa sesungguhnya { taun [pandemi] } itu adalah sebagai siksaan yang dikirimkan oleh Allah Ta'ala kepada siapa saja yang dikehendaki olehNyaﷻ , tetapi juga sebagai kerahmatan yang dijadikan oleh Allah Ta'ala kepada kaum mu'minin. Maka tidak seorang hambapun yang tertimpa oleh taun, kemudian menetap [ berdiam diri ] di negerinya sambil bersabar dan mengharapkan keridhaan Allahﷻ serta mengetahui pula bahwa taun itu tidak akan mengenainya kecuali kerana telah ditetapkan oleh Allahﷻ untuknya, kecuali ia akan memperoleh seperti pahala orang yang mati syahid. " - Riwayat Bukhari -
وعن أنس - رضي الله عنه -، قَالَ: سمعتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، يقول: (( إنَّ الله - عز وجل -، قَالَ: إِذَا ابْتَلَيْتُ عبدي بحَبيبتَيه فَصَبرَ عَوَّضتُهُ مِنْهُمَا الجَنَّةَ)) يريد عينيه، رواه البخاري.
أخرجه: البخاري 151/7 ( 5653 ).
34.- Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengar Rasululiahﷺ bersabda: " (( Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla berfirman: "Jikalau Aku memberi cobaan kepada hambaKu dengan melenyapkan kedua matanya { yakni menjadi buta }, kemudian ia bersabar, maka untuknya akan Kuberi ganti syurga {kerana kehilangan keduanya yakni kedua matanya itu.} ))" - Riwayat Bukhari-
وعن عطَاء بن أبي رَباحٍ، قَالَ: قَالَ لي ابنُ عَباسٍ - رضي الله عنهما -: ألاَ أُريكَ امْرَأةً مِنْ أَهْلِ الجَنَّة؟ فَقُلْتُ: بَلَى، قَالَ: هذِهِ المَرْأةُ السَّوداءُ أتتِ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم -، فَقَالَتْ: إنّي أُصْرَعُ([*])، وإِنِّي أتَكَشَّفُ، فادْعُ الله تَعَالَى لي. قَالَ: (( إنْ شئْتِ صَبَرتِ وَلَكِ الجَنَّةُ، وَإنْ شئْتِ دَعَوتُ الله تَعَالَى أنْ يُعَافِيكِ )) فَقَالَتْ: أَصْبِرُ، فَقَالَتْ: إنِّي أتَكَشَّفُ فَادعُ الله أنْ لا أَتَكَشَّف، فَدَعَا لَهَا. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه: البخاري 150/7 و151 ( 5652 )، ومسلم 16/8 ( 2576 ).
من الصرع وهو مرض معروف نسأل االله العافية.
35. - Dari 'Atha' bin Abu Rabah, katanya: "Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma mengatakan padaku: "Apakah engkau suka saya tunjukkan [ beritahu ] seorang wanita yang tergolong ahli syurga?" Saya berkata: "Baiklah. { saya mau }" Ia [Ibnu Abbas] berkata lagi: "Wanita hitam itu pernah datang kepada Nabiﷺ lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini terserang oleh penyakit ayan [ epilepsi] dan oleh sebab itu lalu saya membuka aurat tubuhku. Oleh kerananya haraplah Tuanﷺ mendoakan untuk saya kepada Allahﷻ { agar saya sembuh. } " Beliauﷺ bersabda: " (( Jikalau engkau suka [ mengharapkan ] hendaklah bersabar saja dan untukmu adalah syurga, tetapi jikalau engkau suka [ mengharapkan] maka saya akan mendoakan untukmu kepada Allah Ta'ala agar penyakitmu itu disembuhkan olehNya. )) " Wanita itu lalu berkata: "Saya bersabar," lalu katanya pula: "Sesungguhnya { kerana penyakit itu }, saya membuka aurat tubuh saya. { Kalau begitu } sudilah Tuanﷺ mendoakan saja untuk saya kepada Allah agar saya tidak sampai membuka aurat tubuh itu." Nabiﷺ lalu mendoakan untuknya { sebagaimana yang dikehendakinya } itu." - Muttafaq 'alaih -
وعن أبي عبد الرحمانِ عبدِ الله بنِ مسعودٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: كَأَنِّي أنْظُرُ إِلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - يَحْكِي نَبِيّاً مِنَ الأَنْبِياءِ، صَلَواتُ الله وَسَلامُهُ عَلَيْهمْ، ضَرَبه قَوْمُهُ فَأدْمَوهُ، وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ وَجْهِهِ، يَقُولُ: (( اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَومي، فَإِنَّهُمْ لا يَعْلَمونَ )) مُتَّفَقٌ علَيهِ.
أخرجه: البخاري 213/4 ( 3477 )، ومسلم 179/5 ( 1792 ).
36.- Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah bin Mas'ud r.a. katanya: " Seakan-akan saya masih bisa melihat kepada Rasulullahﷺ yang sedang menceriterakan tentang seorang Nabi dari sekian banyak Nabi-nabi shalawatuliah wa salamuhu 'alaihim. Beliau [ambiya'] dipukuli oleh kaumnya, sehingga menyebabkan melukai [ keluar darahnya] dan { Nabi tersebut } mengusap darah dari wajahnya sambil mengucapkan: " (( Ya Allahﷻ ampunilah kaum hamba itu, sebab mereka itu memang tidak mengerti. ))" -Muttafaq 'alaih-
وعن أبي سعيدٍ وأبي هريرةَ - رضي الله عنهما -، عن النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ: (( مَا يُصيبُ المُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ أذَىً، وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوكَةُ يُشَاكُهَا إلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَا ياهُ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
و{الوَصَبُ}: المرض.
أخرجه: البخاري 148/7 ( 5641 )، ومسلم 16/8 ( 2573 ) ( 52 ).
المصائب تكون على وجهين
37.- Dari Abu Said { Al-Hudri } dan Abu Hurairah radhiallahu 'anhuma dari Nabiﷺ, sabdanya: (( "Tidak suatupun yang mengenai seseorang muslim {sebagai mushibah } baik dari kelelahan, { tidak pula sesuatu yang mengenainya yang berupa } kesakitan, juga kesedihan { yang
akan datang ataupun yang lampau } , tidak pula yang berupa hal yang menyakiti { yakni sesuatu yang tidak mencocoki kehendak hatinya }, ataupun kesedihan segala macam dan segala waktunya, sampaipun sebuah duri yang masuk dalam anggota tubuhnya, melainkan
Allahﷻ menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab apa-apa yang mengenainya {yakni sesuai dengan mushibah yang diperolehnya- itu. } )) " - Muttafaq 'alaih -
- Kesakitan apapun yang diderita oleh seseorang mu'min, ataupun bencana dalam bentuk bagaimana yang ditemui olehnya itu dapat membersihkan dosa-dosanya dan berpahalalah ia dalam keadaan seperti itu, tetap bersabar dan tabah
- Sebaliknya jikalau tidak sabar dan uring-uringan serta mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan, maka bukan pahala yang didapatkan, tetapi makin menambah besarnya dosa. Oleh sebab itu jikalau kita tertimpa oleh kesakitan atau malapetaka, jangan sampai malahan melenyapkan pahala yang semestinya kita peroleh.
وعن ابنِ مسعودٍ - رضي الله عنه -، قَالَ: دخلتُ عَلَى النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - وهو يُوعَكُ، فقلت: يَا رسُولَ الله، إنَّكَ تُوْعَكُ وَعْكاً شَدِيداً، قَالَ: (( أجَلْ، إنِّي أوعَكُ كمَا يُوعَكُ رَجُلانِ مِنكُمْ} قلْتُ: ذلِكَ أن لَكَ أجْرينِ؟ قَالَ: {أَجَلْ، ذلِكَ كَذلِكَ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصيبُهُ أذىً، شَوْكَةٌ فَمَا فَوقَهَا إلاَّ كَفَّرَ اللهُ بهَا سَيِّئَاتِهِ، وَحُطَّتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
وَ{الوَعْكُ}: مَغْثُ الحُمَّى، وَقيلَ: الحُمَّى.
أخرجه: البخاري 149/7 ( 5648 )، ومسلم 14/8 ( 2571 ) ( 45 ).
38.- Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: Saya memasuki tempat Nabiﷺ dan beliau sedang dihinggapi penyakit panas. Saya lalu berkata: "Ya Rasulullah,ﷺ sesungguhnya Tuanﷺ dihinggapi penyakit panas yang amat sangat." Beliau kemudian bersabda: " (( Benar, sesungguhnya sayaﷺ terkena {penyakit } panas [ demam] sebagaimana panas [demam] { yang diderita} dua orang dari engkau semua yang menjadi satu. { dua kali lipat sakit panas } " Saya berkata lagi: "Kalau demikian Tuanﷺ tentulah mendapatkan dua kali pahala. ? " Beliauﷺ bersabda: " (( Benar, demikianlah memang keadaannya, tiada seorang Muslimpun { mim zaidah } yang terkena oleh sesuatu kesakitan, baik itu berupa duri { penyakit ringan } ataupun sesuatu yang lebih dari itu, melainkan Allahﷻ pasti menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab mushibah yang mengenainya tadi dan diturunkanlah [ dikurangi] dosa-dosanya sebagaimana sebuah pohon menurunkan [ menggugurkan/menurunkan] daunnya - { jikalau disertai kesabaran. } ))"Alwa'ku yaitu sangatnya panas (dalam tubuh sebab sakit), tetapi ada yang mengatakan panas (biasa).
وعن أبي هريرة - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْراً يُصِبْ مِنْهُ)) رواه البخاري.
* وَضَبَطُوا {يُصِبْ} بفَتْح الصَّاد وكَسْرها.
أخرجه: البخاري 149/7 ( 5645 ).
قرئت على وجهين وكلاهما صحيح ، فمعناها بالكـسر : أن االله يقـدر عليـها لمـصائب حتـى يبتليـه بهـا
أيصبر أميضجر ؟ ومعناها بالفتح : أعم أي يصاب من االله ومن غيره . شرح رياضا لـصالحين لابـن
عثيمين 110/1 .
39.- Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullahﷺ bersabda: " (( Barangsiapa oleh Allahﷻ dikehendaki akan memperoleh kebaikan, maka Allah akan memberikan mushibah padanya { baik yang mengenai tubuhnya, hartanya ataupun apa-apa yang menjadi kekasihnya.} ))" -Riwayat Bukhari -
Para ulama mencatat: Yushab, boleh dibaca fathah shadnya dan boleh pula dikasrahkan, (lalu dibaca yushib).
وعن أنس - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( لا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ المَوتَ لضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فاعلاً، فَليَقُلْ: اللَّهُمَّ أحْيني مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيراً لِي، وَتَوفّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيراً لي)) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
أخرجه: البخاري 156/7 ( 5671 )، ومسلم 64/8 ( 2680 ) ( 10 ).
40. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullahﷺ. bersabda: " (( Janganlah seseorang dari engkau semua itu mengharap-harapkan tibanya kematian
dengan sebab adanya sesuatu kemelaratan [bahaya] yang mengenainya. Tetapi jikalau ia terpaksa harus berbuat demikian maka hendaklah mengatakan: "Ya Allah, tetapkanlah aku hidup selama kehidupanku itu masih merupakan kebaikan untukku dan matikanlah aku apabila kematian itu merupakan kebaikan untukku. ))" - Muttafaq 'alaih)
-
Dengan kalimat taukid agar tidak mengharapkan kematian ( do'a minta mati )apapun penyakit yang diderita , tetapi bisa dengan berdo'a dipilihkan pilihan dengan do'a اللهم أحيني ما كانت الحياة خيرا لي، وتوفني إذا كانت َ الَوَفاة َخيرًا لي
وعن أبي عبد الله خَبَّاب بنِ الأَرتِّ - رضي الله عنه -، قَالَ: شَكَوْنَا إِلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ متَوَسِّدٌ بُرْدَةً([*]) لَهُ في ظلِّ الكَعْبَةِ، فقُلْنَا: أَلاَ تَسْتَنْصِرُ لَنَا ألاَ تَدْعُو لَنا؟ فَقَالَ: (( قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ في الأرضِ فَيُجْعَلُ فِيهَا، ثُمَّ يُؤْتَى بِالمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأسِهِ فَيُجْعَلُ نصفَينِ، وَيُمْشَطُ بأمْشَاطِ الحَديدِ مَا دُونَ لَحْمِه وَعَظْمِهِ، مَا يَصُدُّهُ ذلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَاللهِ لَيُتِمَّنَّ الله هَذَا الأَمْر حَتَّى يَسيرَ الرَّاكبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَموتَ لاَ يَخَافُ إلاَّ اللهَ والذِّئْب عَلَى غَنَمِهِ، ولكنكم تَسْتَعجِلُونَ)) رواه البخاري.
وفي رواية: (( وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً وَقَدْ لَقِينا مِنَ المُشْرِكِينَ شدَّةً)).
أخرجه: البخاري 244/4 ( 3612 ) و56/5 ( 3852 ).
 
نوع من الثياب معروف . النهاية 116/1 .
41. Dari Abu Abdullah, yaitu Khabbab bin Aratti r.a., katanya: "Kita mengadu kepada Rasulullahﷺ. dan beliauﷺ ketika itu meletakkan pakaian [ kemulan] burdahnya { di bawah kepalanya sebagai bantal } dan berada di naungan Ka'bah, kita berkata: Mengapa Tuanﷺ tidak memohonkan pertolongan { kepada Allahﷻ } untuk kita, sehingga kita menang? Mengapa Tuanﷺ tidak berdoa sedemikian itu untuk kita?" Beliauﷺ lalu bersabda:" (( Benar-benar Pernah terjadi terhadap orang-orang sebelummu {yakni zaman Nabi-nabi yang lalu,} yaitu ada seorang yang diambil [ ditangkap] { oleh musuhnya, kerana ia beriman }, kemudian digalikanlah [ditanamkan] tanah untuknya dan ia diletakkan di dalam tanah tadi [dikuburkan] { hidup-hidup } , selanjutnya didatangkanlah sebuah gergaji dan ini diletakkan di atas kepalanya, seterusnya kepalanya itu dibelah menjadi dua. {Selain itu iapun } disisir dengan sisir yang terbuat dari besi yang dikenakan di bawah daging dan tulangnya, semua siksaan itu tidak memalingkan ia dari agamanya {yakni ia tetap beriman kepada Allahﷻ } . Demi Allah, niscayalah Allahﷻ sungguh akan menyempurnakan perkara ini { yakni Agama Islam } sehingga seseorang yang berkendaraan yang berjalan dari Shan'a [ ibukota Yaman ] ke Hadhramaut tidak ada yang ditakuti melainkan { ketakutan } kepada { kemurkaan } Allahﷻ { atau karena takut seperti takut pada serigala } atas kambingnya {sebab takut sedemikian ini lumrah saja } Tetapi engkau semua itu hendak bercepat-cepat saja. )) " - Riwayat Bukhari -
Dalam riwayat lain diterangkan: " (( Beliauﷺ saat itu sedang berkemulan burdahnya, padahal kita telah memperoleh kesukaran [penindasan] yang amat sangat dari kaum musyrikin."
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar yang sekaligus sebagai Informasi dan Diskusi Kita , Bila Belum ada Jawaban Akan secepatnya ditindaklanjuti